Kalian ngerasa nggak sih, semenjak Covid-19, lingkungan kerasa nggak baik-baik saja? Entah kenapa aku ngerasa banyak sekali kabar tetangga, teman, keluarga jadi mudah sakit. Sebenarnya sakitnya pun nggak berat tapi cukup mengkhawatirkan. Penyakit pun jadi bermacam-macam.

Setiap aku melihat banyak sekali orang yang sakit di klinik tempat berobat, aku berpikir, “selain dokter, tenaga farmasi ini pasti diperlukan banyak banget. Apalagi di tengah-tengah kondisi lingkungan yang mulai tidak jelas ini.”

Aku jadi teringat dengan pilihan kedua dulu waktu SPMB tahun 2006 (sekarang SNMPTN) itu farmasi tapi GAGAL. Mungkin nggak sadar diri karena pilihannya ketinggian. Haha. Pilihan pertamaku kedokteran UB. Pilihan kedua farmasi Unair. Pilihan ketiga Akuntansi UB. Dan yang lolos Akuntansi UB.

Sayangnya, aku masih belum sreg dengan jurusan akuntasi itu akhirnya aku pilih tes mandiri lain dan memilih menjadi mahasiswa Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota UB. Haha.

Eh ternyata ada temenku di tahun 2006 yang lolos di Farmasi Bahan Alam di kampus terkenal di Yogya. Di zaman dulu kan masih pada obat kimia kebanyakan. Sekarang jurusan itu mulai tren dan dikenal dengan jurusan farmasi bahan alam/organik.

Menurut informasi dari sohib SMA-ku sekaligus dosen lulusan farmasi mengatakan bahwa kampus farmasi di Indonesia cukup banyak sehingga kampus-kampus tidak dibuka lagi jurusan farmasi. Namun, kampus-kampus itu membuka jurusan farmasi yang lebih spesifik, misalnya farmasi klinis dan komunitas, farmasi organik, dan lain sebagainya.

Mungkin ini memang pilihan terbaik, karena aku pun baru tahu kehidupan pekerjaan di dunia farmasi pun tidak mudah. Salah-salah kasih resep bisa berbahaya bagi nyawa orang. Hehehehe.

Jadi apoteker

Apa itu Farmasi?

Sebenarnya apa sih farmasi jtu? Farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang obat-obatan. Ilmu farmasi termasuk dalam bidang kesehatan dan terapan dari ilmu kedokteran, kimia dan biologi.

Nah, karena aku pilihan utamanya kedokteran jadi aku memilih pilihan keduanya yang masih berkaitan dengan ilmu kedokteran yaitu farmasi, bukan biologi, keperawatan atau kebidanan. Karena pekerjaan farmasi kan nggak jauh dari pekerjaan dokter.

Kuliah Farmasi

Kalau zamanku dulu waktu mau SPMB, kuliah farmasi hanya satu jurusan farmasi. Sekarang, jurusan farmasi dipecah-pecah lagi. Di beberapa kampus, farmasi dijadikan fakultas sendiri dan memiliki beberapa jurusan/program studi cabangnya, seperti biologi farmasi, farmasetika, kimia farmasi, farmakologi dan farmasi klinik. Ada juga kampus yang memiliki jurusan S1 pendidikan apoteker seperti Unair saat ini. Kuliah farmasi juga nggak hanya di jenjang S1 tapi juga di jenjang diploma (D3/D4).

Lulusan farmasi kerja apa?

Mungkin ada yang bertanya-tanya, lulusan farmasi jadi apa setelah lulus? Memang lulusan farmasi paling banyak menjadi apoteker. Apoteker pun bisa bekerja di rumah sakit, dinas kesehatan, puskesmas, klinik, industri farmasi dan apotek.

Organisasi apoteker pafi


Namun, sebenarnya masih ada pekerjaan lainnya selain apoteker, seperti:

1. Tenaga pengajar/dosen

Untuk menjadi dosen, lulusan farmasi harus mengambil kuliah S2 di bidang yang sama. Menjadi dosen farmasi memiliki peluang terbuka untuk mengetahui perkembangan keilmuan terbaru mengenai farmasi.

2. Peneliti

Jika dosen juga berperan sebagai peneliti, untuk profesi peneliti bidang farmasi ini biasa bekerja di lembaga riset nasional dan memiliki pengetahuan perkembangan terbaru mengenai farmasi.

3. Tim quality management

Lulusan farmasi bisa bergabung dengan perusahaan obat, makanan atau kosmetik yang harus mengecek kadar dan kualitas produk.

4. Product Development Specialist

Seorang lulusan farmasi bisa bekerja sebagai product development specialist di perusahaan. Pekerjaannya bisa melakukan penelitian produk dan merancang produk yang disesuaikan dengan permintaan pasar.

5. Staf regulasi

Lulusan farmasi juga bisa bekerja menjadi staf regulasi di perusahaan atau instansi. Dalam membuat setiap produk obat, makanan atau kosmetik, perusahaan harus mematuhi peraturan yang berlaku. Disinilah dibutuhkan lulusan farmasi untuk memahami standar produk sesuai peraturan.

Lulus S1 Farmasi apakah langsung jadi apoteker?

Setelah lulus S1 Farmasi sayangnya belum bisa langsung jadi apoteker. Lulusan farmasi harus mengambil kuliah profesi apoteker lagi selama satu tahun untuk mendapat gelar apoteker. Dan setelah menjadi apoteker juga diharuskan memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) yang harus diperbarui setiap tiga tahun, sedangkan Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) berlaku untuk seumur hidup dan dikeluarkan oleh kementerian kesehatan.

Bedanya, kuliah farmasi di jenjang S1 bisa menjadi apoteker setelah mengikuti kuliah profesi apoteker sedangkan kuliah farmasi di jenjang D3/D4 akan menjadi asisten apoteker. Jika ingin menjadi apoteker harus lanjut S1 dulu kemudian lanjut kuliah profesi apoteker.

Kesimpulan

Waktu itu memang sedih karena nggak lolos jurusan yang diiginkan tapi aku yakin sih memang itu jalan yang terbaik. Allah memang tidak berkehendak aku menjadi dokter atau apoteker. Alhamdulillah ‘ala kulli hal. 

Ternyata memang prosesnya panjang menjadi seorang apoteker. Cuma bagi kalian yang memang bercita-cita jadi apoteker, saranku belajar yang bener aja ya dan pantang menyerah, hehehe. 
Read More

Follower