Menjalani Toilet Training Selama Sembilan bulan

5 comments

Ini sudah bulan ke sembilan sejak saya memutuskan toilet training seperti yang saya kisahkan di sini. Toilet training anak usia 2 tahun itu benar-benar menguras tenaga dan pikiran dan pastinya emosi. Ibu harus bener-bener punya stok sabar.

Tanda-Tanda Anak Siap Toilet Training

Tiap anak sebenarnya punya perilaku khusus yang menunjukkan tand-tanda anak siap toilet training. Anak saya menunjukkan tanda-tanda siap toilet training itu di usia 23 bulan. Dia sering menarik-narik popoknya. Seperti nggak betah pakai popok. Walaupun dia belum jelas ngomong, dia sudah mulai menunjukkan suara kalau dia nggak nyaman sama popoknya. Akhirnya saya memilih melepaskan saja dan memulai toilet training. Dia pun mulai nyaman beraktivitas.

Sumber Adobe Stock diedit

Lama waktu toilet training

Mungkin anak saya terbilang cukup lama menjalani proses toilet training. Saya juga penasaran dengan lama waktu toilet training yang hanya berjalan tiga hari dan berhasil. Adakah yang berhasil cuma tiga hari? Kalau ada, boleh dong di share. Memang setiap anak akan beda-beda lama waktu toilet trainingnya. Saya sendiri belum berani melepas popoknya saat Raceqy keluar rumah dalam waktu yang cukup lama. Walaupun sebenarnya dia sudah bisa bilang kalau mau pipis atau buang air besar. Hanya saja kalau dia ketiduran, dia masih perlu popok karena kadang dia masih mengompol.

Perjalanan Toilet Training

Ah, bener-bener deh! Toilet training itu mengajarkan kesabaran. Kita harus sabar menghadapi anak yang tiba-tiba mengompol.
Terkadang saya merasa menyesal karena telah memarahinya. Biasanya sih saat saya capek banget, saya cuma diam saja. Tapi kayaknya kebanyakan protesnya, "Kok ngompol di celana sih? Bilang dong Mas kalau mau pipis. Biar nggak ngepel. Nggak basah gini lantainya, nanti kalau licin bisa jatuh... bla..bla..bla..."

Kadang pula saya sebel, duhhhhh...kapan selesainyaaa? Begitu teriak saya dalam hati ketika saya benar-benar sudah capek.

Pada akhirnya saya pun curhat ke teman saya yang sudah pengalaman toilet training. Setidaknya saya nggak merasa sendirian marah-marah karena anak ngompol terus, haha. Kalau sudah curhat begitu biasanya saya mulai mendingan. Atau pas saya curhat ke suami. Eh, kasihan juga masak capek-capek pulang kerja terus dicurhati masalah rumah. Tambah deh.
Ujung-ujungnya, saat saya capek. Saya ambil air wudhu terus sholat (karena memang sudah waktunya sholat). Saya curhat sama Allah tentang kelelahan saya karena toilet training bahkan menanyakan kapan toilet training ini akan berakhir. Haha. Lebay yak. Habis gimana donk? Siapa lagi tempat curhat kalau bukan sama Allah. Ah, walaupun hal-hal sepele begini. Ya kan? Walaupun Allah nggak menjawab secara langsung setidaknya saya lebih lega.

Dan entah kenapa, setiap saya curhat begitu, Raceqy mulai memberi tanda-tanda kalau mau pipis. Bahkan waktu saya sudah pasrah. Eh, si anak malah mulai bisa menahan pipis dan bilang. Sampai sekarang. Dulu setiap setengah jam mesti saya suruh ke kamar mandi. Kadang saya sampai capek sendiri. Sekarang, jangka waktu dia pipis sudah mulai lama. Rata-rata dua jam tergantung dia minum banyak atau nggak.

Sekarang pun saya sudah mengurangi intensitas penggunaan popok. Saya tetap memakaikan popok saat keluar rumah cukup lama dan saat tidur siang atau malam Jika waktunya cukup lama, saya akan mengajaknya pipis dulu dan mengajaknya ke kamar mandi sebelum keluar rumah. Jarang sih sebelum tidur karena dia nggak bisa ditebak kapan tidurnya. Kalau sudah mengantuk, dia maunya dipeluk, nggak mau ke kamar mandi. Setelah mulai terlelap baru deh dipakaikan popok. Kadang saya malah ikut tidur juga, bangun-bangun dia sudah ngompol haha.

Sudah beberapa hari ini juga, Raceqy nggak sampai kebablasan pipis. Popoknya masih bersih padahal sudah dipakai sekitar 2 hari. Walaupun begitu, terkadanh dia malas sekali untuk ke kamar mandi. Jadi harus saya paksa.

Saya pun sudah mulai mengenali tanda-tanda dia mau pipis. Tanda-tandanya adalah:

1. Kakinya seperti mengempit pipisnya seperti mau menahan pipis. Kalau sudah begitu saya suruh dia ke kamar mandi. Kadang dia mau, kadang juga nggak mau. Saya akan langsung menggendongnya jika dia nggak mau ke kamar mandi sambil saya sounding kalau sudah kerasa ya langung ke kamar mandi.

2. Kepala bergidik. Biasanya kalau kepala bergidik dia mau pipis. Saya pun menanyakan, "Mau pipis?" Lagi-lagi kalau dia bilang nggak, saya akan langsung membawanya ke kamar mandi.

3. Dia bilang mau pipis. Dia pun sudah mulai bisa bilang kalau mau pipis atau eok buang air besar). Hanya saja ketika dia bilang (eok) ternyata dia maunya pipis. Sepertinya dia belum bisa membedakan mana buang air besar mana buang air kecil. Semua dibilang eok.

Sekarang saya pun masih berjuang untuk toilet training karena belum benar-benar lepas dari popok. Kadang dia pun masih ngompol apalagi pas dia nangis kencang. Biasanya dia ngompol. Hemm... memang harus berjuang banget, yak, hehe. Kira-kira sampai kapan ya anak lepas popok? Terutama saat jalan diluar atau saat tidur malam atau siang?
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

5 komentar

  1. Semangat berjuaaaaang bunda litam. Semoga si kecil lulus toilet training..aamiin

    BalasHapus
  2. Semangat berjuaaaaang bunda lita. Semoga si kecil lulus toilet training..aamiin

    BalasHapus
  3. Kalau saya diajari ortu sering-sering natur anak ke kamar mandi untuk pipis.ya memang kadang gak keluarga. Tapi setidaknya dgn melakukan jdwal ke kmr mndi sesering mungkin secara tdk langsung mengajari anak kita untuk bisa ke toilet. Sabar ya mb Lita ada saatnya kok untuk lepas popok. Semangat yaaa...

    BalasHapus
  4. Hi..hi... Jadi inget pengalamanku bbrp tahun yg lalu. Semoga berhasil ya

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung dan memberi komentar.

Follower