Semenjak Ghalib lahir, tidurnya nggak dipisah sama Masnya. Semua jadi satu. Kalau si Mas udah tidur, harus
ada pemisahnya, nih, misalnya ibunya. Lah, habis serem juga namanya anak
cowok kalau tidur pasti kemana-mana. Kaki bisa di badan si adik.
Nggak Cuma tidur sih. Kalau lagi bangun juga si Mas mesti
suka gemesin adiknya. Suka narikin adiknya. Kan serem. Maklum namanya juga
masih 2 tahun belum ngerti apa-apa. Mungkin dia gregetan si adik kenapa Cuma diam aja. Dia kira teman main kali
bisa diajak lompat-lompat jumpalitan. Alhasil, emaknya yang suka heboh
teriak-teriak ketakutan anak masih bayi 1 bulan ditarik-tarik. Apalagi kalau
mas suka lari-lari di sekitar kepala adik.
Saya pun
mendiskusikan masalah ini sama suami. Diputuskanlah, kita mencari boks bayi. Tujuan
beli boks bayi biar si bayi aman dari serangan Mas. Huntingnya mah nggak perlu
keluar rumah. Cukup cari di internet.
Boks Bayi via pixabay.com |
Dan ternyata harganya cukup mahal. Haha. Beberapa pertimbangandalam memilih boks bayi versi saya dan suami adalah:
Fungsi
Waktu anak pertama, saya nggak memutuskan beli boks bayi
karena merasa belum begitu urgent. Pas anak kedua ini, apalagi jarak anak
pertama dan kedua yang Cuma dua tahun, saya merasa membeli boks bayi adalah
keharusan. Saya nggak mau pas kebelet ke kamar mandi, si bayi harus saya bawa
ke kamar mandi karena nggak ada yang jaga si bayi. Gimana kalau si Mas
narik-narik bayi, atau diduduki? Duh, saya serem bayanginnya. Jadilah saya
minta belikan boks bayi.
Beli boks bayi pun nggak bisa dipakai terus-terusan karena
bayi akan terus berkembang. Setidaknya sampai bayi usia dua tahun masih bisa
dipakai. Biasanya bayi juga nggak betah terus-terusan di dalam boks bayi.
Benar saja, setelah saya beli boks bayi kayu, saya pakai
boks bayi saat saya sholat atau ke kamar mandi. Jarang sekali saya tidurkan
bayi di boks bayi. Dia malah nggak betah ditidurkan di boks bayi. Pernah saya
coba, setelah saya susui dan tertidur saya pindahkan ke boks bayi, ternyata dia
terbangun dan menangis.
Tengah malam pun begitu, setelah dia tertidur pulas, saya
pindahkan pelan-pelan sekali. Berhasil sih! Bahkan saya bisa tertidur pulas. Efeknya,
saya bangunnya lama sekali padahal si bayi sudah menangis-nangis. Biasanya kalau
tidur di sebelah saya, saya langsung terbangun karena tendangannya. Lah, pas
ditaruh di boks bayi saya malah nggak bangun-bangun padahal bayi baru lahir
paling nggak tiga jam harus disusui. Saya malah lebih. Apalagi
kalau si bayi nangis kencang si kakak kebangun nangis juga. Kan bingung banget
kalau begitu. Kalaupun suatu saat nggak kepakai lagi, mungkin bisa jadi tempat
menaruh sesuatu.
Bahan boks bayi
Raceqy itu anaknya aktif banget. Kekuatannya ampun-ampun
dah. Mungkin karena anak cowok kali ya. Lihat-lihat di internet kok bahannya
banyak besi yang mudah sekali digoyang. Saya membayangkan pas bayi lagi tidur,
Raceqy menggoyang-goyangkan boks bayi. Yang ada malah nggak aman. Akhirnya saya
minta suami untuk beli boks kayu saja yang kalau digoyang nggak bakal
mengguncang isi boks.
Benar saja, setelah saya membeli boks bayi kayu, Raceqy suka
menggoyang-goyangkan boks bayi dengan kekuatannya. Untungnya isi boks nggak
berguncang. Dia juga suka banget manjat-manjat boks bayi dan pengen masuk ke
dalam boks bayi. Untungnya lagi, pagar boks tinggi, jadi Raceqy nggak bisa
masuk ke dalam boks saat saya tinggal sholat atau di kamar mandi saat kebelet.
Harga
Soal harga sih kalau saya masih menganut prinsip “harga
mahal maka kualitas oke.” Karena saya sudah memutuskan membeli boks bayi kayu
jadi saya cari yang bahan kayu saja. Dan rata-rata boks bayi kayu sangatlah
mahal, apalagi ada lemari sampingnya. Bagus sih tapi harganya diatas satu juta
semua.
Saya juga sadar kalau bayi akan terus tumbuh. Nggak mungkin
kecil terus. Jadi saya mencari yang harganya sedang-sedang saja. Nggak terlalu
murah dan nggak terlalu mahal karena nggak selamanya dipakai. Alhamdulillah dapat
harga sedang-sedang dan bagi saya itu bagus walau ada cacat sedikit.
Tiga poin itu adalah poin penting sebagai pertimbangan dalam memilih boks bayi. Yang jelas, bagi ibu-ibu yang memiliki anak lebih dari satu masih kecil-kecil dan berjarak dekat, tanpa ART, memang penting membeli boks bayi agar bayi aman saat kita terpaksa meninggalkan mereka berdua di kamar.
Boks bayi memang dibutuhkan agar bayi tidak jatuh saat tidur. Apalagi kalau lagi aktif-aktifnya perlu penjagaan yang ketat:)) huhu
BalasHapusBetul mbak
Hapus