Kebakaran hutan memiliki berbagai dampak negatif, termasuk kerugian biodiversitas, pelepasan gas rumah kaca, degradasi lahan, dan masalah kesehatan masyarakat akibat asap yang dihasilkan. Upaya pencegahan dan penanganan kebakaran hutan sangat penting untuk melindungi lingkungan dan kesejahteraan manusia serta mengurangi dampaknya.
Hutan yang terbakar melepaskan gas rumah kaca yang mengakibatkan pemanasan global |
Dampak Kebakaran Hutan dan Lahan
Kebakaran hutan dan lahan itu memang tidak hanya terjadi di beberapa pulau di Indonesia, bahkan di luar negeri juga sering terjadi kebakaran hutan meskipun penyebabnya berbeda.
Kebakaran di hutan boreal Kanada lebih dominan disebabkan oleh curah hujan, kekeringan dan petir, maka di negara seperti Amerika Selatan disebabkan oleh aktivitas manusia.
Di Afrika, kebakaran hutan terjadi sebagai akibat dari aktivitas pembukaan lahan untuk kegiatan pertanian.
Dan semua kejadian kebakaran hutan dan lahan memberikan dampak yang mengerikan bagi makhluk hidup.
Spot kebakaran hutan di seluruh dunia |
Kematian manusia
Teman-teman, ngikutin berita kebakaran 8 Agustus di Maui, Hawaii nggak? Ngeri banget. Kebakaran ini berawal dari kebakaran hutan yang melanda pulau tersebut.
Menurut Organisasi Pengelolaan Kebakaran Hutan Hawaii, pulau-pulau di Hawaii memang sering terjadi bencana kebakaran hutan, namun kejadian kebakaran hutan di Hawaii meningkat secara eksponensial yaitu empat kali lipat selama beberapa dekade terakhir.
Kebakaran hutan di Maui, Hawaii, yang merembet hingga ke permukiman |
National Fire Protection Association menyatakan bahwa:
Kebakaran hutan di Maui adalah kebakaran paling parah di Amerika Serikat selama 100 tahun terakhir. Tiga pulau yang mengalami kebakaran adalah Hawaii, Maui dan Oahu.
Iklim di Hawaii memang berbeda dengan iklim di Indonesia. Suhu mereka saat musim panas jauh lebih kering. Belum lagi di Hawai juga sering mengalami badai.
Bulan Agustus di Hawaii memang musim kemarau yang panas dan kering membuat tanaman mengering dan rentan terjadi kebakaran. Api membakar hutan di pulau itu, Badai Dora meniupnya hingga menyebar ke permukiman warga. Perubahan iklim juga memperburuk kondisi kekeringan dan panas di wilayah tersebut.
Kebakaran di Maui menewaskan sekitar 110 orang, sembilan orang terluka bakar dan seratusan orang belum ditemukan.
Hilangnya mata pencaharian
Bagi masyarakat yang bergantung pada hasil hutan, kebakaran hutan membuat sumber pencaharian mereka berkurang bahkan hilang. Mereka harus mencari mata pencaharian baru untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Polusi udara
Kebakaran hutan dapat menyebabkan polusi udara yang serius. Ketika hutan atau lahan yang terbakar menghasilkan asap, partikel kecil, dan zat kimia berbahaya, semua ini dapat tercampur dengan udara dan meracuni lingkungan.
Upaya untuk mengurangi kebakaran hutan dan mengelola kebakaran dengan lebih baik sangat penting untuk mengurangi dampak polusi udara dan melindungi kesehatan manusia serta lingkungan.
Infrastruktur rusak
Bangunan rusak dan menyisakan puing-puing yang terbakar. Lebih dari 2200 bangunan rusak akibat kebakaran di Hawaii. Sekitar 86 % untuk permukiman. Jaringan listrik, gas dan air tidak berfungsi sementara waktu. Seketika pulau menjadi sangat suram dan menakutkan. Ribuan warga yang selamat terpaksa mengungsi.
Seorang perempuan yang meratapi rumahnya yang ikut terbakar |
Kesehatan manusia memburuk
Kebakaran hutan dapat meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan karena penyebaran bakteri dan virus yang terkandung dalam partikel asap, seperti ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut), batuk, sesak napas, iritasi mata dan tenggorokan, masalah jantung, dan penyakit lainnya.
Kebakaran hutan dapat menghasilkan asap dan partikel berbahaya yang dapat masuk ke saluran pernapasan manusia, menyebabkan iritasi dan peradangan, bahkan pada orang yang sebelumnya sehat.
Oleh karena itu, penting untuk mengambil tindakan pencegahan, seperti menggunakan masker pelindung dan menjaga diri dari paparan asap selama periode kebakaran hutan untuk mengurangi risiko ISPA dan masalah kesehatan lainnya.
September 2019, jumlah masyarakat yang terkena ISPA bisa mencapai hampir satu juta jiwa (919516 jiwa) yang tersebar di Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Riau, Sumatera Selatan, dan Jambi.
Satwa terlantar, sakit, dan mati
Kebakaran hutan juga berbahaya bagi satwa liar karena mereka bisa terpapar asap dan kehilangan habitat mereka.
Kebakaran hutan dapat menyebabkan kematian langsung pada satwa liar yang tidak dapat melarikan diri tepat waktu. Selain itu, hutan yang terbakar menghancurkan atau merusak habitat alami mereka, memaksa mereka untuk mencari tempat baru untuk hidup.
Banyak spesies satwa liar mungkin tidak mampu bertahan atau beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan drastis dalam habitat mereka. Ini dapat menyebabkan penurunan populasi dan bahkan punahnya beberapa spesies.
Kebakaran hutan juga dapat mengganggu perilaku satwa liar. Mereka mungkin terpaksa berpindah atau bermigrasi jauh dari area yang terbakar untuk mencari makanan dan tempat tinggal baru.
Orang Utan yang terjebak pada asap kebakaran hutan |
Asap dan polusi yang dihasilkan oleh kebakaran hutan dapat meracuni udara, yang dapat mengganggu kesehatan satwa liar. Mereka dapat mengalami iritasi saluran pernapasan dan gangguan pernafasan.
Di Hawaii, tak cuma manusia yang merasakan dampaknya, spesies tanaman yang hampir punah di Hawaii pun terkena dampaknya padahal Hawaii menjadi rumah bagi 44 % spesies langka tersebut. Pemulihan spesies tanaman yang mulai punah itu pun semakin lama mungkin bisa lebih dari 15 tahun. Beberapa mungkin sudah tidak bisa tumbuh kembali.
Hewan-hewan yang mati akibat kebakaran hutan |
Banyak hewan yang hilang, terbakar dan perlu perawatan ekstra. Satwa mati akibat asapnya. Hawaii yang menjadi surga para burung menyebabkan burung tidak mampu bertahan karena asap hingga burung-burung jatuh dan mati. Hewan-hewan yang masih bertahan diberi shelter atau tempat penampungan sementara agar mereka merasa aman.
Kura-kura yang diselamatkan dari kebakaran hutan di pinggir pantai Maui |
Selain di Maui, wilayah Jawa belum terbebas dari kebakaran hutan dan lahan. Hutan-hutan di Jawa juga sering dilanda kebakaran termasuk Hutan lindung.
Penyebab kebakaran hutan dan lahan di Jawa maupun di Kalimantan dan pulau lainnya sebenarnya tidak berbeda yaitu pembukaan lahan dengan cara membakar, membuang puntung rokok, dan lain sebagainya.
Di Jawa, penyebab kebakaran hutan dan lahan disebabkan oleh perburuan liar. Para pemburu ini membakar hutan dan lahan agar satwa liar terjebak dan mereka bisa menangkapnya dengan mudah.
Kebakaran Hutan di Gunung Arjuno |
Beberapa hari lalu hingga saat ini, kebakaran hutan dan lahan di sekitar Gunung Arjuno, Pasuruan, Jawa Timur, meluas hingga 1300 hektar hingga ke Batu dan Mojokerto bahkan ke Taman Hutan Raya Raden Suryo Gunung Welirang dimana spesies langka banyak hidup di sana.
Kebakaran hutan dan lahan di Gunung Arjuno mengakibatkan banyak spesies kehilangan habitatnya. Tak ada lagi habitat mereka padahal kehadiran mereka penting bagi keseimbangan ekosistem.
Tanaman anggrek hutan, cemara gunung dan satwa liar jadi terganggu akibat kejadian kebakaran itu, seperti rusa, landak, macan tutul, kijang, elang Jawa.
Fungsi konservasi pada Cemara Gunung (lindungihutan.com) |
Bahkan beberapa satwa di Taman Safari Prigen yang ada di lereng gunung Arjuno mengalami gangguan pernafasan akibat asap kebakaran. Hewan tersebut mendapat perawatan intensif.
Di Sumatera, Gajah tak memiliki rumah ketika kebakaran terjadi dan berpindah ke tempat yang lebih aman, bahkan ke rumah warga dan menyerang warga.
Perubahan dalam Ketersediaan Makanan
Kebakaran dapat mempengaruhi ketersediaan makanan bagi satwa liar karena hutan yang terbakar tidak lagi menyediakan sumber makanan yang biasa mereka konsumsi.
Perubahan Iklim
Kebakaran hutan melepaskan karbon dioksida (CO2) ke atmosfer, yang berkontribusi pada pemanasan global dan perubahan iklim.
Kebakaran lahan memiliki dampak yang signifikan pada iklim global. Ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk pelepasan gas rumah kaca dan perubahan dalam siklus air.
Lahan mengandung sejumlah besar karbon organik yang telah terperangkap dalam tanah selama ribuan tahun. Saat lahan terbakar, karbon ini dilepaskan dalam bentuk gas rumah kaca, seperti karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4). Kedua gas ini berkontribusi pada pemanasan global.
Kebakaran lahan gambut menghasilkan asap yang dapat mencapai lapisan atmosfer atas. Asap ini dapat menyumbat sinar matahari dan menghasilkan efek pendinginan jangka pendek pada iklim, yang dikenal sebagai efek sinar matahari yang terhalang (dimming effect). Namun, efek ini bersifat sementara dan pada akhirnya, pelepasan gas rumah kaca akan lebih berpengaruh pada pemanasan global jangka panjang.
Lahan juga berperan dalam mengatur siklus air di wilayah tertentu. Kebakaran dapat mengganggu siklus ini dengan merusak lapisan yang memegang air. Ini dapat menyebabkan penurunan tingkat air tanah, mengeringnya sumber air, dan potensi terjadinya kekeringan.
Kebakaran lahan yang berulang dan terus-menerus dapat menciptakan kondisi yang lebih rentan terhadap kebakaran masa depan, menciptakan lingkungan yang lebih hangat dan kering yang memfasilitasi kebakaran lebih lanjut. Hal ini dapat membentuk siklus berkelanjutan dari kebakaran dan pelepasan karbon.
Mengatasi dampak kebakaran lahan
Dalam rangka mengatasi dampak kebakaran hutan dan lahan terhadap iklim, penting untuk mengurangi praktik-praktik yang menyebabkan kebakaran tersebut, seperti deforestasi, pembukaan lahan, dan pengeringan lahan. Perlindungan dan pengelolaan yang berkelanjutan terhadap lahan juga diperlukan untuk menjaga peran pentingnya dalam mitigasi perubahan iklim.
Upaya pelestarian dan pemulihan habitat serta perlindungan terhadap satwa liar yang terpengaruh oleh kebakaran hutan sangat penting untuk meminimalkan dampak negatif ini dan memastikan kelangsungan hidup spesies-spesies satwa liar.
Challenge TUFI
Salah satu upaya sederhana yang bisa kita lakukan untuk mengurangi dampak perubahan iklim akibat kebakaran dari rumah kita adalah mengikuti challenge di Team Up For Impact (TUFI).
Challenge di TUFI yang saya ikuti |
Kamu bisa memilih salah satu atau beberapa challenge di TUFI. Mau energi, bisnis hijau, sampah, digital, makanan, dan aktivisme. Setiap challenge yang kamu ikuti, poin kamu akan bertambah.
Semakin banyak poin kamu maka kamu akan mendapatkan banyak pohon. Artinya, semakin sering kamu mengikuti challenge maka kamu sudah berkontribusi melindungi bumi dari pemanasan global.
Challenge kali ini, saya memilih bangga jalan-jalan lokal saat pergi ke tempat wisata. Dengan berjalan kaki atau menggunakan kendaraan tak bermotor, saya lebih mengenal dan menikmati kondisi tempat wisata.
Aksi-aksi itu memang kecil tapi kalau dilakukan bersama-sama, dampaknya akan terasa.
Referensi
https://nasional.kompas.com/read/2019/09/23/17522721/hampir-satu-juta-orang-menderita-ispa-akibat-kebakaran-hutan-dan-lahan
https://www.kompas.com/skola/read/2022/09/14/093000069/dampak-kebakaran-hutan-bagi-lingkungan-dan-manusia?page=all#:~:text=Kebakaran%20hutan%20dapat%20menyebabkan%20berkurangnya,dan%20juga%20bahan%20pembuatan%20tekstil.
https://video.okezone.com/play/2023/09/04/1/170145/kebakaran-hutan-gunung-arjuno-sudah-merambat-ke-taman-hutan-gunung-welirang
https://bpbd.bandaacehkota.go.id/2019/09/17/dampak-serta-kerugian-yang-diakibatkan-pembakaran-hutan/
https://rejogja.republika.co.id/berita/s05h9s335/polres-malang-kejar-pemburu-liar-pemicu-kebakaran-gunung-arjuno
https://www.profauna.net/id/content/polisi-buru-pemburu-liar-yang-sebabkan-kebakaran-hutan-di-lereng-gunung-arjuno
https://www.kliktimes.com/news/72910045770/arjuno-membara-dua-blok-hutan-di-gunung-welirang-ikut-terbakar-habitat-elang-jawa-terganggu
https://surabaya.kompas.com/read/2023/09/05/145427678/satwa-di-gunung-arjuno-welirang-terganggu-imbas-kebakaran-hutan?page=all#:~:text=Kepala%20Unit%20Pengelola%20Teknis%20(UPT,%2C%20landak%2C%20dan%20elang%20jawa.
https://www.nytimes.com/article/maui-wildfires-hawaii.html
https://www.bbc.com/news/world-us-canada-66537906.amp
https://amp.cnn.com/cnn/2023/08/15/us/hawaii-maui-wildfires-death-toll-tuesday/index.html
https://animalsurvival.org/appeal/hawaii-maui-fires-august-2023/
Dampaknya besar bgt ya mbak kebakaran hutan ini. Hilangnya habitat dan hewan itu sendiri. Bagi manusia bisa jadi trauma juga ya 🥲
BalasHapusDan yang lagi trending sekarang, Bromo kebakaran gara-gara ulang orang yang lagi dimabuk asmara. Wah, bener-bener nggak habis pikir sama nalarnya. Padahal jelas-jelas BMKG ngasih imbauan buat waspada titik api karena cuaca kering dan angin cenderung kencang. Bahkan imbauan ini TIAP HARI lo, apa ya mereka mengabaikan ini ya..
BalasHapusMiris sekali, sedih rasanya pas lihat Arjuno dan Bromo terbakar. Kalo ada yang bilang, kan gak ada manusianya yang tinggal di sana. Pliss lah, itu gunung, pohon-pohon yang berfungsi nyaring udara buat manusaia nafas. Tega amat ngomong begitu ya..
Semoga semakin banyak umat Indonesia yang paham pentingnya fungsi hutan ini. Makin banyak yang peduli dan turut bantu melestarikan hutan. Kalo nggak bisa nanam pohon, minimal nggak ngerusak deh...
Setuju Mbak. Kalo engga bisa menanam pohon, minimal engga ngerusak. Udah gitu yg kasus Bromo itu, malah nuntun balik Pengelola Wisata Gunung Bromo dong. Katanya mereka engga dikasih tahu kalau engga boleh pakai flare. Hellloooow...
Hapussetuju banget. harusnya kita harus memikirkan segala sesutu lebih dalam sih sebelum melakukannya apa dampaknya, apa manfaatnya. kebakaran hutan dampaknya kemana-mana, butuh effort untuk memadamkan dan reboisasi nya kembali.
HapusKebakaran hutan ini salah satu fenomena yang bikin miris. Kebanyakan terjadi karena ulah manusia dan sisa terkecilnya disebabkan oleh fenomena alam. Padahal dampak signifikan dari kebakaran hutan akan kembali ke manusia sendiri. :(
BalasHapusBetapa besar dampak yang ditimbulkan dari kebakaran hutan. Artikel ini menjadi pengingat utk kita lebih bertanggung jawab atas lingkungan. Rata2 kebakaran hutan di Indonesia diakibatkan perilaku manusia dan bukan alam. Seperti yang belum lama ini terjadi di Bromo. Hati-hati dan peduli lingkungan bisa mencegah terjadinya kebakaran hutan akibat perilaku manusia.
BalasHapusDulu waktu kejadian kebakaran hutan di Riau 2015, banyak anak-anak kecil meninggal dunia terkena ISPA. Sedih banget rasanya saat itu.
BalasHapusAsli ngeri kalau ada kebakaran hutan. Memang kalau masih bisa memenuhi kebutuhan hidup dari sekitar, ya mending ambil dari sekeliling aja dulu ya
BalasHapusHampir seluruh dunia ya ada spot ini. apalagi untuk negara kita, hix, miris memang. Sudah semestinya ubah perilaku dengan menjaga lingkungan ini
BalasHapusBanyak sekali ya dampak kebakaran hutan..meski tidak berdekatan dengan lokasi kebakaran tapi dampaknya cukup meluas dirasakan. Terutama perubahan iklim dan ketersediaan pangan.
BalasHapusngeri banget emang kalo ngomongin karhutla. serem karena dampaknya jangka panjang untuk semua makhluk hidup termasuk kita. mana kadang butuh waktu lama buat mademinnya pula. kasian banget sama warga yang tinggal di sekitar lokasi
BalasHapusParah deh emang dampak karhutla. Apalagi buat manusia sendiri juga bahaya lho, kaya yang taun 2015 sama 2019 itu kan kerugiannya banyak banget wahh. Belum habitat satwa nya kan. Aku juga ikut challenge TUFI iniii lho.
BalasHapusMenarik banget nih challenge di TUFI. Kita bisa memilih sesuai keinginan, diantaranya ada energi, bisnis hijau, sampah, digital, makanan, dan aktivisme. Apalagi akan mendapatkan poin dari setiap challenge yang ikuti.
BalasHapuskebakaran hutan ternyata dampaknya sangat luas, bukan hanya pada alam, namun juga pada kehidupan dan kesehatan. Terlebih pada iklim. Kepedulian dan kehati-hatian saat beraktivitas di alam harus dimunculkan agar hutan tidak terbakar
BalasHapusSaya sebagai orang Pontianak sudah merasakan dampaknya dalam sethun dua kali. Banyak orang tua dan anak anak yang menderita ISPA dan kabut asap sangat parah sampai banyak aktifitas luar rumah yang dihentikan
BalasHapusSemengerikan itu, hingga luas yang hangus pun tak terhing lagi.
BalasHapusSeperti kebakaran di Bromo yang disebabkan flare prewed itu loh, bikin greget aja kan ya. Lihat rusaknya sekarang...
Bnyk bgt ya kak dampak kebakaran hutan dan lahan. Apalagi saat ini musim kemarau yang notabene rumput2 pun lbh mudah terbakar. Jd inget kyk kasus di Bromo itu. Hny dr flare utk pre wedding, hutan di Bromo pun ludes. Untung aja ga ada korban jiwa. Gm tuh kalo sampe ada warga yg kena dampak. Kan bahaya.
BalasHapusSemoga hutan kita yang terbakar bisa kembali hijau ya. Ikut nyesek lihatnya. Kasihan hewan yang mati dan polusi udara yang kian bertambah.
BalasHapusdampak yang ditimbulkan dari kebakaran hutan sangat besar sekali ya. sudah seharusnya kita menjaga ekosistem hutan lindung demi bumi dan masa depan anak cucu kita nanti
BalasHapusUdah nggak kebayang deh kalo misal kita terancam hidupnya karena karhutla berkepanjangan. Huhu.. Semoga selalu ada kesadaran dan solusi yah buat ngendaliin karhutla.
BalasHapusAku kaget banget yang kebakaran hutan di Hawaii itu kak. Serem ternyata sampai menewaskan 110 orang dan 100 orang belum ditemukan :( Di Indonesia juga soal perburuan liar yang menyebabkan kebakaran hutan casenya banyak ya. Semoga kedepan bisa teratasi
BalasHapusseram sekali ya mba semoga kedepannya tidak ada lagi kebakaran hutan seperti ini baik yang disengaja maupun tidak disengaja, kasihan para penghuni hutan ini ga ada tempat berlindung
BalasHapustiba-tiba aku keinget kasus pasangan flare di bromo yang sedang viral yang berdampak terbakarnya 500 hektare lahan dikawasan bromo. ajip kan? demi sebuah foto yang ciamik. padahal bisa di edit pakai sostosop ya kan? ckckck. naasnya, si pasangan malah nuntut balik TNBTS dengan alasan sistem keamanan buruk dan gak ada fasilitas pemadam kebakaran. dalam hati ku ingin berkata, hellooooo.....nyadar diri aja kali, ngapain coba foto pake bawa-bawa flare? udah tau resikonya kalau jatuh kayak gimana trus itu di kawasan pegunungan. okeee fine, jadi catatan penting nih dimanapun lokasinya, fasilitas pemadam kebakaran emang harus ada. tapi above all yang paling penting adalah keasadaran diri untuk gak "bermain" api dimanapun lokasinya terlebih ini kan lokasinya milik pemerintah yang itu kawasan taman nasional.
BalasHapusJadi inget baru kemarin dokter yg menangani sodaraku yg kena kanker nanya apa dia suka makanan bakar atau memasak dengan kayu bakar. Aktivitas bakar membakar ternyata karsinohenik, gak kebayang pas hutan yg kebakar :(
BalasHapus