Menikmati Jajanan di Festival Kuliner Universitas Brawijaya

4 comments
Dalam rangka Reuni Universitas Brawijaya (UB), kampus UB tercinta mengadakan rangkaian acara dari tanggal 7-9 Desember 2017. Salah satu yang paling saya tunggu-tunggu, karena saya suka makan, adalah festival kuliner. Dalam festival ini tidak hanya dijual makanan tradisional tapi juga makanan yang diminati anak muda jaman sekarang yaitu makanan Korea.

Saat makan siang, saya, suami, dan anak, mencoba makanan di Festival Kuliner di Universitas Brawijaya (UB). Sehabis sholat jumat langsung cusss lah kita ke kampus. Seperti biasa jalanan di sekitaran Soekarno Hatta ramaiiiii. Melewati keramaian jalanan ditambah matahari yang menyengat membuat saya membayangkan kuliner apakah yang akan dijual.

Eh, karena suami parkir di dekat masjid Raden Fattah yang sudah berubah itu,  jadilah kita masuk lewat belakang stand festival kuliner. Bukan dari depan. Akhirnya memutar lagi. Saat saya masuk, ada tempat berfoto untuk alumni. Karena saya dan suami alumni UB, kami bergantian berfoto di panggung itu. Setelh itu, kami pun mencari pintu depan demi ambil foto sekaligus ambil voucher gratis yang disediakan, haha.

Di stand paling depan ada stand ganti oli dan tune up gratis. Banyak motor berjejer siap untuk diganti oli dan tune up. Keseriusan wajah-wajah anak mesin juga terlihat saat mereka sedang mengganti oli dan tune up motor. Hampir sama lah sama wajah suami yang serius banget kalau ganti oli motor, hehe.

Setelah ambil foto, saya ke stand panitia yang ada di dekat pintu masuk. Ada voucher gratis bagi siapapun yang datang. Tinggal catat nama di daftar yang disediakan panitia dan setiap orang akan dapat satu voucher. Satu voucher hanya bisa ditukar dengan makanan seharga 10ribu. Kalau mau beli makan yang lebih dari sepuluh ribu, tidak perlu pakai voucher tapi pakai uang sendiri, hehe.

Festival Kuliner
Stand Festival Kuliner Reuni Universitas Brawijaya


Ada sekitar 37 stand dalam festival kuliner. Makanan tradisional yang dijual seperti Soto, Cenil, lupis, batagor, siomay, nasi bakar, mie ayam, pecel, roti bakar, seblak, dan lainnya. Makanan Korea yang dijual seperti takoyaki, tteobokki, dan ramyun. Selain itu, ada dijual kebab dan burger juga. Saat matahari lagi terik-teriknya memang enak makan waffle es krim yang juga dijual. Setelah mutar-mutar, saya tertarik sama tteobokki original yang terbuat dari tepung beras itu dan saos gochujang dijual dengan harga 10.000. Suami lebih tertarik dengan es krim yang ditaruh di cup yang bisa dimakan.

Festival Kuliner


Karena porsinya kecil, perut saya yang muat banyak ini rasanya masih kurang, hehe. Akhirnya kami pun beli Soto Kudus. Harganya juga sama 10.000. Rasa Soto Kudus ini 'menurut saya' sudah disesuaikan dengan lidah Jawa Timur alias tidak terlalu manis seperti aslinya. Oh, dan ternyata ibunya baru kehilangan suaminya, yang berasal dari Kudus, sehingga ia berusaha bangkit lagi dengan jualan Soto Kudus. Huks.

Di stand ini tidak hanya menjual makanan, tapi juga ada kaos, sandal outdoor, kopi dan oleh-oleh seperti kripik-kripik kota Malang yang jadi binaan LPPM UB.

Voucher Gratis Festival Kuliner


Para pecinta kopi bisa membeli kopi lokal yang ada di stand festival ini. Salah satunya kopi Dampit yang sudah cukup terkenal karena menjadi daerah penghasil kopi robusta terbaik di dunia. Sebesar 90 % kopi robusta Dampit diekspor ke luar negeri. Apalagi kopinya sudah mendapat sertifikat 4C yang dikeluarkan asosiasi industri kopi dunia yang berpusat di Bonn, Jerman.



Setelah kenyang makan soto Kudus dan teh botol Sosro, kami pun pulang. Oiya, di festival ini minuman yang dijual teh botol sosro dan kopi aja ya.

4 komentar

  1. Wah, sampe tanggal 9. Berarti besok masih dong mba? Jadi kepengen juga eh, mumpung suami statusnya juga masih UB student��

    BalasHapus
  2. Asik ya banyak makanan 😀

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung dan memberi komentar.

Follower