Aku tidak seperti dulu.
Beberapa kali suamiku sering berkata bahwa aku tidak seperti dulu. Katanya, waktu kuliah aku terlihat begitu bersemangat. Beda sekali dengan sekarang.
Aku tak paham apa yang berubah dari sikapku. Aku
merasa dari dulu sikapku begini-begini saja. Suatu waktu aku coba merenung.
Cukup lama sampai aku bisa menyimpulkan alasan suamiku bisa berkata begitu.
Pertama, tanggung jawab sekarang lebih besar Aku
bukan lagi seorang mahasiswa dan jomblo tapi sekarang aku adalah seorang istri
dan ibu. Tanggung jawabnya lebih besar dan lebih banyak. Mungkin itulah yang mungkin
terlihat berbeda di mata suami padahal aku merasa sama saja.
Selain itu, tidak mudah untuk memutuskan bekerja di
kantor setelah menikah atau tidak. Ijazah tersimpan rapi dalam map tanpa
digunakan untuk apa. Keputusan yang berat karena bekerja setelah menikah adalah
impianku sejak kuliah, yang menjadi pesan orang tuaku, namun aku tidak bisa mewujudkannya. Dan hal itu memicu rasa tidak percaya diri ketika berkumpul dengan
rekan-rekan.
Karena aku tidak bekerja di luar maka aku ingin
tetap bisa bekerja meski dari dalam rumah. Cita-cita itu memang baru aku
ikrarkan setelah aku menikah dan setelah memutuskan untuk tidak menerima tawaran pekerjaan menjadi
dosen swasta. Alasannya waktu itu aku hamil dan masih tinggal di rumah keluarga jauh dari kampus. Aku ingin tetap bisa mengembangkan diri meski di rumah.
Hobi yang Terlupakan
Siapa sangka melakukan hobi bisa membawa pengaruh
pada semangat dan menjalani kehidupan. Melakukan hobi membuat aku selalu puas
dan senang setiap selesai melakukan hal itu.
Jika kuingat-ingat, dulu, aku punya beragam hobi. Di
tengah penatnya mengerjakan tugas kuliah, biasanya aku melakukan hobi seperti
bermain gitar sambil bernyanyi, berenang, utak-atik photoshop, editing video,
menulis dan membaca. Dan aku ingat betapa puas dan senangnya diriku setelah
selesai melakukannya. Mau lihat hasil edit foto yang kulakukan ketika aku
kuliah? Please, jangan tertawa.
Ketika awal menikah, aku pikir wajar saja jika aku
tidak sempat melakukan hobi-hobiku itu karena saat ini fokus dan prioritas
sudah berubah seperti memperhatikan anak bermain, memasak, mencuci dan
melakukan pekerjaan rumah tangga lainnya. Itu saja sudah menghabiskan banyak
waktu.
Setelah hampir enam tahun menikah, aku pikir justru
aneh jika aku tidak menyempatkan waktu untuk melakukan hobi yang kusuka.
Memang, sampai saat ini hobi yang masih sering kulakukan adalah menulis dan
membaca. Dan alhamdulillah hobiku itu bisa menghasilkan uang. Lumayan bisa
untuk memenuhi kebutuhan sendiri, anak, dan keluarga juga orang tua meski belum
rutin. Dan mendapat penghasilan dari hobi ternyata memberi kebahagiaan
tersendiri.
Kenyataannya, menjalani satu hobi dalam jangka waktu
yang lama juga menimbulkan rasa jenuh. Aku pun ingin mencoba hobi-hobiku yang
lain. Selain membuat hati senang, siapa tahu bisa menghasilkan uang dari hobi
yang terlupakan itu.
Jika sudah jenuh, stres melanda, dan bawaannya
selalu ingin marah terus. Aku tidak ingin hal itu terjadi di dalam rumahku.
Melakukan hobi itu penting. Manfaatnya banyak seperti memberi kebahagiaan, menghilangkan stres,
meningkatkan kesehatan, membuat waktu lebih efisien, dan menambah jaringan
sosial.
Melihat betapa pentingnya melakukan hobi, maka
beberapa bulan ini aku ingin melakukan hobi yang sempat terlupakan.
Sebenarnya sudah sejak lama aku ingin mengembalikan
hobiku seperti bermain software editing video dan foto. Namun sayang laptop
yang sudah menemaniku dari tahun 2009 tidak bisa digunakan lagi pada tahun
2018. Sementara Tabletku tidak support lagi untuk editing foto dan video. Banyak
aplikasi yang tidak support. Dan itu sungguh menyedihkan.
Demi konten, laptop blank
Beberapa bulan lalu aku mengalami kejadian yang
tidak mengenakkan. Entah mengapa aku begitu bersemangat ingin mengedit video
demi konten Youtube lewat laptop suami. Jadilah aku mencari software beserta
crack di google.
Setelah terinstal, ternyata laptop menjadi lemot.
Akhirnya aku tinggal mengurus anak-anak. Dan tidak aku matikan.
Sampai besoknya, ketika suami ingin kerja, laptopnya
menyala tapi layarnya hitam. Sempat masuk untuk ketik password tapi ketika
ingin masuk desktop, layar langsung hitam. Dan itu berlangsung sampai harus
instal ulang. Terpaksa, suami tidak bisa kerja.
Saat itu, qadarallah aku juga sedang ada pekerjaan
bersama salah satu kementerian. Dan semua file ada di laptop. Hanya saja yang
paling bingung adalah suamiku karena dia tidak menyimpan filenya di flashdisk
atau di media lain. Sedangkan fileku sendiri sudah aku upload di Drive. Jadi
kalau mau kerja harus pinjam latop mertua.
Kalau sudah begitu, aku merasa bersalah karena sudah instal software dengan crack yang menyebabkan crash. Terpaksa
harus merelakan banyak software engineering yang hilang setelah instal ulang.
Hiks. Alhamdulillah data juga tidak hilang karena aku minta mas servisnya untuk
keep data.
Sebenarnya aku sudah ada niatan untuk membetulkan
laptop sendiri tapi aku tidak yakin kalau laptopku bisa mendukung hobiku untuk
editing video. Soalnya laptopku sudah lama, keluaran dua belas tahun yang lalu.
Akhirnya aku lupakan keinginanku. Toh, aku bisa
pinjam laptop suami. Pikirku begitu. Tapi tragedi layar blank waktu itu membuat
aku mikir berulang kali kalau ingin editing video di laptop.
So, sementara aku pinjam lagi ponsel suami untuk
instal aplikasi edit video dari Play store. Setelah selesai edit video seadanya
dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, aplikasi diuninstal lagi.
Betapa
ribetnya!
Salah satu konten yang aku unggah di Youtube
saat masih mengedit dengan Tablet. Sayangnya sekarang aplikasi editing video di
Tablet sudah tidak support.
Sedangkan ada konten yang aku upload menggunakan
ponsel suami. Tidak seperti video para content creator yang keren sekali,
videoku sangat sederhana.
Rebutan Laptop
Berjalan seiring waktu, kondisi pandemi Covid-19
yang membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk work from home (WFH),
laptop menjadi barang yang harus dipakai bergiliran antara aku dengan suami.
Pernah waktu itu, suami diminta rapat oleh kantornya
untuk lewat zoom, sedangkan di jam yang sama aku juga harus ikut meeting lewat
zoom. Waktu itu aku sedang kerja sama membuat cerita dengan salah satu
kementerian. Kami hanya punya satu laptop yang bisa dipakai zoom. Awalnya, aku
sudah pasrah untuk tidak ikut meeting atau pinjam ponsel saudara. Ternyata
malah suami yang mengalah untuk tidak ikut rapat. Hiks.
Tak hanya itu, pernah pula ketika tahun 2017, saat
aku menang sayembara menulis Badan Bahasa Kemdikbud, aku diundang datang ke
Jakarta untuk penyelesaian buku cerita anak. Peserta diwajibkan membawa laptop,
sementara aku tak punya laptop. Peserta juga diminta menginstal software
InDesign (software wajib yang diminta Badan Bahasa) untuk penyelesaian buku.
Alhasil, suamiku mengalah. Aku pinjam laptopnya dan menginstal software itu.
Saat perjalanan, aku yang kurus ini menggendong tas
ransel berisi laptop di belakang dan menggendong anak sulungku yang masih
1,5 tahun di depan.
Hal itu terjadi lagi di tahun 2018, Badan Bahasa
mengundangku mengikuti pertemuan penulis di Jakarta. Yah, terulang. Suami harus
mengalah lagi. Aku membawa laptopnya dan anak keduaku yang berumur 7 bulanan.
Di akhir tahun 2018, aku juga diundang ke Yogyakarta
untuk mengikuti penyusunan bahan bacaan anak oleh FLP yang bekerja sama dengan
INOVASI. Lagi-lagi, suami harus mengalah padaku. Laptopnya aku bawa lagi ke
Yogyakarta.
Pentingnya Laptop Bagiku
Jika orang lain menganggap buat apa ibu rumah tangga
punya laptop?
Kusadari, setelah melalui perjalanan panjang dalam
dunia kepenulisan, laptop menjadi barang penting untuk mengembangkan diri,
mengembalikan semangatku yang pernah hilang, dan mencari pendapatan tambahan.
Aku tidak mau lagi ada drama rebutan lagi dengan
suami atau suami harus mengalah demi istrinya sementara suami juga punya
pekerjaan kantor di laptop itu. Aku juga tidak mau menginstal macam-macam yang
membuat laptop eror seperti waktu itu.
Kalau aku punya laptop sendiri, maka aku akan bebas
mengedit video tanpa harus mengganggu suami yang sedang bekerja menggunakan
laptopnya. Aku juga tidak perlu merasa bersalah lagi karena sudah merusakkan
laptop suami. Suami juga tidak perlu mengalah demi istrinya jika istrinya harus
keluar kota untuk mengikuti suatu pertemuan yang menggunakan laptop.
Aku sempat kepikiran ingin beli laptop. Namun, aku
mempertimbangkan banyak hal.
Aku harus mencari laptop yang bisa mendukung hobiku
menulis dan edit video untuk konten Youtube. Laptop yang mungkin bisa
mengembalikan semangatku seperti saat kuliah dulu.
Jadi, aku harus cari desain laptop yang trendy dan
spesifikasi yang cocok untuk hobiku itu.
Selain itu, laptop yang ringkas dan tidak berat saat
dibawa keluar kota menjadi pertimbanganku saat membeli laptop. Aku pernah
punya pengalaman buruk saat menggendong ransel berisi laptop yang berat sampai
membuat tulang ekorku sakit.
Suatu ketika, saat aku berada di benua biru tahun
2012, aku berlari mengejar bus. Karena terburu-buru, aku berlari sambil
menggendong tas ransel isi laptop yang berat. Tiba-tiba seorang kakek berjalan
di depanku dan aku hampir menabraknya. Karena tidak ingin dia terjatuh, aku
berhenti. Tubuhku tidak seimbang. Beban berat di belakang punggungku membuat
aku terjatuh ke belakang. Tulang ekorku menghantam jalanan aspal. Setelah itu, tiga
hari punggungku sakit dan aku tidak bisa duduk lama lebih dari 10 menit padahal
kuliah bisa sampai 3 jam dalam satu sesi. Efeknya, sampai sekarang tulang
ekorku sakit sekali saat duduk lama atau dalam perjalanan jauh. Dan aku tidak
mau lagi bawa laptop yang berat.
Pilihan Pertama
Penentuan tipe dan jenis laptop yang banyak membuat
aku bingung untuk memilih yang mana. Bingung dengan spesifikasinya apakah sudah
cukup untuk memenuhi kebutuhanku?
Ketika menonton video unboxing laptop ASUS Vivobook
S14 S433 punya Kak Ikhwan Hariyanto, aku penasaran untuk mencari informasi
tentang laptop itu.
Termasuk mencari informasi di website ASUS dan
website lainnya.
Setelah mencari-cari informasi tentang laptop ASUS Vivobook S14 S433, aku yakin tak salah memilih ASUS Vivobook tersebut sebagai pilihan pertama untuk memenuhi kebutuhanku. Banyak hal yang menjadi alasan kenapa ASUS Vivobook S14 S433 bisa menjadi pilihan pertama.
Pertama, Bodi tipis dan ringan
Pertimbangan pertama saat membeli laptop adalah
bodinya yang ringan dan tipis. Aku tidak mau lagi mengalami masalah tulang ekor
sakit gara-gara bawa laptop yang berat.
Jadi aku mau cari laptop yang ringan. ASUS Vivobook
S14 S433 adalah jawabannya. Alasannya, bahan laptop ASUS Vivobook S14 S433
adalah form factor Clamshell dan material alumunium
alloy.
Material alumunium alloy (paduan) pada
laptop ASUS
Vivobook tipe tersebut memang digunakan untuk memperoleh
kelebihannya yang ringan tapi tetap kuat.
Bodi laptop ini bisa tipis karena dimensinya
32.4 x 21.3 x 1.59 cm dan bobotnya hanya 1,41 kg. Ukurannya lebih kecil
dibanding laptop 14 inchi lainnya. Sedangkan chargernya minimalis dan ringan yang
hanya sekitar 200 gram.
Laptop yang ringkas dan ringan ini memang
cocok buat dibawa bepergian bahkan menggunakan tas berukuran kecil sekalipun. Perangkat
komputasi ini mendukung aku banget untuk tetap produktif kapan pun dan dimana
pun. Memudahkan aku juga kalau lagi ada pertemuan di luar rumah. Nggak perlu
rebutan dengan suami.
Kedua, Desain paling trendy
Dari dulu, aku termasuk orang yang
seleksi terhadap penampilan laptop. Aku paling suka dengan laptop yang terlihat
elegan. Jadi kalau dibawa kemana-mana, aku bisa percaya diri. Maklum, aku
sering mengalami kurang percaya diri kalau sedang berkumpul dengan rekan. Dan
aku tidak mau semakin minder hanya gara-gara desain laptop yang kurang trendy.
Dan ketika melihat penampilan
laptop ASUS
Vivobook S14 S433, aku tak perlu khawatir mengalami
ketidakpercayaan diri karena ASUS telah menghadirkan tipe VivoBook yang paling
trendy.
VivoBook tipe ini memberi
kesempatan bagi penggunanya untuk melakukan kostumisasi bebas dalam hal warna.
Artinya bisa memilih warna yang bervariasi. Terkesan sepele tapi bagiku, ini
salah satu cara untuk membuatku lebih bersemangat karena berbeda dengan yang
lain.
Pilihan warna pada laptop yang
paling trendy ini sangat menarik, seperti Resolute Red, Gaia Green, Dreamy
Silver, Indie Black. Semua tergantung selera dan karakter masing-masing
sehingga VivoBook tipe ini terasa lebih personal.
Kalau untuk warna yang paling aku suka adalah Dreamy Silver karena kalem namun tetap elegan.
Sisi-sisi laptopnya terdapat
diamond cut design yang membuat laptop terkesan elegan. Bagian belakang layar
laptop ini juga dipadu dengan bahan polikarbonat sehingga tetap terlihat
berkelas.
Selain itu, logo ASUS VivoBook di
bagian depan menambah kesan elegan dan fleksibel karena tidak didesain di
bagian tengah tapi sedikit ke pinggir sehingga
memiliki "Ruang Kosong". Hal itu memang disengaja agar
VivoBook tipe ini bisa dipersonalisasi lebih jauh dimana pengguna bisa
menempelkan stiker yang diinginkan seperti yang disediakan dalam paket
penjualan laptop ini.
Ketiga, Teknologi Layar Eksklusif
Layar laptop ini ukurannya 14 inchi Full HD (1920 x 1080 pixel) dengan panel IPS Level.
Teknologi yang ekslusif NanoEdge
Display mampu menghadirkan bezel pada layar yang sangat tipis sehingga bisa
menghadirkan screen-to-body ratio hingga 85%. Itulah kenapa ukuran keseluruhan
bodi bisa lebih kecil. NanoEdge Display ini juga membuat layar tampak lega dan
konten yang disajikan lebih immersive.
Kelebihan lain dari ASUS Vivobook S14 S433 adalah
tampilan gambar pada layar yang tajam ini dirancang untuk kreativitas karena bisa
menghasilkan warna pada color space sRGB hingga 100 persen. Dengan tingkat sRGB
tersebut, maka laptop ini sangat cocok untuk content creator seperti video
editor atau fotografer.
Keempat, Performa Terbaik
ASUS VivoBook S14 S433 ini
merupakan mesin penunjang produktivitas terbaik yang dilakukan dengan lancar
tanpa hambatan.
Kenapa?
Karena laptop VivoBook tipe ini menggunakan
diskrit graphic IGP UHD Graphics, VGA NVIDIA GeForce MX250 GDDR 5 2 Gb, dan
penyimpanan berupa PCIe SSD yang mendukung pembuatan grafis, bekerja, menikmati
hiburan, menonton film bahkan game esports. VivoBook S14 S443 ini menggunakan
jenis MX250 yang full power sehingga performa maksimum untuk gaming.
Uniknya dari laptop ini adalah
keberadaan sistem switching antara Intel UHD Graphics dan GPU NVIDIA yang
selalu aktif sehingga mendukung untuk mengedit video, foto, bahkan untuk
hiburan (menonton film dan main game Sports).
Sebenarnya untuk penyimpanan
(storage) Intel Optane Memory H10 512 GB pada
tipe VivoBook ini cukuplah untuk kebutuhanku. Namun, jika kalian merasa kurang,
kalian bisa menambahkan storage karena masih ada slot M.2 PCIe yang kosong.
Berkat teknologi eksklusif Intel Optane Memory H10 512GB performa VivoBook
ini, data yang diakses lebih cepat.
Saking cepatnya, untuk rendering
video dengan Adobe Premiere Pro sebesar 45 MB hanya selama 1 menit 40 detik.
Berdasarkan hasil pengujian
menggunakan Cinebench R20 dan PCMark 10, VivoBook ini berhasil meraih skor
cukup tinggi dan terbukti cocok untuk penggunaan komputasi sehari-hari,
Jadi tak ada alasan lagi untuk
tidak produktif.
Kelima, Hemat Daya
Nggak perlu khawatir dengan baterai
habis di jalan karena laptop VivoBook S14 S443 ini hemat daya berkat mengadopsi
baterai 50WHrs lebih besar dibandingkan laptop sekelasnya. ASUS Vivobook S14
S433 ini mampu bertahan hingga 11 jam 45 menit untuk video playback. Sementara
daya tahan baterai untuk penggunaan web browsing dengan Chrome adalah 9 jam 40
menit.
Pengisian ulangnya juga termasuk
cepat 40 menit sampai 50%. Prosesor Intel Core Generasi ke-10 ini membuat
konsumsi daya lebih rendah sehingga laptop ini bisa menjanjikan daya tahan
baterai yang ekstra.
Keenam, Konektivitas Cepat
Kelebihan dari ASUS Vivobook S14
S433 adalah adanya modul WiFi 802.11ax atau WiFi 6 yang merupakan teknologi
data komunikasi nirkabel generasi
terbaru. Modul ini memiliki kecepatan transfer data hingga tiga kali lipat,
kapasitas jaringan hingga empat kali lipat lebih banyak dan latency hingga 75
persen lebih rendah.
Bluetooth 5.1 termasuk seri
Bluetooth yang terbaru dan memudahkan untuk transfer file yang lebih cepat.
Ketujuh, Konektor Cukup Lengkap
VivoBook ini menghadirkan
berbagai macam port/konektor untuk mendukung segala aktivitas komputasi penggunanya. Konektor ini dibagi menjadi kiri dan kanan.
Sebelah kiri : konektor :
HDMI,
USB
3.2 Gen. 1 Type C yang juga bisa dimanfaatkan untuk mengkoneksikan laptop
dengan berbagai perangkat eksternal modern dengan interface USB Type-C.
Transfer data menjadi lebih baik
3.5 mm
Audio Combo.
Sebelah kanan : slot Micro SD Card
Reader, 2x USB 2.0.
Kedelapan, Fitur Premium
Aku pernah lupa dengan password saat akan Log In ke
Windows. Dan itu membuat aku uring-uringan. Akhirnya setelah itu, aku nggak
menerapkan password pada laptopku. Suamiku juga begitu. Alhasil, pengamanannya
kurang bahkan anakku sendiri bisa masuk ke Windows.
Kekhawatiran itu tidak akan muncul lagi ketika fitur
premium ini hadir pada tipe VivoBook S14 S433 karena laptop ini sudah mendukung
login dengan mudah lewat fitur Windows Hello yang memanfaatkan sensor sidik
jari yang tersedia di laptop. Dengan fitur premium ini, laptop menjadi lebih
aman karena hanya satu orang yang bisa mengaksesnya.
Kesembilan, Teknologi Fitur Lain Yang Tak Kalah Keren
Fitur lain yang dimaksud adalah keyboard, webcam, audio dan kaki karet. Keyboard pada ASUS Vivobook S14 S433 resisten terhadap
percikan air. Tombol Enter yang unik karena diberi aksen warna kuning diberi
nama “Yellow Gen-Z”. Selain itu keyboard juga terdapat backlit atau cahaya pada keyboard yang memudahkan kita saat mengetik pada ruangan yang minim cahaya.
Kaki karet di bagian bawah laptop bertujuan untuk
menjaga laptop tetap melekat di meja. Jangan khawatir dengan aliran udara yang
terjebak dan membuat panas, kaki-kaki laptop ini didesain lebih tinggi di
bagian belakang dibanding kaki bagian depan. Tujuannya adalan untuk peningkatan
sirkulasi udara di bawahnya.
Kebutuhan webcam yang memiliki resolusi yang tinggi
sangat dibutuhkan untuk meeting lewat zoom, skype, dan lain-lain. Webcam pada
VivoBook ini adalah HD 720 p.
Audio speaker pada VivoBook ini sudah bersertifikasi
Harman/Kardon yang menjamin suara jernih dan lantang. Speakernya pun sudah
menghadap ke depan, tidak ke bawah, sehingga suara lebih jelas dan tidak
tertutup.
Laptop tipe ini memiliki suhu panas rata-rata 78-94
derajat celcius. Meskipun saat overload, suhunya tidak sampai keluar dan masih
aman digunakan.
Kesebelas, Suara Kipas Laptop yang Tenang
Aku juga cukup mempertimbangkan suara kipas laptop
ini. Aku tidak mau suaranya terdengar saat sedang ikut rapat atau di ruangan
sunyi.
Kipas pada VivoBook yang terdiri dari single fan dan
single heatpipe ini melindungi CPU dan GPU dari panas. Dan kipas laptop
VivoBook ini suaranya tenang dan tidak terdengar.
Jadi, aku nggak khawatir dengan bunyi kipasnya
karena suaranya tidak terdengar.
Keduabelas, Stiker Eksklusif dan Ekspresif
Jika ingin tampil beda, pengguna
bisa memiliki stiker eksklusif untuk mengekspresikan jiwa muda yang dinamis
sebagai hasil kerjasama ASUS dengan Muchlis Fachri (Muklay), seorang seniman
visual asal Jakarta. Stiker unik lainnya juga bisa diperoleh pada setiap paket
penjualan VivoBook S14 S433.
Jika membeli laptop ini di market
place online, pembeli akan mendapatkan T-shirt eksklusif yang bekerjasama
dengan Billionaire’s Project. Kemudian hasil penjualannya akan disumbangkan
untuk membantu yang terkena dampak COVID-19.
Ketigabelas, Harga Jual
ASUS VivoBook S14 S433 memiliki dua varian prosesor
dengan harga yang berbeda. Varian Intel Core i5-10210U memiliki harga jual Rp.
13.999.000,-. Varian Intel Core i7-10510U memiliki harga jual Rp. 15.999.000,-. Yah, dengan harga segitu sesuai lah dengan kualitas yang bagus.
Asus VivoBook S14 S433 juga dijual di sejumlah
marketplace seperti Blibli, JD.id, Bhinneka, Tokopedia, dan Shopee. Setiap
pembelian laptop di e-commerce, akan disertai dengan T-shirt eksklusif
Billionaire’s Project.
Keempatbelas, Garansi Cukup Lama
Garansi yang ditanggung setiap pembelian VivoBook tipe
ini adalah 80% dari biaya jasa perbaikan dan biaya spare part untuk kerusakan
yang disebabkan oleh kelalaian pengguna. Sisa 20% dibayar oleh pengguna
sendiri. Lamanya garansi adalah 2 tahun garansi global.
Spesifikasi ASUS VIVOBOOK S14 S433
Dare To Be You
Setelah mengetahui kelebihan-kelebihan ASUS VivoBook
S14 S433, aku yakin laptop itu dapat mendukung hobiku, mengembalikan minatku
pada editing video, bahkan mendukung menjadi content creator. Tanpa harus iri
dengan kebanyakan temanku yang bisa bekerja di kantoran, aku juga bisa
menggapai kesuksesanku sendiri meski dari hobiku.
Slogan "Dare to be You" mendorongku untuk
mengembalikan hobi lama yang sempat tak terjamah sehingga aku bisa kembali pada
diri sendiri, mengembalikan semangat dan rasa percaya diri seperti dulu.
Betapa senangnya karena semua yang aku butuhkan itu ada di ASUS VivoBook S14 S433. ASUS telah menghadirkan tipe VivoBook yang paling trendy dengan performa terbaik dan hadir dengan prosesor Intel Core 10th Generation yang hemat daya dengan dukungan fitur premium seperti fingerprint sensor, teknologi fast charging serta backlit keyboard.
Dan aku berharap suatu saat aku bisa memiliki laptop ASUS VivoBook S14 S433 agar tidak perlu rebutan laptop dengan suami, tidak perlu pinjam ponsel suami untuk edit video dan foto, dan hobiku bisa tersalurkan.
Demi semangatku kembali.
Demi rasa percaya diriku kembali lagi.
Dan demi suamiku yang tidak lagi merasa istrinya berubah.
:-)
Betapa senangnya karena semua yang aku butuhkan itu ada di ASUS VivoBook S14 S433. ASUS telah menghadirkan tipe VivoBook yang paling trendy dengan performa terbaik dan hadir dengan prosesor Intel Core 10th Generation yang hemat daya dengan dukungan fitur premium seperti fingerprint sensor, teknologi fast charging serta backlit keyboard.
Dan aku berharap suatu saat aku bisa memiliki laptop ASUS VivoBook S14 S433 agar tidak perlu rebutan laptop dengan suami, tidak perlu pinjam ponsel suami untuk edit video dan foto, dan hobiku bisa tersalurkan.
Demi semangatku kembali.
Demi rasa percaya diriku kembali lagi.
Dan demi suamiku yang tidak lagi merasa istrinya berubah.
:-)
0 comments
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan memberi komentar.