Hindari Penyebab Speech Delay pada Anak Usia 2 Tahun

No Comments
Bismillah.
Setelah tahu apa itu arti speech delay, tanda speech delay dan apakah speech delay bisa disembuhkan atau tidak, selanjutnya artikel ini aku akan membahas penyebab anak mengalami keterlambatan bicara atau speech delay anak 2 tahun. Penyebab speech delay pada anak ini tentu berbeda-beda setiap individu. Tidak semua anak mengalami semua tanda-tanda speech delay seperti yang disebutkan di bawah ini. 

Penyebab speech delay

Penyebab-penyebab Speech delay pada anak 2 tahun

Ada penyebab yang Mom bisa hindari dan ada yang tidak bisa Mom hindari. Di artikel ini aku coba sebutkan semua penyebab speech delay pada anak usia 2 tahun.

Faktor Genetik

Beberapa kasus keterlambatan bicara dapat disebabkan oleh faktor genetik atau riwayat keluarga, di mana anak mungkin memiliki kecenderungan mengalami perkembangan bicara yang lebih lambat karena faktor keturunan. 

Jika salah satu anggota keluarga besar dari bapak atau ibu yang memiliki riwayat keluarga yang memiliki masalah berbahasa, seperti gagap, disleksia, atau terlambat bicara, risiko anak mengalami speech delay akan lebih besar.

Gangguan Pendengaran

Salah satu penyebab speech delay adalah masalah pendengaran. Anak yang mengalami gangguan pendengaran membuat anak hanya bisa mendengar dengan volume tertentu. 

Masalah pendengaran, seperti infeksi telinga berulang atau gangguan pendengaran lainnya, dapat mempengaruhi kemampuan anak dalam memahami dan meniru kata-kata dengan benar.

Kelahiran Prematur

Anak yang lahir prematur mungkin memiliki risiko lebih tinggi mengalami keterlambatan bicara karena sistem saraf dan organ-organ lainnya belum sepenuhnya matang pada saat kelahiran.

Pada masa perkembangan normal, otak dan sistem saraf anak mengalami pertumbuhan dan pengembangan yang kompleks. Prematuritas dapat memengaruhi perkembangan otak, terutama bagian yang bertanggung jawab untuk kemampuan berbicara.

Faktor-faktor yang dapat berkontribusi terhadap speech delay pada anak prematur meliputi ketidakmatangan sistem saraf pusat, risiko perdarahan intraventrikular yang memengaruhi otak, dan kebutuhan perawatan intensif di inkubator yang dapat memengaruhi interaksi dan stimulasi lingkungan yang dibutuhkan untuk perkembangan bicara.

Studi juga menunjukkan bahwa prematuritas dapat memengaruhi struktur otak yang terlibat dalam bahasa, seperti korteks prefrontal dan area yang terkait dengan pengolahan sensorimotor, sehingga menyebabkan keterlambatan dalam perkembangan bicara dan bahasa pada anak prematur.

Gangguan perkembangan bahasa atau komunikasi

Beberapa anak mungkin mengalami gangguan khusus dalam perkembangan bahasa atau komunikasi, seperti gangguan spektrum autis atau gangguan perkembangan bahasa.

Autisme memiliki dampak kompleks pada perkembangan anak, termasuk keterlambatan bicara. Beberapa penjelasan ilmiah mengenai hubungan antara autisme dan speech delay melibatkan faktor-faktor neurobiologis dan neuroperilaku.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak dengan autisme dapat mengalami ketidakseimbangan dalam kadar neurotransmitter, seperti serotonin dan dopamin, yang memainkan peran dalam regulasi fungsi otak termasuk bahasa.

Anak dengan autisme dapat mengalami keterbatasan dalam koneksi otak, terutama di area yang terlibat dalam pemahaman bahasa dan keterampilan sosial. Hal ini dapat menyulitkan proses belajar dan penggunaan bahasa.

Anak dengan autisme sering mengalami gangguan sensorik, di mana respons terhadap rangsangan sensorik seperti suara, cahaya, atau sentuhan mungkin berbeda. Keterlibatan berlebihan atau kurangnya respon terhadap rangsangan ini dapat memengaruhi fokus dan partisipasi anak dalam situasi komunikatif.

Banyak anak dengan autisme mengalami kesulitan dalam memproses informasi auditif dan visual. Ini dapat menyebabkan kesulitan dalam memahami dan merespons ucapan verbal, menghambat perkembangan bahasa.

Penting untuk dicatat bahwa sifat autisme sangat heterogen, dan tidak semua anak dengan autisme mengalami speech delay dengan tingkat keparahan yang sama. Penanganan yang dini dan disesuaikan dengan kebutuhan individual anak dapat membantu memitigasi dampak keterlambatan bahasa pada anak dengan autisme.

Kurangnya Stimulasi Bicara

Anak yang tidak mendapatkan stimulasi bicara yang memadai, baik melalui interaksi dengan orang tua atau lingkungan sekitar, dapat mengalami keterlambatan dalam pengembangan kemampuan berbicara mereka.

Kurangnya stimulus pada tahap-tahap kritis perkembangan anak dapat memengaruhi perkembangan bicara mereka secara ilmiah.

Pada masa perkembangan awal, otak anak mengalami pertumbuhan dan pengembangan yang pesat. Stimulasi dari lingkungan memberikan sinyal dan memicu perkembangan sinaptik, yang penting untuk konektivitas otak yang optimal. Kurangnya stimulus dapat menghambat proses ini.

Plastisitas otak merujuk pada kemampuan otak untuk beradaptasi dan mengubah strukturnya sebagai respons terhadap pengalaman dan rangsangan. Stimulasi yang cukup dan bervariasi dapat memicu plastisitas otak yang mendukung perkembangan bahasa.

Anak-anak memerlukan interaksi sosial untuk mengembangkan keterampilan komunikasi verbal dan nonverbal. Kurangnya interaksi dengan orang dewasa atau teman sebaya dapat menghambat perkembangan kemampuan berbicara, karena interaksi tersebut memainkan peran penting dalam pembelajaran bahasa.

Lingkungan yang kaya dengan stimulus memberikan anak kesempatan untuk mengamati dan meniru model peran. Interaksi dengan orang dewasa yang berbicara dan memberikan contoh bahasa membantu anak dalam memahami struktur dan penggunaan bahasa.

Mendengar dan merespons suara-suara sekitar adalah elemen penting dalam perkembangan bahasa. Kurangnya stimulus auditif, seperti percakapan dan suara sehari-hari, dapat menghambat pengembangan kemampuan mendengar dan berbicara.

Anak belajar berbicara melalui percakapan dan interaksi yang melibatkan vokalisasi resiprokal (balasan terhadap suara). Lingkungan yang kurang memberikan kesempatan untuk vokalisasi ini dapat menyulitkan anak untuk mengembangkan keterampilan berbicara.

Stimulasi motorik dan sensorik juga berperan dalam perkembangan bahasa. Aktivitas fisik dan permainan membantu mengembangkan koneksi antara gerakan tubuh dan perkembangan keterampilan bicara.

Dengan demikian, kurangnya stimulus pada periode kritis perkembangan dapat menghambat kemampuan anak untuk memahami, merespon, dan akhirnya menggunakan bahasa. Penting untuk menyediakan lingkungan yang kaya akan stimulus untuk mendukung perkembangan bahasa anak secara optimal.

Terlalu lama terpapar gadget

Paparan yang berlebihan terhadap gadget pada anak-anak dapat memiliki dampak negatif pada perkembangan bicara mereka.

Gadget seringkali menjadi perangkat individual yang membuat anak cenderung berinteraksi dengan layar daripada berkomunikasi langsung dengan orang di sekitarnya. Interaksi sosial langsung adalah aspek penting dalam perkembangan kemampuan berbicara dan keterampilan komunikasi.

Pada umumnya, gadget menyajikan informasi dalam format visual dan auditif tanpa memberikan kesempatan bagi anak untuk merespons secara aktif dengan berbicara. Kurangnya stimulasi bicara dalam interaksi dengan gadget dapat membatasi pengembangan keterampilan berbicara anak.

Paparan gadget sebelum tidur dapat mengganggu pola tidur anak, dan hal ini telah dikaitkan dengan masalah perkembangan bahasa. Kualitas tidur yang buruk dapat mempengaruhi daya ingat, perhatian, dan kemampuan anak untuk belajar, termasuk perkembangan bahasa.

Waktu yang dihabiskan di depan layar gadget dapat mengurangi waktu anak untuk berpartisipasi dalam aktivitas fisik dan sensorik yang mendukung perkembangan bahasa. Aktivitas fisik dan sensorik juga memberikan stimulus penting untuk pengembangan otak dan keterampilan motorik, yang berkaitan dengan perkembangan bahasa.

Paparan berlebihan terhadap stimulus visual dan auditif dari gadget dapat mempengaruhi pemrosesan sensorik anak, termasuk respons terhadap suara sekitar dan kemampuan untuk fokus pada informasi verbal yang diberikan secara lisan.

Isi yang ditampilkan di gadget mungkin tidak selalu menjadi model peran yang optimal dalam penggunaan bahasa dan komunikasi. Kurangnya konteks kehidupan nyata dalam konten gadget dapat memengaruhi bagaimana anak memahami dan menggunakan bahasa.

Oleh karena itu, penting untuk mengelola waktu yang dihabiskan anak di depan gadget, memastikan interaksi sosial langsung yang cukup, dan menyediakan lingkungan yang mendukung perkembangan bahasa dan keterampilan komunikasi.

Gangguan fungsi oromotor dan struktur pada mulut

Gangguan fungsi oromotor pada mulut, yang melibatkan masalah dengan otot-otot yang terlibat dalam gerakan mulut dan wajah, dapat mempengaruhi perkembangan bicara secara ilmiah. Otot-otot di sekitar mulut, lidah, dan rongga mulut memainkan peran kritis dalam produksi suara dan pengaturan aliran udara yang diperlukan untuk membentuk suara-suara konsonan dan vokal. Gangguan oromotor dapat menghambat kemampuan anak untuk mengkoordinasikan gerakan-gerakan ini dengan tepat.

Gangguan oromotor dapat menyebabkan kesulitan dalam pembentukan suara dan gerakan mulut yang diperlukan untuk memproduksi bunyi-bunyi bahasa. Hal ini dapat menghambat kemampuan anak untuk mengucapkan suara-suara konsonan dan vokal dengan jelas.

Oromotorik yang kurang efisien dapat memengaruhi kemampuan anak untuk menguasai artikulasi dan fonologi, yaitu kemampuan untuk menghasilkan dan memahami bunyi-bunyi bahasa. Gangguan oromotor dapat menyebabkan kesulitan dalam menghasilkan bunyi-bunyi bahasa yang diperlukan untuk perkembangan bicara yang tepat.

Gangguan oromotor juga dapat memengaruhi koordinasi motorik halus, yaitu kemampuan untuk mengendalikan gerakan-gerakan halus dan presisi di dalam mulut. Hal ini penting untuk pembentukan suara-suara konsonan dan vokal yang akurat.

Oromotorik yang baik melibatkan gerakan lidah dan rahang yang terkoordinasi dengan baik. Gangguan ini dapat menyebabkan kesulitan dalam melakukan gerakan yang diperlukan untuk membentuk bunyi-bunyi bahasa tertentu.

Koordinasi yang tepat antara otot-otot oromotor juga penting untuk mengatur aliran udara yang dibutuhkan untuk menghasilkan suara. Gangguan oromotor dapat menyebabkan ketidakstabilan dalam pengaturan aliran udara yang dapat mempengaruhi perkembangan bicara.

Dengan memahami keterkaitan antara fungsi oromotor dan perkembangan bicara, intervensi yang tepat dan dini dapat membantu anak mengatasi gangguan oromotor dan mendukung perkembangan bahasa yang optimal.

Dari beberapa penyebab keterlambatan bicara pada anak 2 tahun itu bisa aku ketahui apa yang membuat anakku emngalaki speech delay. Beberapa riwayat di keluargaku memang ada yang mengalami speech delay dan ada yang disleksia. Namun, mereka sudah lancar bicara di usia SD dan gak perlu terapi lagi. Selain itu, katanya menyusui itu bisa melatih otot-otot mulut. Meakipun anakku full menyusui sampai 2 tahun, toh sampai sekarang juga masih belum lancar bicaranya.

Ada yang bilang lagi karena MPASI nya tidak lancar, maka bisa memengaruhi otot mulut. Anakku termasuk anak yang susah makan saat usia MPASI jadi dia sering aku kasih makanan lembut terus jadi otot mulutnya kurang terlatih meskipun dia lebih suka makan finger food walau nggak banyak.

Dan lagi karena anakku beberapa kali di usia kurang dari 2 tahun sudah terpapar gadget dan tivi karena lingkungan sekitar jadilah dia semakin sulit bicara. Belum lagi stimulus yang aku berikan kurang lengkap beda dengan dua anakku sebelumnya. Semakin menjadi-jadi saja speech delay yang dialami anakku.

Kalau Mom kira-kira penyebab anak speech delay apa ni? Boleh dishare ya...

Nanti aku akan tuliskan juga artikel tentang terapi wicara dan stimulasi untuk anak speech delay.
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 comments

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung dan memberi komentar.

Follower