Saat Anak Batuk-Sembuh-Batuk Lagi, Didiagnosis Bronkitis Anak!

17 comments
Bismillah...
Tulisan kali ini aku mau berbagi pengalaman anak kena bronkitis beberapa bulan lalu.

Mungkin anak kalian selama ini sering batuk tak kunjung sembuh atau batuk bolak-balik, batuk-sembuh-batuk, disertai demam? Buibu waspada ya karena bahaya juga ternyata buat paru-paru.

Batuk tidak sembuh

Jadi memang selama mulai masuk sekolah, anak-anakku itu jadi lebih sering batuk dan pilek. Minum obat sembuh batuk lagi. Jadi bisa dipastikan sering ke dokter hanya gara-gara demam dan batuk pilek. Tapi kemudian sempat reda dalam 1 bulan nggak bapil. Eh berlanjut lagi.

Sakit demam batuk
Sakit demam batuk bulan Okt 2022


Sampai-sampai, mbahkungnya bilang ke Sragen aja pasti sembuh. Dan entah kenapa selama di Sragen jadi sembuh. Saat balik ke Sidoarjo, anak-anak batuk lagi. Awal-awal aku pikir mereka habis makan snack yang bikin tenggorokan gatal.. . Terus aku pikir karena lokasi dekat pabrik. Tapi pabrik di sekitar perumahan lebih fokus pada packaging atau gudang. Nggak banyak pabrik produksi yang harus ngeluarkan limbah asap setiap pagi, bahkan hampir nggak ada. Jadi alasan pabrik masih kurang logis. Yang paling logis sih gara-gara konsumsi makanan atau minuman. Tiap dia makan permen atau ciki-cikian, tenggorokannya serik dan batuk-batuk.

Aku pikir karena sirkulasi udara lebih bagus. Atau sirkulasi udara kamar yang kurang bagus. Akhirnya kami memutuskan anak-anak kamar meski terjadi drama dulu. Anak mau tidur sendiri tapi ditemani dulu sama ibunya.

Eh tapi satu bulan pindah kamar atas juga masih aja anak-anak batuk-batuk. Penyebab batuk anak kata orang-orang karena musim. Aku sempat mengira juga karena kipas. Waktu di kamar bawah, kipas tidak pernah berhenti berputar. Pas di kamar atas, kipasnya malah lebih besar. Wkwkwk. Akhirnya tengah malam diganti jadi kipas kecil.

Soalnya di kamar atas kan lebih panas, kalau pakai kipas kecil tuh angin nggak kerasa. Tapi pas tengah malam, pas musim hujan gini, jadi lebih dingin.

Nah, pada suatu hari, Ghalib, anak kedua, demam batuk pilek, obat herbalku pun kayak udah nggak mempan, padahal biasanya reda dalam waktu tiga hari. Aku bawa ke dokter BPJS dekat rumah. Dalam waktu seminggu sakit batuk mereda, nggak benar-benar hilang batuknya. Jadi aku biarin setelah obat habis.

Tiga minggu kemudian, ternyata batuknya kambuh lagi, lebih parah. Aku pun sudah ngelarang dia makan permen, snack apa pun yang dikasih temannya. Kok dia makin batuk. Parahnya, si Ghalib, batuk tidak berhenti-henti sampai merah mukanya. Aku kasihan, kok kayak nggak bisa nafas gitu. Matanya sampai berair.

Terus dia ngeluh dadanya sakit sampai belakang punggung. Duh! Aku mulai bingung dong.

Akhirnya saat itu juga aku ke dokter BPJS. Sama dokter nggak dikasih obat tapi disuruh rontgen ke rumah sakit. Dokter membuat surat rujukan ke rumah sakit untuk rontgen dada. Aku disuruh milih rumah sakit mana. Akhirnya pilih yang dekat. Rumah Sakit Bunda di Waru.

Sebenarnya waktu itu, anakku yang pertama, Raceqy, juga batuk-batuk. Maunya aku rontgen juga. Tapi untuk surat rujukan Cuma ada satu. Dan Raceqy tidak menunjukkan gejala seperti Ghalib.

Besoknya kami pun ke rumah sakit. Maunya Cuma aku dan Ghalib aja, tapi yang bayi nggak mungkin ditinggal lama-lama. Soalnya kalau di RSkan pasti lama banget ya bisa sampai 3 jam. Pas kesana jalan paling dekat ke rumah sakit sedang diperbaiki jadi macet banget dan harus muter jauh. Jalannya Cuma satu itu saja. Bener-bener menguji kesabaran.

Sampai sana, ternyata mau ambil nomor antrian dokter anak, aku harus antri dulu di bagian registrasi. Jadi antrinya dobel. Wkwkwk. Antri buat ambil nomot antrian. Wkwkwk. Tadinya bingung loh pas dijelasin sama pak satpam. Sampe mau ngamuk kayaknya tu pak Satpam. Setelah namaku dipanggil, aku melakukan registrasi pasien. Setelah itu aku baru dapat nomor antrian ke dokter anak. Katanya buka jam 3 sore. Pulanglah kami dengan melewati macet yang tak berkesudahan.

Sorenya kami datang lagi dengan naik motor. Lagi-lagi dua anak kami lainnya terpaksa dibawa karena aku nggak mungkin meninggalkan anak bayi yang masih nyusu itu di rumah sama ayahnya.

Kami datang jam 3 sore. Kok dokter nggak datang-datang. Sampai jam 7 malam akhirnya dokter baru datang dan anakku dipanggil. Empat jam loh. Astgaghfirullah. Dokter memberi resep untuk anakku. Karena nggak demam sebelumnya akhirnya anakku dikasih obat demam dan batuk aja, nggak ada antibiotik.

Saat diperiksa pun, anaknya masih ceria, sumringah, semangat. Kayak nggak kerasa orang sakit.

Setelah diperiksa, dokter bilang sih paru-parunya nggak apa-apa. Tapi aku mau rontgen seperti tindakan yang diminta dokter BPJS. Setelah itu aku ke ruang radiologi. Itupun juga harus antri. Ya Allah. Setengah jam kemudian baru dipanggil.

Rontgen dada di rumah sakit
Rontgen dada di rumah sakit


Nah, harusnya setelah hasil rontgen keluar, kira-kira 15 menit, aku disuruh datang lagi ke dokternya untuk memberi tahu hasil rontgen-nya. Tapiiii dokternya sudah pulang. Huaaa. Hiks.

Karena capek, aku sampai nggak ambil obat dulu. Aku taruh resep di apotek dan aku tinggal biar besok bisa aku ambil. Antrinya banyak banget. Ya Allah. Mana waktu itu aku nggreges loh.

Dan pulang dari rumah sakit, suamiku ikut batuk pilek, nggreges. Waduh. Waduh.

Tiga hari kemudian, aku datang lagi bawa hasil rontgen. Jeng. Jeng.

Hasil rontgen dada Ghalib


Dari sinilah akhirnya tahu kalau anakku kena bronkitis. Dokternya sampai tanya apa di rumah ada yang batuk-batuk? Di rumah itu nggak ada yang batuk, entah ayahnya suka batuk-batuk kecil gitu. Yang pasti di rumah ngga ada yang merokok.

Aku tanya penyebab bronkitis pada anak apa? Kata dokter penyebab bronkitis bisa karena asap rokok, asap apa aja, alergi makanan atau minuman, debu. Disufuh mengurangi makanan atau minuman penyebab alergi.

Aku sampai kepikiran dong, apa debu di rumah yang bikin batuk? Akhirnya segala debu di bawah kasur, yang menempel di ventilasi Ku bersihkan.

Kata dokter bronkitis anak bisa sembuh saat dewasa setelah daya tahan tubuhnya kuat. Kalau sekarang, mungkin bisa kambuh-kambuhan kalau terkena penyebab alergennya.

Tiga hari dari rumah sakit, anakku mulai demam. Ya Allah. Nggak nanggung-nanggung. Demamnya tujuh hari! Kok bisa lama banget? Iya, aku minumin obat penurun panas tapi nggak ada antibiotik. Walau minum ibat, demam nggak turun. Akhirnya hari ketujuh aku bawa lagi dokter BPJS, aku nggak bawa ke rumah sakit karena nggak sanggup sama lamanya.

Bronkitis anak
Sakit lagi Nov 2022


Alhamdulillah aku ketemu sama dokter Geo yang punya Klinik Geo Medika dekat rumah. Menurutku beliau oke banget kalau jelasin, mau dengarkan keluhan orang tua pasien dan kasih resep. Jadi semuanya kuceritakan secara detail. Dia pun langsung kasih resep antibiotik berbayar, bukan dari BPJS. Cuma nambah 30ribu sih.

Dokter Geo bilang masih bisa disembuhkan. Lendirnya kan nggak bisa keluar. Lendir itu yang bikin kuman dan bakteri ngumpul di tenggorokan. 

Dokternya akhirnya kasih obat biar lendirnya keluar. Dokter juga bilang kalau bronkitis anakku bisa sembuh. 

Kata dokternya kalau demamnya nggak turun, suruh datang lagi. Alhamdulillah setelah dua kali minum obat, demamnya langsung turun. Meskipun masih lemas, seenggaknya Ghalib sudah bisa tersenyum. Dan aku legaaaa. Batuknya memang nggak sembuh bener, tapi setidaknya mereda dan nggak mengganggu tidur malamnya. Lendirnya juga berkurang.

Setelah obat dokter habis, anakku kembali ke konsumsi herbal. Mulai dari kunyit daun saga bubuk yang katanya bagus untuk bronkitis dan demam, susu kambing yang bagus untuk bronkitis, madu, sari kurma. Semua aku ikhtiarkan biar batuk anakku nggak kambuh.

Sampai saat ini alhamdulillah batuknya masih ada meski ngga separah dulu. Tiap batuk, aku suruh minum madu anget atau air putih. 

Tiap dia makan snack aja sih batuknya. Dan aku selalu stok madu batuk flu Syifa anak dan minyak habbatussauda (minyak jintan hitam). Jadi kalau dia batuk terus, aku minumin itu saja. 

Aku mencoba mengurangi minum obat-obatan atau antibiotik takut malah jadi resisten. Jadi aku coba herbal aja untuk mengendalikan batuk kambuhannya. 

Memang nggak instan ya karena kan herbal. Cuma untuk obat madu batuk syifa kids pun kalau dia batuk sesekali ya nggak aku minumin. Kalau batuk sering baru aku minumin. 

Obat batuk bronkitis anak
Obat herbal batuk bronkitis

Saat demam tak kunjung berhenti itu bikin nggak tenang tidur, stres dan nggak mood ngapa-ngapain. Apalagi setelah tahu bronkitis tuh kayak nggak percaya. Sesuatu yang kelihatannya ngeri tapi dokter menunjukkan ekspresi biasa saja. Ya, mungkin karena beliau menganggap belum parah.

Sedih yang aku rasakan sungguh luar biasa. Seolah-olah hidupku gelap. Aku lupa bahwa di luar sana ada yang jauh lebih parah. Aku kira aku sendirian. Ternyata banyak ibu-ibu di luar sana yang anaknya juga mengidap bronkitis.

Ternyata anaknya tante juga divonis bronkitis bahkan ada benjolan di tenggorokannya. Beliau melakukan terapi pada anaknya dan rencana akan mengambil benjolannya itu setelah usianya SMP.

Di grup ibu-ibu, ada yang cerita anaknya juga sakit dengan gejala yang sama dengan Ghalib. Setelah berobat anak beliau ikhtiar minum susu kambing murni dan juga habbatusauda. Setelah dua tahun, mereka merasa sudah berkurang batuknya.

Dari situ, aku bisa mengambil hikmah bahwa banyak orang baik yang menolong dan mengalami hal yang sama. Kita hanya bisa ikhtiar, sabar dan doa. Semua penyakit ada obatnya. Termasuk habbatusauda yang menjadi obat segala penyakit kecuali kematian.

Dan itulah hikmahnya kita harus makan makanan yang halal dan thoyyib karena pengaruhnya sama tubuh besar banget. Nggak cuma halal tapi juga thoyyib (baik).

Jadi Mama-Mama kalau anaknya batuk bisa jadi ada bronkitis. Deperiksain ya Ma. Biar ada tindakan lebih cepat. 

Semoga Mama-Mama di luar sana nggak patah semangat juga menemani ananda yang sedang diuji sakit bronkitis. Semoga anak-anak tetap sehat.

Semoga tulisan ini bermanfaat.
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

17 komentar

  1. Ternyata gelaja bronkitis itu bisa dari anak sering batuk-batuk juga ya, Mbak. dan krucil saya juga sering sekali batuk. Hanya selama ini, saya kira karena perubahan cuaca, dia jajan snack yang bumbunya sangat gurih, kehujanan dan sebagainya. Jadi harus tanggap nih.

    BalasHapus
  2. duh pasti sedih banget yaa mba pas tau didiagnosa bronkitis.. semoga lekas pulih buat anak lanangnya dan setelah ini sehat2 selalu semuanya yaa

    BalasHapus
  3. jangan dianggap biasa aja penyakit berulang seperti ini ya kak, orang tua kudu waspada bener dan memperhatikan setiap tanda dan gejala supaya bisa tuntas pengobatannya

    BalasHapus
  4. Semangat Mbak Lita. Aku dulu waktu kecil juga bronkitis dan asma. Sering banget batuk dan sesak. Alhamdulillah, setelah dewasa bisa berkurang, bahkan sekarang jarang banget kambuh. Semoga Dedek Ghalib segera fit lagi yaa...

    BalasHapus
  5. Ya Allah kasihan masih kecil udah bronkitis. Jadi ingat anak saya yang juga bolak balik ke rumah sakit karena step. Sehat sehat ya anak ganteng. Pasti sembuh kok.

    BalasHapus
  6. Aduh, kasihan. Semoga lekas sembuh, ya. Bronkitis anak itu menurut saya sakit yang cukup berat dan perlu perawatan ekstra. Pernah ngerasain soalnya. Pilek, demam, dll 🙈

    BalasHapus
  7. Kalau di Rumah Sakit memangs eperti itu, Mbak. Prosedur pertama ambil nomor antrian, setelah dapat nanti baru dapat antrian dokter. Apa jadwalnya memang selalu mundur ya? Saya waktu antar istri cek kandungan juga begitu, lama banget dari maghrib jam 8 an baru datang. Jam setengah 10 an baru dipanggil.
    Ngomongin dokter terkadang cocok-cocokan pada cara komunikasi juga. Saat komunikasi nyaman, rata-rata pasiennya sembuh.

    Semoga Ghalib tidak kambuh lagi, dan betul-betul sembuh mbak

    BalasHapus
  8. ya Allaah, mba Lita.. alhamdulillaah ya segera tahu jadi segera bisa ditangani.. anak sakit tuh emang yaa.. gabisa rasanyaa ga panik dan cemas sepanjang hari, ngeblank rasanya.

    BalasHapus
  9. Cepat sembuh ya putranya mbak. Dan semoga semua anggota keluarga yang lain sehat-sehat semua. Aminn

    BalasHapus
  10. Semoga cepat pulih putranya Kak Lita. Penyakit sekarang sangat rentan, apalagi terhadap anak-anak, kita sebagai orang memang harus ekstra sekali menjaga kesehatan mereka, termasuk menjauhkan anak-anak dari asap rokok

    BalasHapus
  11. Semoga penyakit bronkitisnya bisa segera sembuh dan hilangnya mbak, masya Allah bgt, salut lihat ikhtiar mbaknya utk anak2

    BalasHapus
  12. batuk emang rentan banget ya menyerang anak. agak mengkhawatirkan juga kalau ternyata bisa sampai ke bronkitis ya, sedih

    BalasHapus
  13. Setuju banget mba kita memang harus makan makana yang halalan dan thoyyiban untuk kebaikan dan kesehatan tubuh kita, semoga adek kembali pulih seperti biasa ya ade dan jangan lupa mengkonsumsi obat habbatasaudanya agar pulihnya lebih cepat lagi

    BalasHapus
  14. Ternyata bronkitis ini penyebabnya bisa banyak ya mba, gak cuma asap rokok aja tapi bisa hal lainnya kayak asap lainnya, alergi makanan atau minuman sampai debu. Syukurlah adek ganteng udah lebih baik ya mba

    BalasHapus
  15. Setuju Mbak. Kalo anak sakit memang sedih banget, ya. InsyaAllah dengan berikhtiar dan tetap percaya bahwa segala penyakit pasti ada obatnya, kita bisa lebih bersemangat menghadapinya.

    BalasHapus
  16. Terimakasih sudah berbagi ya Mak, jujur kalau anak sakit tuh udah parno duluan. dan aku memang terganggu banget kalau ada orang yang merokok dekat anak-anak.

    BalasHapus
  17. Ya Allah jadi inget dulu anakku pernah kena bronkopnemu. Kasian banget badannya jd kurus. Semoga lekas sembuh dan sehat terus ya mbak.

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung dan memberi komentar.

Follower