Perilaku masyarakat Indonesia akan transaksi digital sudah mulai berubah mengikuti kemajuan teknologi. Transaksi digital di Indonesia semakin meningkat seiring dengan berkembangnya financial technology yang mendorong perilaku masyarakat untuk menggunakan transaksi secara digital.
Dari tahun 2017 hingga 2021, pembayaran digital mendominasi penetrasi e-commerce, khususnya di Jawa. Peluang membuka usaha secara online saat ini cukup besar karena masyarakat sudah mulai melek teknologi dan lebih memilih melakukan transaksi digital.
Transaksi digital
Sebenarnya apakah transaksi digital itu? Transaksi digital adalah aktivitas keuangan yang dilakukan tanpa menggunakan uang secara fisik tetapi dilakukan secara online maupun offline.
Transaksi online bisa dilakukan dengan menggunakan internet banking, mobile banking, maupun e-wallet. Sedangkan transaksi secara offline tanpa menggunakan uang bisa dilakukan dengan mesin EDC (Electronic Data Capture). Dalam hal ini transaksi digital bisa disebut dengan istilah cashless.
Transaksi digital memudahkan penggunanya untuk tidak membawa uang yang cukup banyak di dompet. Contoh transaksi digital adalah pembelian pulsa, listrik, air, produk barang melalui aplikasi keuangan, marketplace, atau dengan mesin EDC.
Trend transaksi digital saat berbelanja
Menurut Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, hingga triwulan III 2021, nilai transaksi digital banking meningkat 46,72 persen atau Rp28.685,5 triliun. Angka tersebut diproyeksikan akan tumbuh terus.
Adanya pandemi Covid-19 membuat masyarakat semakin terdorong untuk melakukan transaksi digital. Meskipun dengan keterbatasan fisik, masyarakat masih bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari hanya dengan menggunakan transaksi digital.
Peningkatan tersebut membuat perilaku masyarakat untuk tetap memilih penggunaan transaksi digital. Masyarakat berharap agar beberapa tempat mau menerima pembayaran secara digital. Menurut JakPat (2021), tempat yang diharapkan menerima pembayaran digital adalah minimarket, toko daring medsos, obyek wisata, pom bensin, warung makan, apotek, pendidikan, rumah sakit, toko kelontong, pasar tradisional, dan lainnya.
Alasan masyarakat memilih transaksi digital
Beberapa alasan masyarakat menggunakan transaksi digital adalah lebih mudah, lebih efisien, dan lebih fleksibel. Meskipun masyarakat merasakan kemudahannya, transaksi digital juga memiliki kekurangan seperti kemungkinan data diretas atau lupa kata kunci dan akun. Masih banyak penduduk Indonesia terutama generasi X dan Y belum menguasai teknologi keuangan.
Peluang Buka Usaha di Masa Pandemi
Teman-teman bisa mulai usaha di masa pandemi dengan menjual produk yang menjadi passion teman-teman misalnya berjualan produk/jasa di bidang fashion, jasa penulis, kuliner, otomotif, home decor, home living, dan lain sebagainya.
Setelah itu, teman-teman bisa mulai menjualnya di marketplace atau di media sosial.
Cara aman melakukan transaksi digital saat belanja online
Yang perlu diperhatikan saat transaksi digital adalah keamanannya. Banyak yang akhirnya terkena penipuan karena mudah percaya untuk mentransfer sejumlah uang seperti yang saya ceritakan dalam kisah saya tentang Penipuan Saat Berbelanja Online. Beberapa cara aman melakukan transaksi digital saat belanja online adalah:
Belanja di marketplace yang terpercaya
Saat ini banyak marketplace yang menyediakan rekening bersama, bukan rekening pribadi. Saat kita ingin berbelanja barang di marketplace itu, kita mentransfer sejumlah uang ke rekening tersebut. Pastikan marketplace tempat berbelanja sudah dikenal luas dan terpercaya.
Jangan tergiur dengan harga terlalu murah
Justru hati-hati dengan produk yang harganya terlalu murah dibanding harga pasarannya. Pengalaman ketika terkena penipuan online adalah tergiur dengan harga produk yang terlalu murah. Ternyata sebuah penipuan.
Pilih pembayaran yang aman
Kita memang harus berhati-hati saat melakukan transaksi digital. Caranya bisa memilih metode pembayaran yang aman. Jika tidak yakin dengan rekening pribadi maka bisa menggunakan marketplace yang menjual produk yang sama. Di marketplace biasanya menggunakan rekening bersama sebelum ditransfer ke rekening pribadi penjual. Kemungkinan penipuan pun kecil.
Tidak memberikan kode OTP kepada siapa pun
Saat akan melakukan transaksi digital, biasanya kita akan mendapatkan kode OTP. Disarankan untuk tidak memberikan kode OTP kepada siapa pun, meski kepada pihak marketplace tersebut.
Memastikan perangkat ponsel aman
Pastikan perangkat ponsel aman untuk transaksi digital. Ponsel saat ini sudah dilengkapi dengan sensor sidik jari atau wajah. Jadi bisa menggunakan sistem keamanan sidik jari, wajah, atau minimal dengan keamanan pola.
Sistem keamanan dua faktor atau multi factor authentification (MFA) juga bisa digunakan untuk menambah tingkat keamanan bertransaksi digital.
Menelusuri media sosial penjual
Pastikan media sosial penjual terlihat ada aktivitas pribadi. Berdasarkan pengalaman terkena Penipuan Online, akun media sosial penjual diprivat, informasi akun tidak jelas, tidak memiliki riwayat apa pun tentang penjualan.
Meminta foto KTP
Cara mengetahui penipuan atau tidak yaitu kita bisa meminta foto KTP penjual. Memang ada yang tidak bersedia dan ada juga yang bersedia. Jika bersedia bisa dicek untuk nomor KTP. Biasanya nomor KTP akan sesuai dengan kode wilayah tempat tinggal dan tanggal lahir.
Cek rekening penipuan
Jika tidak yakin dengan cara di atas, coba cek rekening pribadi pemilik ke website yang dibuag oleh Kemenkominfo yaitu cekrekening.id. Apakah rekening tersebut merupakan rekening untuk penipuan atau bukan.
Penutup
Tak bisa dipungkiri jika saat ini kita lebih dekat dengan transaksi digital. Kemudahan yang didapatkan membuat kita lebih memilih melakukan transaksi digital. Cashless menjadi gaya hidup masyarakat saat ini. Namun, kita harus benar-benar tahu cara aman transaksi digital. Dengan cara yang sudah disebutkan di atas semoga kita terhindar dari penipuan.
Referensi
Databoks.katadata.co.id
m.bisnis.com
Kompas.com