Tanggal 19 Juli lalu, aku ikut kelas BRT tentang SEO Checklist dengan kak Miftahul. Selama ini, setiap aku menulis artikel sebisa mungkin teori SEO aku lakukan. Ada beberapa artikel di blogku tidak seluruhnya aku terapkan SEO. Biasanya sih ini artikel curhat. Haha. Aku lihat artikel yang ditulis dengan SEO itu lebih banyak view nya dengan artikel tanpa SEO.

Nah, kelas BRT kali ini juga membahas menulis artikel SEO dari pakarnya langsung. Ternyata memang ada beberapa hal yang  berdampak pada blog. Dari kelas BRT bersama Kak Mifta, aku sadar bahwa aku masih banyak kurangnya agar blog bisa muncul di pencarian Google. Mungkin aku akan membahas yang sempat aku catat dalam kelas ini.

Kemampuan dasar Content Writer

Beberapa kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang content writer adalah kreatif, solutif dan memiliki keterampilan teknis. Seorang content writer memang harus dituntut kreatif dalam menulis artikel di blog. Temanya dibuat menarik, judulnya menarik dan isinya juga menarik untuk dibaca. 

Kelas SEO

Nah, kadang aku memang kurang bisa mengemas judul dengan baik atau aku kurang bisa menentukan tema yang kreatif untuk blogku. Dan ini aku masih belajar, sih.

Rata-rata aku menulis artikel blog berdasarkan pengalaman pribadi. Sementara para blogger harusnya menentukan tema dan topik apa yang harus ditulis meskipun bukan pengalaman pribadi tapi orang lain.

Blogger juga harus dituntut paham dengan masalah teknis blog, termasuk juga paham cara kerja search engine. Blogger juga harus paham dengan crawling Google di mana Google bot melihat isi halaman website, apakah blog tersebut bagus atau tidak. Teus blogger juga harus paham tentang indexing artikel blog.

Positioning

Mas Mifta juga menjelaskan tentang Positioning blog kita. Kita harus bisa memahami siapakah audiens untik blog kita. Apakah bapak-bapak, ibu-ibu, ataukah remaja. Audiens itu menentukan positioning blog kita di mesin pencari Google. 

Nah, aku sendiri nggak menentukan siapa nih target utama blogku. Itulah kekuranganku. Kalau aku pikir, mungkin target utama blogku untuk para ibu rumah tangga karena banyak artikel membahas tentang kehidupan ibu rumah tangga. Tetapi target utamaku bisa juga masyarakat umum karena ada juga artikelku yang membahas tentang travelling dan akomodasinya.

Navigasi website

Mas Mifta juga menjelaskan navigasi website itu berkaitan dengan crawling status, website navigation, dan experience. Crawling status ini memastikan google bot bisa masuk untuk membaca semua isi halaman. Tak hanya itu, navigasi website ini bisa dengan linking atau internal link. Internal link ini harus terarah dan bisa membentuk piramida artikel. Blogger juga harus memperhatikan Core Web Vital yang bisa melihat Speed website, readibility halaman dan ketersediaan halaman.

Your money, your life (YMYL)

Dalam membuat tema artikel, kita juga harus tahu tema-tema yang YMYL maksud yang aku tangkap adalah tem apa yang selalu dicari atau hanya tertentu saja. Hal ini berkaitan dengan jumlah view website. Beberapa tema artikel yang tidak selalu dicari seperti Pemenang penghargaan musik, berita tentang olahraga, perjalanan hidup, atau pun reviewer gadget. Artinya hanya dalam tahun ini saja tema tersebut dicari.

Aku baru tahu ini sih. Selama ini aku hanya tahu artikel yang evergreen alias artikel yang selalu dicari orang.

Beberapa tema yang mungkin YMYL atau yang mungkin dicari orang adalah berita cuaca, kecelakaan mobil, cara membersihkan gigi, dll. Beberapa tema yang selalu dicari orang atau YMYL adalah perbankan, industri kesehatan, pendidikan, berita tindak pidana, hukum, farmasi.

E-E-A-T

Menulis artikel dengan konsep E-E-A-T atau Experience-Expertise-Authoritativness-Trustworthiness memang akan menentukan kualitas dari website kita. Nah, dari penjelasan kak Mifta ini, aku paham kenapa akhirnya niche itu diperlukan. 

Tak hanya itu, keahlian seseorang itu penting. Jadi blogku Lestelita ini kan sebenarnya berkaitan dengan pengalaman atau Experience yang aku alami, jadi okelah. Cuma di beberapa artikel, aku juga membahas tentang kesehatan yang sebenarnya juga perlu expertise yang paham tentang artikel tersebut. Jadi aku biasanya menulis tentang pengalamanku saja misalnya ketika anak mengalami bronkitis atau speech delay.

Aku juga punya blog tentang otomotif. Sebenarnya blog itu milik suami yang sudah menganggur lama. Jadi aku coba aktifkan kembali. Masalahnya terkadang aku dapat content placement terkait dengan otomotif itu perlu konfirmasi lebih lanjut ke suami karena memang suami lebih paham otomotif. Tujuannya biar blogku itu bisa lebih dipercaya (trustworthiness). Aku nggak mau aja kalau artikel yang kutulis itu ternyata memberi informasi yang salah. Itu kenapa aku harus selalu crosscheck dulu sama ahlinya.

Membangun Audiens yang loyal

Selanjutnya, Mas Mifta juga menjelaskan tentang membangun audiens yang loyal. Beberapa cara membangun audiens yang loyal bisa dengan membuat konten yang menarik, interaktif, konsistensi dan memiliki nilai tambah.

Tips menulis blog


Eh, ternyata, selama ini aku kurang interaktif dengan audiensku padahal harusnya aku bisa lebih interaktif. Jadi beberapa artikelku memang banyak sekali yang komen. Pertanyaannya itu sebenarnya hampir sama semua. Dan aku kadang tidak punya waktu untuk membalas komentar pembaca. Pada akhirnya, aku mengupdate kembali beberapa informasi yang sering ditanyakan di komentar. Sedangkan beberapa komentar yang lain jarang aku balas. Huwwaaa.. maafkan. Maafkan.

Checklist EO

Kak Mifta juga membagikan beberapa check list SEO. Sebenarnya daftar tersebut tidak perlu dilakukan semua. Ambil sebagian saja. Lebih banyak lebih bagus.

Checklist SEO

Selama sesi persentasi ini juga sesi tanya jawab, terus terang anakku kadang bisa diajak kompromi, kadang yaaa begitu. Beberapa bagian aku tidak bisa mengikuti dengan baik. Beberapa informasi hanya aku terima sepotong-potong yang akhirnya tidak bisa aku rangkai. Dahlah, jadinya segini informasi yang bisa aku share dari kelas BRT bersama kak Mifta. Sekian dulu cerita saya yang berasa banget banyak kurangnya. Pantas aja blogku gitu-gitu aja. Semoga bisa jadi lebih baik lagi. Makasih banyak BRT dan Kak Mifta.

Read More
Sudah lama, aku tidak beli perhiasan lagi. Terakhir, suami memberiku perhiasan untuk mahar pernikahan. Namun, entah mengapa perhiasan itu lebih baik aku simpan daripada terlihat banyak orang karena aku tipe orang yang ceroboh. Bagi kalian yang menyukai perhiasan dan terbiasa menggunakan perhiasan, coba baca artikelku tentang perhiasan ini.

Beli berlian lab

Perhiasan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan seorang wanita. Perhiasan sering kali menjadi bagian dari identitas yang ingin ditampilkannya, berfungsi sebagai ajang mengekspresikan diri dan menunjukkan siapa dirinya. Dengan perhiasannya, seorang wanita bisa bercerita banyak tentang dirinya, seperti kesuksesan, kepribadian, atau pencapaiannya. Well, that's why aku lebih suka menyimpan perhiasanku. Hehe.

Perhiasan juga lebih dari sekadar benda fisik. Di balik setiap bagiannya terdapat kenangan, cinta, passion, kebanggaan, ekspresi diri, dan keindahan. Setiap perhiasan merupakan simbol dari sesuatu yang istimewa bagi wanita yang memilikinya. Saking istimewanya karena perhiasan dari suami adalah mas kawin, aku takut kehilangannya. Haha.

Cincin pernikahan melambangkan cinta dan komitmennya kepada pasangannya. Perhiasan tersebut bukan hanya sebagai pemberian, tetapi juga merupakan simbol cinta yang nyata dan abadi. Dengan hadiah istimewa ini, dia tidak hanya dapat memakainya, tetapi juga merayakan perasaan cintanya. Persis yang aku rasakan.

Perhiasan banyak macamnya. Salah satu perhiasan paling prestisius dan glamor adalah berlian. Berlian ini adalah jenis perhiasan yang diimpikan oleh banyak wanita. Berlian itu abadi, tidak ada wanita yang bisa menafikan pesonanya.

Pesona Berlian Lab Dibanding Berlian Tambang

Banyak orang mengira bahwa berlian hanya bisa diperoleh melalui penambangan. Namun kini, berlian sudah dapat dikembangkan di laboratorium. Berlian lab dibuat dengan teknologi yang mereplikasi pembentukan berlian di dalam Bumi, dengan tekanan tinggi dan suhu seperti pada kondisi mantel Bumi di mana berlian alami ditemukan.

Berlian sol et terre

Beberapa kelebihan Berlian Lab yang menjadi pilihan tepat untuk berinvestasi adalah:

Berlian Lab dan Berlian Alami Terlihat Sama

Berlian lab berkualitas tinggi terlihat sama dengan berlian alami sehingga banyak orang tidak bisa membedakannya. Bahkan ahli permata yang sangat terlatih pun tidak dapat membedakan keduanya tanpa pengujian menyeluruh karena keduanya memiliki struktur molekul yang sama.

Berlian Lab Harganya Lebih Rasional

Proses pembuatan berlian lab tidak memakan waktu lama, sehingga harganya lebih rasional. Berlian lab biasanya dijual dengan harga 30 hingga 40% lebih terjangkau dibandingkan berlian hasil tambang. Dengan kualitas yang sama, harga berlian lab ini tentu sangat menguntungkan.

Berlian Lab Lebih Baik bagi Lingkungan

Tambang berlian sering menyebabkan kerusakan lingkungan yang besar dan sering kali bersinggungan dengan konflik di negara berkembang. Berlian lab dibuat menggunakan sumber daya yang relatif sedikit dan diproduksi secara terkontrol dengan dampak lingkungan yang kecil atau tanpa dampak sama sekali.

Berlian Lab Sempurna untuk Apapun

Lab grown diamond dapat dibentuk menjadi apapun sehingga cocok untuk penggunaan sehari-hari. Bahan ini mudah dibersihkan dan sangat tahan lama. Jadi, jika menginginkan tampilan dan nuansa perhiasan berlian alami dengan harga terjangkau dan potongan yang luar biasa, berlian lab adalah pilihan yang tepat.

Hal yang Perlu Diperhatikan saat Membeli Berlian Lab

Seperti berlian alami, nilai Berlian Lab juga didasarkan pada berbagai faktor seperti potongan, kualitas, kejernihan, berat karat, sertifikasi, dan permintaan pasar. Penting untuk berinvestasi pada berlian berkualitas tinggi dari brand terpercaya untuk memastikan nilai jual kembali yang tinggi dan keuntungan investasi yang lebih baik.

Berlian Berkualitas di Sol et Terre

Yang jangan sampai terlupakan adalah pilihlah perhiasan yang sesuai dengan preferensi pribadi sehingga memberikan kepuasan saat memakainya. Dengan berlian lab, kita bisa menekan budget tanpa harus mengorbankan penampilan.

Berlian Lab Sol et Terre

Toko perhiasan terkemuka yang menyediakan berbagai jenis perhiasan adalah Sol et Terre (baca: sol e ter). Koleksi Sol et Terre lengkap untuk berbagai acara karena desain yang simpel, elegan, dan timeless. 

Salah satu produk berlian yang cantik dari Sol et Terre adalah Hoop Earrings with Pear Diamond, anting emas yang cantik dengan berlian.

Untuk katalog lengkap, kalian dapat mengunjungi Instagram @sol.et.terre ya!
Read More
GLN 2024

Sebelum pengumuman Sayembara GLN 2024, aku cukup deg-degan menanti pengumuman. Sering bertanya-tanya, aku masuk apa nggak, ya?

Untuk jenjang B3, aku emang berusaha maksimal banget ngerjainnya. Mulai dari teks yang berima, tokoh yang tidak biasa, dan judul yang kubuat agak berbeda–menurutku. Sedangkan jenjang D, aku sering berpikir, Ah, harusnya bisa kutulis begini dan begitu.

Apalagi setelah melihat status Kak Ary Nilandari di FB tentang menulis novel untuk remaja. Aku udah mengira kalau beliau itu juri novel jenjang D. Di satu statusnya, aku merasa naskahku yang dikritisi. Soalnya kok mirip naskahku–GR banget, Bund. Dan saat itu aku batin, “Wah, gagal, deh, ini.” Setelah baca itu. aku nggak yakin bisa lolos pada jenjang D. Haha.

Hari Pengumuman GLN 2024 

Sampai Hari H, pengumuman tak kunjung muncul di website. Tak ada ramai-ramai juga ucapan selamat di grup kepenulisan cuma satu grup ramai banget membahas GLN yaitu grup wa FLP yang ikut GLN. 

Karena aku agak insecure dan membuat hati cemas akhirnya aku leave grup wa. Haha.. 

Tenang, deh. 

Sampai malam, tak ada juga keramaian di medsos tentang pencapaian diri di Sayembara GLN. Oh, berarti belum pengumuman, pikirku. Saat aku sedang menulis–30 hari menulis dari NAD–sekitar jam 11 malam, aku iseng buka website Badan Bahasa Kemdikbud.

Aku ikut dua kategori di jenjang B3 dan jenjang D. Pas lewat jenjang B3 ternyata namaku tidak ada. Pada saat tahu tidak ada namaku. Dalam hati berkata, "yah, gagal lagi. Nggak bakat kali, ya, nulis picbook. Wkwkwk." 

Ternyata yang aku kira udah maksimal ternyata gagal. 

Bagaimana dengan jenjang D?

Pas scroll ke bawah di jenjang D ternyata namaku ada!

Allahuakbar.



Rasanya lega dan juga penasaran. Ini juri serius nggak salah ambil judul? Haha. Meskipun merasa dikritisi di status juri, aku mulai memikirkan sepertinya ini harus difokuskan ke satu karakter.

Aku melanjutkan menulis 30HM dari NAD. Semalam itu, aku tidak bisa tidur. Bergulat dengan pemikiran bagaimana anak-anakku nanti saat aku berangkat pertemuan penulis?

Aku sudah memikirkan rencana akan dititipkan utinya di malang bersama ayahnya.

Besoknya, aku mengabarkan pada suami dan ilustratorku yang juga adik iparku bahwa aku lolos. Sudah bisa dipastikan bahwa setelahnya adalah hari-hari yang menyenangkan, membingungkan dan juga menyedihkan karena gagal B3.

Memang belum diizinkan saja sama Allah, pikirku. Mungkin dari jenjang D ini aku bisa mengajak orang dalam kebaikan dan mencegah kemungkaran. Yang aku bahas dalam novelku di jenjang D ini terkait food waste dan fast fashion.

Yang intinya, tidak boleh buang-buang makanan dan tidak boleh boros membeli pakaian. Dalam Islam memang diajarkan untuk makan secukupnya karena bisa saja ada keberkahan di sisa makanan terakhir (kecuali tulang ya). Begitu juga dengan membeli pakaian yang tidak berlebih-lebihan.

Esoknya, grup dan media sosial sudah ramai dengan pengumuman GLN. Beberapa grup wa sudah mengucapkan selamat. Dulu, saat GLN 2017, aku pun tahunya dari grup wa karena di-mention. Jadi intinya nggak usah cari pengumumannya. Cukup menunggu disebutkan di grup nomor kita berarti lolos. Wkwkw. Kalau nggak disebut berarti gagal (sudah terjadi di tahun-tahun sebelumnya). Hehe.

Aku menahan- nahan diri untuk tidak publikasi ke media sosial karena aku pernah di pihak yang mengalami kegagalan. Hiks.

Proses Menyelesaikan Naskah

Itu juga aku sempat galau karena kata panitia harus menunggu revisi dari juri dulu. Sedangkan waktu sudah berjalan dan revisi belum keterima. Revisi dari juri dikirimkan beberapa hari sebelum pertemuan.

Beberapa malam aku begadang untuk menyelesaikan novelku karena saat sayembara hanya 8 halaman pertama dan contoh 1 ilustrasi yang dikumpulkan termasuk outline. Setelah pengumuman aku langsung mengejar 15 bab yang akhirnya berubah dikit. Sampai H -1 naskahku baru selesai. Aku minta ilustrator untuk mengerjakan layout atau pengatakan di Indesign. Dan ini ilustratorku sport jantung karena belum pernah pakai InDesign jadi masih meraba-raba. Alhasil baru selesai mepet jam 7 malam tanggal 27 Juni 2024 padahal kata panitia jam 7 malam itu terakhir. Di jam itu aku baru landing. Bagaimana bingungnya ilustratorku. Wkwkwk.

Aku teruskan saja email naskah format pdf dan Indesign itu ke panitia. Udah nggak ada waktu cek-cek lagi. Soalnya kan nanti dipresentasikan dan akan diberikan review lagi jadi akan ada revisi-revisi selanjutnya.

Bagaimana dengan Anak-Anak?

Sebenarnya masalah di luar itu adalah memastikan bahwa anak-anak ini ada yang jaga. Jadi aku pastikan jadwal kerja suamiku tidak bentrok.

Aku bahkan sempat memilih opsi naik mobil karena sebelum berangkat kami akan ke Semarang. Dari Semarang naik mobil ke Jakarta. Tapi akhirnya batal karena pasti terasa melelahkan dengan dua sopir dan 3 anak-anak.

Jadinya anak-anak aku titipkan di Malang sama utinya. Ternyata agak susah menentukan jadwal suami di akhir semester. Aku kira bakal tidak mengajar lagi ternyata masih ada rapat-rapat, bimbingan dan ujian mahasiswa yang mengejar akhir semester.

Aku memutuskan membeli tiket berangkat dari Surabaya sore hari. Aku izin telat datang ke tempat acara karena harus menjaga anakku dulu.

Bela-belain datang sore eh ternyata pertemuan yang malam hari diminta untuk revisi mandiri. Yah, tahu gitu aku datang tengah malam atau pagi-pagi banget. Haha.

Kejadian sore sebelum berangkat ke bandara emang seru banget. Ditambah lagi ternyata delaynya setengah jam. Ih, kan. Gemes.

sensor

Behind the scene harus dirahasiakan biar tidak jadi konsumsi publik yang bisa mengancam kehidupan saya dan keluarga. Wkwkwk.

Udahlah. Yang penting aku sudah sampai Jakarta dan anakku sudah bersama tantenya karena suami tidak jadi berangkat hari itu.

Pertemuan Penulis GLN 2024 di Hari Pertama

Karena aku datang terlambat, aku tidak ikut acara pembukaan. Tapi aku mengikuti lewat zoom karena disediakan ruang zoom bagi ilustrator yang ingin mengikuti. Beda banget ketika GLN 2017 dan 2018 yang tidak disediakan ruang Zoom. Pandemi benar-benar mengubah pertemuan jarak jauh jadi terasa dekat.

Sampai bandara Halim Perdana Kusuma maunya aku naik grab atau gocar tapi antrinya banyak banget. Akhirnya aku naik taksi bandara yang lumayan mahal. Yaudah deh, wong diganti juga, pikirku. Tapi aku pastikan dulu kalau aku dapat struk untuk bukti reimburse.

Setelah sampai hotel bintang 5 itu–MasyaAllah nikmat mana yang harus aku dustakan, semoga aku tidak menyia-nyiakan uang negara, hiks–aku langsung menemui panitia untuk mengurus administrasi dan segala macam. Bertemu dengan teman dan sudah tak minat lagi untuk makan.

Teman sekamarku sudah chat WA aku semenjak di bandara. Jadi aku udah tahu nomor kamar. Beberapa teman sempat keliru naik Lift karena beda gedung. Sedangkan aku ada di tower building.

Eh, aku lupa dong minta akses ke dalam kamar soalnya Lift nya harus pakai kartu kamar. Wkwkw. Akhirnya aku numpang orang yang mau ke lantai atas. Baru deh bisa naik.

Sampai kamar aku takjub dengan kaca-kaca gedung-gedung pencakar langit di depanku yang masih menyala. Untuk review kamar hotel Le Meridien sudah aku tulis juga. 

View hotel Le Meridien Jakarta

Setelah berkenalan dengan teman sekamar, Mbak Linda Nurhayati, aku pun mandi dan segera istirahat untuk menghadapi pertemuan GLN 2024 hari kedua esok hari bersama mentor yang pasti banyak ilmu tentang novel GLN Jenjang D yang akan aku dapatkan.

Read More

Follower