Jaman sekarang ya teknologi sangat berkembang pesat. Inovasi dalam transaksi keuangan pun terus mengalami peningkatan. Jika kasir jaman dulu hanya bisa menerima kartu kredit, kemudian lama-lama jasa pembayaran mulai lebih inovatif, bisa dengan debit card, e-money, ataupun dengan alat EDC.
Berbicara
tentang QR Code, saya punya adik ipar yang cukup sering berbelanja menggunakan
QR Code. Belanja makanan, minuman, go-pay, OVO,
dia sering pakai QR Code. Jadi QR Code ini tetap sesuai aplikasi yang digunakan
seperti Gojek, OVO, atau masing-masing bank.
Misalnya ketika dia membeli minuman di kedai tertentu, dia
akan bertanya pada merchant apakah bisa menggunakan QR Code? Meskipun di
Jakarta, warung-warung sudah ada yang menyediakan media transaksi dengan QR
Code, saudara saya biasa bertanya dulu, karena memang tidak semua merchant
menyediakan QR Code. Setelah tahu merchant menyediakan pembayaran dengan QR
Code kemudian ia bisa memindai QR Code merchant di hapenya sesuai dengan
aplikasi yang mau digunakan. Misalkan membayar dengan OVO maka buka aplikasi
OVO dan pilih pembayaran dengan QR Code. Setelah itu pindai QR Code yang ada di
merchant di hape. Pilih proses. Kemudian selesai!
Saya sempat bertanya-tanya, apa itu QR Code? QR code atau
Quick Respons Code adalah kode-kode yang tersimpan dalam bentuk dua dimensi dan
berfungsi untuk menyampaikan suatu informasi dan meresponnya dengan cepat. Dan QR
Code ini biasanya juga sudah banyak yang menampikan ini seperti di majalah, iklan,
brosur, kartu nama, sarana pembayaran, dan lain-lain.
Ketika QR Code mengalami kecatatan tidak lebih dari 30% maka pemindai masih bisa membaca kode-kode yang ada dan masih bisa terbaca. Hal ini karena QR Code memiliki kode-kode numerik yang lebih banyak hingga 350an kali daripada barcode. Sehingga perusahaan bisa menambahkan logo perusahaan di tengah-tengah QR Code tersebut. QR Code juga membutuhkan tempat yang sedikit.
Ketika QR Code mengalami kecatatan tidak lebih dari 30% maka pemindai masih bisa membaca kode-kode yang ada dan masih bisa terbaca. Hal ini karena QR Code memiliki kode-kode numerik yang lebih banyak hingga 350an kali daripada barcode. Sehingga perusahaan bisa menambahkan logo perusahaan di tengah-tengah QR Code tersebut. QR Code juga membutuhkan tempat yang sedikit.
Kenapa harus QR Code?
Saya pun bertanya kepada saudara saya alasan membayar pakai
QR Code. Dia menjawab :
Alasan keamanan
Bayar pakai QR Code aman kok! Kan nanti
disuruh memasukkan password. Jadi jangan khawatir kalau saldo kita tiba-tiba
berkurang melebihi jumlah pembayaran yang seharusnya. karena akan ada pengecekan
pembayaran
Praktis
Menurut penuturan saudara saya, dia merasa
praktis dengan melakukan pembayaran dengan QR Code. Cashless memang membuat
segalanya lebih praktis. Tanpa harus bawa uang banyak-banyak, dia tetap bisa
bertransaksi.
Untung
Siapa sih yang nggak suka dapat untung? Pasti
semua suka! Selain si merchant untung, pembeli juga bisa untung. Bagaimana coba?
Sudah dapat produk, masih dapat untung juga. Yup, kata saudara saya, kalau
belanja dengan aplikasi Gojek, OVO, atau DANA, dia sering dapat cashback. Alias
uang kembali yang masuk ke saldo aplikasi. Lumayan bisa dibuat belanja yang
lain.
Saat saya tanya, memang harganya lebih
mahal? Katanya sih sama saja. Apalagi jaman sekarang ya, kalau merchant mau
untung, mau banyak pembeli, harus mengikuti perkembangan jaman dan teknologi.
Gratis
Saat melakukan transaksi dengan QR Code
ini, pembeli tidak dibebani oleh biaya tambahan dalam penggunaan jasa tersebut.
Hal yang perlu diperhatikan
Kalau transaksi dengan QR Code ini harus memperhatikan
beberapa hal, seperti:
Kamera yang memadai
Karena untuk memindai QR Code ke hape
pembeli, maka kamera hape pembeli pun harus memiliki pixel yang cukup bagus agar
QR Code bisa terbaca di hape pembeli dan transaksi pun dapat berjalan dengan
lancar.
Hindari berada di ruangan yang memantulkan
cahaya atau mengalami reflektif pada QR Code sehingga saat pemindaian kode
tersebut dapat berhasil. Begitu juga saat di kendaran, usahakan tidak bergerak
karena jika bergerak maka proses pemindaian bisa saja tidak berhasil.
- Koneksi harus stabil
Gangguan saat transaksi dengan QR Code bisa
saja terjadi. Dan gangguan ini bisa berasal dari merchant atau pembeli. Jika terdapat
gangguan koneksi dari salah satu sisi saja maka pembayaran tidak bisa
dilakukan. Maka pastikan dulu koneksi sudah tersambung dengan baik.
Bank Indonesia membatasi transaksi dengan QR
Code ini sebesar dua juta rupiah per transaksi.
Nah, yang suka dengan transaksi cashless ini, bisa instal aplikasi di ponsel masing-masing dan isi saldo agar siap digunakan untuk transaksi dengan QR Code ini. Lebih aman, praktis, untung dan pastinya gratis!
#feskabi2019
#gairahkanekonomi
#pakaiQRstandar
#majukanekonomiyuk
Nah, yang suka dengan transaksi cashless ini, bisa instal aplikasi di ponsel masing-masing dan isi saldo agar siap digunakan untuk transaksi dengan QR Code ini. Lebih aman, praktis, untung dan pastinya gratis!
#feskabi2019
#gairahkanekonomi
#pakaiQRstandar
#majukanekonomiyuk
0 comments
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan memberi komentar.