Suatu hari saat mata masih lemah untuk terbuka, badan jadi goyah karena baru terbangun dari tidur padahal panggilan sholat sudah berkumandang. Keinginan manusiawi muncul. Ingin lanjut tidur lagi. Mau tak mau kupaksakan membasuh diri sebelum melaksanakan kewajiban padaNya. Hanya empat kali sujud tapi selalu memberikan energi baik setiap terbangun.

Energi baik yang selalu membuatku bersemangat menjalani hari. Pagi hari menyiapkan sarapan untuk anak dan suami. Keramaian pasar pun menambah semangat tuk terus beraktivitas. Kebahagiaan senyuman dan tawa anak saat menikmati permainan di taman perumahan.

Sesampainya di rumah, perut berhasrat untuk dipenuhi makanan lagi. Sayangnya, makanan tadi pagi sudah habis. Kulit kotor ubi mengintip dari balik keranjang rotan. Ah, kurebus saja lumayan buat mengganjal perut sebelum makan siang.

Setelah memotong ubi, kumasukkan dalam panci kukusan kemudian kutinggal untuk meninabobokan si kecil yang sudan mulai mengantuk. Aku pun ikut mengantuk. Keroncongan perut terdengar jelas mengingatkanku akan kukusan telo.

Kutengok ke dapur. Tak ada tanda-tanda suara kukusan yang berasal dari air rebusan di bawahnya. Jangan-jangan.....

Ah! Gasnya habis! Hupfff... Sabar ya perut! Ubinya belum matang gara-gara gas habis. Kuambil telepon selularku dan menekan-nekan nomor telepon penjual gas. Setengah jam yang membuat perutku terus berbunyi. Sampai-sampai perut kupenuhi air putih biar diam saja. Butuh waktu setengah jam agar si petugas datang.

"Mas, minta tolong sekalian pasangkan, ya!"

Ketakutanku pada berita-berita kompor meledak karena ada bunyi mendesis di tabung gas membuatku meminta abang penjual gas untuk memasangnya.

"Oh, iya, Mbak."

Sebenarnya memasang itu gampang saja, tinggal begini begitu jadi deh... Tapi...

Setelah terpasang, ada bunyi mendesis yang terdengar dari tabungnya.

Duh, Mas, jangan sampai ada kenapa-kenapa, harapku dalam hati. Maklum, kenyamanan di rumah mertua dulu membuatku tidak pernah memegang langsung masalah pergantian tabung gas. Sekarang, saat suami kerja, hanya abang penjual gasnya saja yang bisa kuandalkan.

Abangnya pun mengulangi pemasangan tabung gas. Dan tetap saja mendesis. Aku jadi panik. Ia pun mengeluarkan karet kecil yang ia taruh dalam tas. Karet yang ada di bibir tabung gas ia ganti dengan karet baru itu.

Setelah dipasang, salah satu telinga abangnya didekatkan pada ujung tabung gas. Ia yakin tidak ada suara mendesis lagi. Ia pun mencoba menyalakan kompor gas.

"Bismillah... ya Allahhh...semoga nggak ada apa-apa," doaku dalam hati. Aku takut Tuhan. Takut kalau ada kenapa-kenapa dengan gasnya. Bayangan-bayangan berita buruk di media yang membuat ketakutanku bertambah.

Melihat abangnya yang tenang, aku mencoba tenang. Api biru keluar dari burner kompor.

Yes, aman!

"Sudah, ya, Mbak."

"Makasih, Mas!"

Abangnya pun berpamitan pulang setelah kuberikan uang tabung gas walaupun dia tidak mau diberikan uang jasa pemasangan gas.

Uh, aku benar-benar merepotkan!

Energi baikku yang sudah terbentuk di pagi hari mendadak hilang karena kelaparan yang tidak terpenuhi dengan makanan akibat kehabisan tabung gas.

********

Mungkin aku terlihat alay ya dengan ketakutan akan kompor gas. Aku juga tidak pernah tahu kapan akan berani memasang sendiri kompor gas. Andaikan ada teknologi yang membuat ketakutanku hilang.

Ah, aku jadi teringat waktu sempat merasakan tinggal di apartemen di Prancis. Aku tidak perlu takut dengan masalah perkomporan karena sumber api kompor disana pakai gas yang disalurkan melalui pipa-pipa. Tak perlu khawatir habis atau menunggu kelaparan karena tidak bisa memasak. Yang paling penting, tentu aman.

Aku jadi membayangkan rumahku dialiri oleh pipa gas.




Mendengar kata pipa gas bumi, ada satu yang muncul dalam benakku. Yaitu salah satu sumber energi yang cukup modern di negara-negara maju, misalnya Amerika, Inggris, Prancis, Jepang, China, Belanda, Australia, dan lain-lain.

Negara-negara itu menggunakan gas bumi dengan perpipaan untuk memasak, pemanas ruangan, dan lain-lain. Di Indonesia, mayoritas rumah tangga masih menggunakan tabung gas untuk memasak yang kita kenal LPG.

BUMN yang mengatur distribusi gas bumi dan transmisinya agar memenuhi kebutuhan domestik dan non domestik adalah Perusahaan Gas Negara atau disingkat PGN.


Gas Bumi Untuk Apa Saja?

Gas bumi bisa digunakan untuk berbagai macam keperluan seperti, domestik, bahan baku industri, bahan baku pupuk, transportasi, kelistrikan, bahkan gas bumi Indonesia juga diekspor. Menurut SKK Migas, ekspor gas bumi dalam bentuk LNG tahun 2017 adalah yang terbesar sekitar 29,5% sedangkan paling sedikit City Gas sebesar 0,04%.


City Gas ini merupakan program pemerintah untuk menyebarluaskan pemakaian gas bumi melalui perpipaan perkotaan.

Program City Gas

Dengan adanya program ini, rumah tangga di Indonesia sudah ada yang menggunakan gas bumi dari perpipaan. Tahun 2009 adalah tahun pertama rumah tangga di Indonesia menikmati jaringan gas bumi untuk kebutuhan domestik.

Sampai saat ini PGN telah memasok lebih dari 1.658 industri besar dan pembangkit listrik, lebih dari 1.930 pelanggan komersial, dan 204.000 pelanggan rumah tangga.

Konsumen PGN tersebut tersebar di 19 kabupaten/kota di 12 provinsi, di antaranya Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara, dan Sorong Papua.

Menurut Kementerian ESDM, hampir 57.000 kepala keluarga sudah menikmati jaringan gas. Berikut data sambungan rumah dari yang terbesar:
- Sidoarjo (8.647 sambungan rumah)
- Rusun Jabodetabek (5.234 sambungan rumah)
- Prabumulih (4.650 sambungan rumah)
- Bekasi (4.628 sambungan rumah)
- Sengkang (4.172 sambungan rumah)
- Jambi (4.000 sambungan rumah)
- Bogor (4.000 sambungan rumah)
- Cirebon (4.000 sambungan rumah)
- Depok (4.000 sambungan rumah)
- Bontang (3.960 sambungan rumah)
- Tarakan (3.666 sambungan rumah)
- Palembang (3.311 sambungan rumah)
- Surabaya (2.900 sambungan rumah)

Sumber disini

Jaringan Gas Amankah?

Gas bumi ini lebih aman disalurkan lewat pipa karena sifatnya tidak beracun, tidak berwarna, tidak berbau, lebih ringan dari udara, bertekanan rendah yaitu 1/10 dari tekanan ban mobil ideal. Karena tidak berbau ini biasanya gas bumi sudah diberi thiol agar tercium bau kalau ada kebocoran.

Tapi bukan berarti harus sembarangan menggunakannya karena ada syarat yang harus dipatuhi pelanggan agar perpipaan aman, seperti:
  1. Jangan pernah membangun atau menambahkan alat pada jaringan infrastruktur tanpa seijin PGN 
  2. Jangan melakukan aktivitas di sekitar jaringan infrastruktur PGN
  3. Hubungi call center PGN 1500645 sebelum melakukan aktivitas pembangunan


Pelanggan jargas juga harus peka dengan adanya kebocoran pipa. Tanda-tanda pipa bocor adalah:
  1. Ada bunyi berdesis
  2. Debu bertiup dari lubang di tanah
  3. Gelembung muncul terus menerus pada daerah basah atau genangan air
  4. Vegetasi mati atau layu pada daerah yang harusnya hijau
  5. Nyala api
  6. Tercium bau gas

Nah, kalau sudah terjadi kebocoran apa yang harus dilakukan?
  1. Jangan panik, kebocoran tidak menimbulkan api
  2. Jangan nyalakan listrik di sekitar kebocoran api
  3. Segera hubungi petugas PGN
Sumber disini


PGN pun memberikan berbagai macam tips untuk oara pengguna jaringan gas bumi.

8 tips aman menggunakan PGN di dalam rumah
  1. Tutup kran gas di dalam dan luar rumah jika meninggalkan rumah dalam waktu lama
  2. Periksa kondisi pipa instalasi dan selang fleksibel beserta sambungannya secara rutin
  3. Jauhkan jaringan instalasi gas dari instalasi listrik di rumah
  4. Letakkan meter gas di lokasi yang tidak terhalang barang dan bisa dijangkau petugas pencatat meter
  5. Letakkan peralatan yang menggunakan gas pada tempat dengan sirkulasi yang baik
  6. Letakkan ventilasi atau eksos pada bagian atas ruangan
  7. Pasang detektor gas agar mengetahui kebocoran gas
  8. Hubungi contact center 1500645

Sumber disini

7 tips penggunaan PGN 
  1. Ikuti petunjuk pencegahan kebocoran
  2. Pastikan selang fleksibel telah terpasang dengan baik
  3. Gunakan selang fleksibel berlabel SNI
  4. Ganti selang fleksibel secara rutin
  5. Bersihkan bagian badan kompor setiap selesai memasak
  6. Bersihkan burner kompor secara rutin
  7. Pastikan nyala api warna biru terang
 
Sumber disini

Penggunaan Jaringan Gas Lebih Ekonomis?

Seorang ibu rumah tangga yang ditemui saat memasak, Eva triana, warga klender, tidak  pernah khawatir saat kehabisan gas. Ia merasakan manfaat gas kota selama puluhan tahun penggunaan puipa gas alam di rumah susunnya. Gas alam selalua siap digunakan 24 jam. Kalau telat sehari bayar denda Rp. 15.000,-.

Menurut penuturan Sumiatun, pemilik usaha kue Kreasi Fitri di daerah Rungkut Lor Surabaya, setiap bulan ia menghabiskan 10 tabung gas elpiji 3 kg untuk pembuatan kue kering dan basah. Jadi sekitar 170.000 rupiah. Semenjak menggunakan pipa gas, ia bisa menghemat hingga 50% karena sebulan hanya membayar sekitar 80.000 rupiah. Memasak dengan jaringan pipa gas juga tidak perlu khawatir kehabisa gas saat memasak kue. Karena kalau tiba-tiba mati, kue jadi gagal.

Untuk pemakaian normal saja harga 1 tabung gas 12 kg sebulan sampai Rp. 130.000,- sedangkan kalau pakai pipa gas bayar Rp. 80.000,-/bulan.

Apalagi di Sorong, tabung gas elpiji sangat sulit didapat sehingga harga pun bisa naik Rp. 400.000,- /tabung. Jadi masyarakat di Sorong menunggu kedatangan gas elpiji dengan menggunakan kompor minyak tanah.
Ketika tabung LPG naik, maka warga tidak perlu khawatir karena sudah ada sumber alternatif yaitu pipa gas alam. 

Limbah Gas Bumi Ramah Lingkungan?

Pemanfaatan gas bumi untuk rumah tangga juga ramah lingkungan. Terlebih, jaringan gas untuk rumah tangga bisa menjadi pendukung terhadap program-program lingkungan yang dijalankan oleh Pemerintah.

Gas bumi yang bersifat ramah lingkungan bisa dilihat dari, misalnya, pengurangan emisi karbon dioksida (CO2) hasil pembakaran.

Pengurangan emisi CO2 dari minyak tanah ke gas bumi adalah 1,139 kg untuk penggunaan 1 m3 gas bumi atau 56%.
Pengurangan emisi CO2 dari LPG ke gas bumi adalah 0,218 kg untuk penggunaan 1 m3 gas bumi atau 11%.
Jika kebijakan konversi dari minyak tanah ke gas diterapkan, maka emisi CO2 akan berkurang sebesar 0,15 %.

Gas bumi sebagai bahan bakar lebih bersih karena tidak mengeluarkan banyak asap dan tidak meninggalkan jelaga.

Kenapa Mulai Memikirkan Penggunaan Gas Bumi?

Gas bumi memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan di tanah air. Potensi cadangan gas di tanah air lebih besar daripada minyak bumi.
Maka, dengan kondisi menipisnya sumber daya minyak dan masih banyaknya sumber daya gas, tidak ada lagi istilah tawar-menawar untuk semakin fokus pada pemanfaatan gas bumi.
Berdasarkan wilayahnya, Sumatera Bagian Tengah memiliki 50% total cadangan, Jawa Timur 12%, Sumatera Utara 11% dan Kalimantan 9%.

Tidak hanya itu, peralihan penggunaan tabung gas ke sistem jaringan gas pada rumah tangga juga memberikan kelebihan-kelebihan dari sisi keamanan, ekonomi dan lingkungan.
Langkah strategis yang dilakukan pemerintah adalah meningkatkan bahan bakar gas bumi untuk rumah tangga dan usaha kecil dengan menjalankan program jaringan gas rumah tangga atau gas kota.

Selain itu, konversi penggunaan pipa gas dari tabung gas dapat mengurangi beban subsidi pemerintah untuk rakyat kecil sehingga dapat menghemat pengeluaran pemerintah.

PGN selalu menjamin ketersediaan dan keamanan penyaluran gas bumi untuk memenuhi kebutuhan kita. Berikanlah yang terbaik untuk keluarga.

Bagaimana Mendaftar Jadi Pelanggan Jaringan Gas Bumi?

Menjadi pelanggan jaringan gas bumi, energi baik tiap hari selalu hadir dalam keseharian kita. Semangat baru muncul karena tak perlu ketakutan dengan keamanan jargas. Tak perlu lagi merepotkan penjual gas. Tak perlu menahan lapar karena harus menunggu penjual gas datang ke rumah. Tak usah risau karena harga tabung gas yang naik tiba-tiba. Menjadi rumah tangga yang modern dan peduli lingkungan serta berkontribusi dalam Menbumikan Gas Bumi!

Caranya mudah untuk mendapatkan itu semua:
- Hubungi contact center 1500645 atau buka website PGN disini untuk mengunduh formulir.
- Lengkapi formulir registrasi
- Sertakan fotokopi identitas, rekening listrik, kartu keluarga, dan dokumen lain
- Berikan kepada petugas PGN, bisa melalui apps online, website atau email.
- Setelah itu, PGN melakukan verifikasi dan instalasi penggunaan gas yang dipilih oleh pelanggan
- Pelanggan bisa memilih metode pembayaran bisa melalui ATM, bank, internet banking, minimarket, dan payment point.


- Petugas PGN akan menyiapkan jaringan gas dan instalasi pipa di dalam rumah

 Tertarik menjadi bagian energi baik PGN? Daftar, Aja!


Sumber:
Kementerian ESDM. 2013. Pembangunan Jaringan Gas Bumi Untuk Rumah Tangga
https://finance.detik.com/wawancara/3396628/pgn-buka-bukaan-soal-pengembangan-infrastruktur-gas-bumi
https://www.merdeka.com/uang/jadi-pengguna-gas-bumi-kini-tinggal-pakai-aplikasi-pgn-mobile.html

Read More
Suatu malam saya diajak suami ketemu seorang rekan di daerah Rungkut. Kita ketemu di bengkelnya yang berubah jadi cafe kalau malam. Sesampainya disana ternyata beberapa orang duduk berlesehan di meja-meja. Begitu juga rekan suami yang sedang mengobrol dengan beberapa orang.

Saya pernah siang hari datang ke bengkelnya. Layaknya bengkel lainnya ada tempat cuci, parkir dan kantornya. Tempatnya pun cukup luas. Malam pun berubah menjadi cafe lesehan dengan beberapa meja. Karena bengkelnya luas jadi untuk cafe pun juga luas. Tampilan cafe itu di malam hari memang berbeda. Bagian tempat cuci ditutupi dengan papan-papan dengan tulisan bergambar.
Read More

Generasi Millenial yang Me-Langit-Biru

Generasi millenial atau disebut juga dengan Gen Y adalah generasi yang lahir pada jaman dimana teknologi sudah mulai berkembang, televisi sudah berwarna, gadget berkembang, ketergantungan pada internet, kebutuhan eksistensi. Menurut wikipedia, generasi millenial lahir dalam rentang waktu tahun 1980-2000an.

Pandangan para baby boomers, atau pendahulu, terhadap Gen Y ini terkadang memberi kesan yang buruk. Menurut para baby boomers, mereka lebih menyukai yang instan, tidak mau ribet, seenaknya saja dan tidak mau berusaha keras. Padahal Gen Y ini juga memiliki sisi positifnya yang jika dibimbing dan diarahkan akan memberi pengaruh positif bagi kehidupan kedepannya. Sehingga Gen Y ini memiliki masa depan cerah dan penuh harapan baru.

Kalau dilihat sisi positifnya, pengaruh perkembangan teknologi membuat karakteristik generasi millenial jelas berbeda dengan generasi sebelumnya, baby boomers. Mereka lebih kritis, inovatif dan kreatif. Pengetahuannya tentang teknologi jauh lebih baik dibanding orang tua mereka. Mereka lebih menyukai kepraktisan dibanding cara konvensional pendahulu mereka.

Generasi millenial bisa diarahkan dalam bidang apapun. Salah satu bidang yang menjadi perhatian dunia adalah bidang energi. 

Secara sederhana, kita bisa menjadi generasi Langit Biru. Generasi ini adalah generasi millenial yang mementingkan kualitas hidup untuk masa depan yang lebih baik. 

Beberapa hal sederhana yang bisa kita lakukan untuk berkontribusi pada langit biru adalah:

Budayakan jalan kaki pada jarak yang masih bisa ditempuh. Kondisi iklim Indonesia yang panas, penuh debu dan berpolusi memang membuat siapapun malas untuk berjalan kaki. Tapi kita bisa menguranginya kalau ingin menjangkau tempat-tempat yang tidak jauh dari tempat tinggal kita. Hemat bensin, lingkungan pun berkualitas.

Yuk, gunakan transportasi umum. Transportasi umum di beberapa kota besar memang masih menjadi pilihan penduduknya. Selain fasilitasnya yang sudah memadai, penggunaan transportasi umum ini bisa mengurangi kemacetan juga polusi udara secara tidak langsung.

Penggunaan pertamax sebagai kontribusi pada Langit Biru. Setiap kendaraan selalu ada rekomendasi bahan bakar yang digunakan dan dapat dilihat pada buku manualnya. Dengan oktan tertentu, maka bahan bakar kendaraan harus sesuai dengan rekomendasi pabrik. Tujuannya agar peforma mesin tetap berjalan baik. Selain itu, penggunaan pertamax dapat mengurangi sisa pembakaran gasoline yang menyebabkan polusi udara.

Penanaman vegetasi di perkotaan. Semakin banyak tanaman pada suatu kota maka semakin banyak pula karbon monoksida yang diserap tanaman. Dengan begitu, udara menjadi bersih. Polusi berkurang. Lingkungan menjadi sejuk dan langitpun terlihat cantik karena warnanya yang biru.

Generasi Langit Biru (Sumber gambar : dok pribadi)

Proyek Langit Biru

Sebenarnya Langit Biru adalah proyek Pertamina untuk menjawab permasalahan kilang minyak yaitu menurunnya efisiensi dan fleksibilitas kilang. Akhirnya Pertamina melakukan revitalisasi dan modernisasi kilang eksisting yang ada di Cilacap dengan nama Proyek Langit Biru Cilacap.

Pembangunan Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC) adalah proyek pembangunan kilang minyak di Cilacap, Jawa Tengah yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas RU IV agar setara dengan Euro IV. Selama ini Indonesia memberlakukan standar emisi kendaraan EURO II, sedangkan di Eropa sudah menggunakan standar Euro VI.

Standar emisi kendaraan ini bertujuan untuk mengurangi emisi gas buang kendaraan. Emisi gas kendaraan adalah sisa hasil pembakaran gas buang yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Negara Eropa yang memberlakukan pertama kali standar emisi gas ini tahun 1992. Pemberlakuan standar emisi ini agar lingkungan tetap hijau.

PLBC ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah dan kualitas produk BBM dari Premium (RON 88) menjadi Pertamax (RON 92). Nilai RON ini membedakan kualitasnya saat digunakan pada kendaraan. Memang tidak semua tahu perbedaan kedua jenis RON tersebut. Perbedaan jenis RON ini mempengaruhi kinerja mesin. Semakin besar oktan maka bahan bakarnya semakin lama terbakar sehingga menghasilkan residu yang sedikit bahkan tidak sama sekali. Semakin sedikit residu pada kendaraan maka semakin bagus kinerjanya terhadap mesin kendaraan. 

Standar Emisi Kendaraan Ringan (Sumber gambar : dok pribadi)
Selain itu, buangan NOx dan COx pada premium semakin besar dibanding pertamax. Limbah buangan ini yang akan dilepas ke udara dan dikenal sebagai polusi yang membahayakan kesehatan. Itu kenapa pertamax menjadi bahan bakar yang ramah lingkungan dibanding premium.

Dengan program Langit Biru itu harapannya peningkatan kualitas BBM menjadi pertamax juga meningkatkan kualitas udara. PLBC ini mampu menghemat pengeluaran Pertamina sekitar 21 Miliar Rupiah per hari. Direncanakan proyek ini selesai tahun 2018. Setelah PLBC selesai maka gasoline yang dihasilkan seluruhnya memiliki oktan minimum 92 atau minimum jenis Pertamax. Diharapkan Pertamina mampu produksi pertamax di PLBC sebanyak 91000 barel per hari.

PLBC (Sumber gambar : dok pribadi)


Future Blue Sky

Menjadi generasi Langit Biru dan melakukan hal-hal yang mengurangi polusi udara seperti yang disebutkan sebelumnya adalah cara-cara agar kehidupan masa depan menjadi berkualitas.

Aktivitas perkotaan tetap seimbang karena memperhatikan alam.

Udara segar dan polusi berkurang karena aksi penanaman pohon-pohon atau vegetasi yang dilakukan oleh Gen Langit Biru.

Generasi Y atau generasi milenial ini seharusnya mewarisi kehidupan yang berkualitas baik kepada generasi Z sehingga sudah sepatutnya Gen Langit Biru melestarikan langit agar tetap berwarna biru dan melestarikan lingkungan yang berkelanjutan.

Future Blue Sky dan Grey Sky (Sumber gambar : dok pribadi)
Mungkin sekarang lingkungan tempat tinggal kita di perkotaan menjadi lingkungan Grey Sky alias langit abu-abu karena polusi udara. Tapi beberapa tahun ke depan dengan adanya proyek Langit Biru, kita berharap agar lingkungan kita akan berubah menjadi Future Blue Sky sehingga generasi selanjutnya akan selalu lebih baik dari kita dan penuh dengan harapan-harapan baru.





Sumber:
Pertamina
Antara News
Finance detik
Gaikindo

Read More

Follower