Dan ternyataa... susaahhh...
Saat pindah di rumah Waru, aku didatangin salah seorang ibu-ibu yang memang perhatian masalah persampahan di RW.
Sampahnya dipisah antara sampah basah, B3 dan kering (yang bisa diolah). Ada lagi sisa jelantah ditaruh di botol dan ada yang mengambilnya setiap periode tertentu.
Sampah basah ini bisa disebut sampah organik termasuk sampah sisa makanan, sayur-sayuran, kulit telur, daun-daunan. Semua sampah itu dijadikan satu di tong sampah. Warnanya orange dan setiap rumah dapat satu. Sampah-sampah ini nanti diolah biar jadi kompos. Selain itu, komposter juga ditaruh di beberapa titik di setiap RT/RW. Komposter ini digunakan mengurai daun-daunan dan sisa makanan agar jadi pupuk. Tetangga saya rajin banget menaruh sampah organik di komposter ini, terus hasilnya dia pakai buat pupuk tanamannya.
Komposter Aerob |
Sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun) seperti sampah popok. Ada bak sampah sendiri. Bak sampah ini dibangun permanen di depan setiap rumah. Setiap 2x seminggu akan diambil oleh petugas kebersihan dengan truk sampah.
Sampah kering (yang bisa diolah). Sampah ini yang masih sulit kulakukan. Awalnya cuma memilah sampah botol, kertas, kotak nasi karton, kardus atau koran. Eh, ternyata nggak cuma ituuuu!
Sampah botol yang digepengkan dulu, tutup botolnya juga dipisahin. Labelnya dibuang. |
Kertas duplex |
Plastik bening dan warna |
Sampah Sachet |
Kaleng, botol, bungkus minyak |
Ini pembagiannya :
- kertas Duplex
- Plastik bening
- Bungkus plastik (mie telor, kapal api, deterjen,sachet)
- Kaleng. Kaleng pun dibedakan ada kaleng yang bahan keras dan tidak keras. Seperti kaleng susu dan bear brand kan beda.
- Botol putih
- Botol bening
- Botol yakult karena bahannya keras. Duh, saya lupa istilahnya apa. Nanti deh kalau saya ingat diedit lagi.
- Aqua gelas
- Odol
- Botol kaca
- Bungkus minyak
Nah, sampah-sampah inilah yang disebut sampah bernilai ekonomis!
Dan sisa tas dari kain spunbond itu yang biasa buat bungkus makanan malah nggak laku kalau dijual.
Memang tidak semua ibu-ibu di perumahan saya bisa telaten pisahin sampah termasuk saya. Biasanya mereka akan memasukkan sampah yng bisa diolah itu dalam glansing tanpa dipisah. Nah, nanti tugas salah satu ibu-ibu uang memang bertugas milah sampah yang akan memilahnya. Itupun ibunya seikhlasnya. Dan pas acara 17 agustusan ibunya termasuk pemilah sampah teladan di RT ku.
Nah nanti sampah-sampah yang dikumpulkan itu akan dihitung dalam buku tabungan bank sampah. Ibunya juga yang menghitung. Hasilnya nanti tergantung kesepakatan RT apa mau dibagikan atau dibuat rekreasi RT.
Kalau mau belajar memilah sampah emang bisa banget belajar ke ibu satu ini. Eh, belum punya fotonya tapi. Haha.
Terus kelebihan memilah sampah buat apa?
1. Bisa dijual lagi
Banyak kan para pengepul yang nyari-nyari sampah buat diolah lagi. Nah, kita bisa memanfaatkan sampah-sampah yang sudah dipilah ini untuk dijual lagi. walaupun harganya tidak seberapa, kalau terus dikumpulin lumayan bisa buat beli sayur, hehe. Kalau di RT tempat tinggalku malah disatuin terus buat rekreasi RT.
2. Menjaga lingkungan
Pernah nonton Wall-E nggak? dimana bumi isinya sampah semua. Nggak ada satupun tanaman bisa tumbuh. Kebayang gimana bumi kita kalau isinya sampah tanpa ada yang diolah. Jelas bisa mencemari lingkungan padahal kita butuh lingkungan yang bersih dan sehat.
Artikel ini terpilih sebagai salah satu sumber inspirasi Twinkl dalam kampanye "Hari Bumi Planet vs. Plastics: PlasticDetox challenges" dari penerbit bahan ajar pendidikan Twinkl.
setuju, susah banget milah-milahin sampah.
BalasHapusKlo aku baru kardus2 bekas dan botol minuman aja yang dipisahin. Dikumpulkan, terus klo kebetulan lihat ada pemulung lewat depat rumah, aku kasihkan ke dia.
Iya mba bener. Biasanya sy kalo lg males malah ga dipilah2 .. haha
BalasHapus