Akhirnya ini adalah hari terakhir di Ubud, ada rasa senang dan haru karena sudah melewati lima hari yang menyenangkan di Ubud. Dan tentunya sedih karena saya belum memaksimalkan semua main session festival.
Minggu, 27 Oktober 2019
Jalan-jalan mengelilingi Ubud Setelah mengikuti rangkaian acara UWRF dari Perkenalan Hari Pertama yang Menyenangkan, Hari Kedua yang Mendebarkan, Pengen Salto di Hari Ketiga, hingga Mendapat Pengetahuan Baru di Keempat meski tidak full, saya menyempatkan diri jalan-jalan mengelilingi Ubud bersama keluarga saya. Awalnya kami mau mengunjungi Monkey Forest yang tidak
Pengen Salto Habis Ngisi Materi Workshop di Hari Ketiga UWRF 2019
Akhirnya Hari Kedua UWRF yang mendebarkan pun terlewati, rasanya masih panjaaang sekali perjalanan saya di UWRF dan saya menikmati setiap harinya di sana. Hari Ketiga UWRF ini tak kalah serunya bahkan saya pengen salto, wkwkwk.
Jumat, 25 Oktober 2019
Sebenarnya dari kemaren saya ingin ikut beberapa sesi Main Program. Banyak sebenarnya sesi Main Program yang sangat menarik, tapi beberapa sesi jadwalnya bersamaan, jadi saya harus memilah lagi beberapa yang saya butuhkan. Sayangnya, kemaren karena anak membutuhkan perhatian lebih, jadi saya mengajaknya makan Di sekitar pusat ubud
Hari kedua UWRF yang membuat jantung berdebar
Setelah cukup disibukkan dengan Hari Pertama UWRF, maka Hari Kedua UWRF ini tidak kalah serunya dan mendebarkan.
Kamis, 24 Oktober 2019
Saya sudah mencentang beberapa Main Program yang ingin saya ikuti. Main program ini adalah program utama yang diisi oleh penulis-penulis dari Indonesia maupun luar negeri. Sayangnya, saya tidak mengikuti satu pun.
Mungkin saya terlalu lelah, jadinya pagi hari di hotel saya istirahat dan menemani anak berenang. Jam 10 saya dijemput untuk sesi Main Program : Indonesian Emerging Writers 2019.
Sesi Indonesian Emerging Writers Saya
Hari Pertama Mengikuti UWRF 2019
Selasa, 22 Oktober 2019
Tiba juga saya, suami, dan dua anak saya di bandara Ngurah Rai, Bali, pada pukul delapan malam. Setelah mengambil bagasi, kami segera keluar dari pintu kedatangan. Saya sempat khawatir karena biasanya saat di bandara saya harus mengontak orang yang menjemput saya, tapi dalam acara ini, tidak ada kontak dengan penjemput. Saya hanya diberi panduan untuk menemui panitia dengan baju UWRF (Ubud Writers and Readers Festival) atau seseorang yang berpakaian Bali yang menjemput saya sambil membawa kertas bertuliskan Lita Lestianti.
Saya tidak melihat,
Lebih Mudah Transaksi dengan QR Code
Jaman sekarang ya teknologi sangat berkembang pesat. Inovasi dalam transaksi keuangan pun terus mengalami peningkatan. Jika kasir jaman dulu hanya bisa menerima kartu kredit, kemudian lama-lama jasa pembayaran mulai lebih inovatif, bisa dengan debit card, e-money, ataupun dengan alat EDC.