Tidak pernah
terkira bahwa Kota Malang sekarang jauh lebih ramai. Enam tahun lalu, destinasi
wisata Kota Malang belum begitu banyak. Sekarang, pengembangan besar-besaran di
sector pariwisata mampu membangkitkan pergerakan wisatawan ke Kota Malang.
Jika
orang-orang menyebutnya berwisata ke Malang, maka tentunya tidak terbatas oleh
administratif Kota Malang saja, tapi juga Kota Batu dan Kabupaten Malang. Oleh
karena itu, tiga wilayah administrative ini disebut Malang Raya. Dari tiga
wilayah administrative itu, Kabupaten Malang memiliki luasan yang paling besar dan
juga memiliki potensi pariwisata yang besar. Tentunya, tantangan dalam mengembangkan
pariwisata juga besar. Buktinya, Pemerintah Kabupaten Malang mampu menghadapi
tantangan-tantangan terlihat arus wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten
Malang.
MENGENALI POTENSI PENDUKUNG PARIWISATA
Banyak sekali tujuan wisata Kabupaten Malang yang menarik
pengunjung, mulai dari wisata alam, bahari, agro, budaya, religi, sejarah,
pendidikan, belanja, kuliner, dan buatan. Tujuan wisata yang paling banyak
menarik turis asing adalah kawasan Bromo-Tengger-Semeru. Selain itu, wisata
bahari dan alam juga banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik, seperti pantai, sumber mata air dan air terjun.
Kondisi Pantai Di Malang Selatan yang Bersih (foto pribadi) |
Setiap obyek wisata memiliki karakteristik tertentu. Misalnya saja Pantai Balekambang yang memiliki pulau kecil seperti yang ada di Tanah Lot Bali. Pantai Banyu Anjlok yang memiliki air terjun di pinggir pantai. Pantai Tiga Warna yang memiliki tiga warna laut yang berbeda. Pantai Sendang Biru sebagai pintu masuk menuju Pulau Sempu yang unik. Ataupun Coban Pelangi kalau lagi beruntung bisa melihat pelangi di air terjunnya. Air Terjun Sumber Pitu dimana kita bisa melihat banyak sekali air terjun yang keluar dari tebing-tebingnya. Masih banyak obyek wisata lainnya dengan keunikan masing-masing.
Sayangnya, akses menuju ke beberapa tempat wisata itu yang masih terbatas, masih ada yang belum dikelola dengan baik, lokasi tersembunyi, jalan tidak layak, bahkan tak jarang pengunjung harus memacu adrenalin untuk mencapai tempat wisata tersebut. Bagi sebagian orang, tepatnya sebagian mahasiswa, menganggap bahwa kondisi seperti itu yang dicari karena keseruannya, masih alami dan memacu adrenalin.
Menurut Data BPS Kabupaten Malang, jumlah obyek wisata yang ada di Kabupaten Malang sebanyak 69 obyek wisata dimana yang terbanyak wisata pemandian dan pantai. Banyaknya obyek wisata yang penuh daya tarik itu menjadi tantangan bagi pemerintah setempat untuk mengelolanya. Kondisi geografis yang berada di wilayah
ketinggian atau pegunungan dan pantai merupakan salah satu potensi yang dapat dikembangkan.
Potensi lainnya yang mendukung dalam pengembangan pariwisata dan menarik wisatawan adalah transportasi, perhotelan, perdagangan dan
jasa yang sudah tersedia.
Tidak hanya itu, banyaknya perguruan tinggi di Kota Malang
secara tidak langsung memberi potensi dalam mendukung pengembangan pariwisata. Banyaknya
mahasiswa di Malang Raya mampu menjadi promotor wisata secara tidak
langsung kepada masyarakat luas karena mahasiswa-mahasiswa ini banyak yang berasal dari berbagai
daerah di Indonesia. Ditambah lagi dengan perkembangan media sosial, hampir tidak
mungkin para mahasiswa ini tidak memamerkan hasil potretnya dari tempat wisata
yang sudah dikunjungi.
PENCAPAIAN KINERJA PEMERINTAH DALAM SEKTOR PARIWISATA
Target Bina Kelompok Seni Budaya Lokal Gagal
Di Kabupaten Malang, pengembangan pariwisata ditujukan pada tiga sasaran. Hanya satu sasaran yang tidak sesuai target yaitu peningkatan pemberdayaan seni budaya lokal di tahun 2015 hanya tercapai 22%. Pada target ini, beberapa kelompok seni budaya lokal dibina dan diharapkan dapat terus terjaga dan dapat berprestasi. Sayangnya realisasinya kurang dari target yang diharapkan karena terbatasnya anggaran dan penghapusan dana hibah dari pusat untuk pemberdayaan seni budaya.
Tabel Laporan Kinerja Disbudpar Kabupaten Malang 2015 |
Sosialisasi POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata)
Kegiatan ini merupakan bagian dari community development dalam bidang pariwisata. Sosialisasi dilakukan kepada masyarakat yang berada di sekitar kawasan pariwisata untuk terlibat dalam pengembangan pariwisata. Selain itu dilakukan pembinaan kepada pengelola tempat wisata.Kunjungan Wisatawan Melebihi Target
Di tahun 2015, data BPS Kabupaten Malang menyebutkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Malang sekitar 3,5 juta wisatawan domestik dan sekitar 99 ribu wisatawan asing. kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara sebesa
3,6 juta wisatawan. Angka tersebut mengalami peningkatan. Jika dibandingkan tahun sebelumnya kenaikannya sebanyak 400an wisatawan atau naik sekitar 11 persen. Peningkatan ini sebagai wujud efektivitas promosi pariwisata.
Grafik Perkembangan Kunjungan Wisatawan Ke Kabupaten Malang 2010-2015 (BPS Kabupaten Malang) |
Bahkan jumlah wisatawan tahun 2015 melebihi target yang ditetapkan. Ini bisa menjadi kabar baik atau bisa menjadi bumerang bagi pemerintah ataupun masyarakat sekitar. Jika kapasitas tempat wisata tidak dapat menampung kelebihan wisatawan justru menimbulkan kerugian dari sisi lingkungan misalnya rusaknya lingkungan lokasi wisata.
Efisiensi Pemasaran Pariwisata
Pemerintah Kabupaten Malang mengikuti pameran-pameran yang terkait pemasaran pariwisata untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Misalnya mengikuti pameran Majapahit Travel Fair, pameran seni dan
kopi, gathering pelaku usaha pariwisata, pameran pariwisata di Hongkong,
branding pariwisata Kabupaten Malang (five paradise), dan singhasari
magnificent.
Menurut Disbudpar, tingkat efisiensi promosi wisata terhadap kunjungan wisatawan sebesar 11 %, paling tinggi diantara sasaran strategis lainnya.
Menurut Disbudpar, tingkat efisiensi promosi wisata terhadap kunjungan wisatawan sebesar 11 %, paling tinggi diantara sasaran strategis lainnya.
Tingkat Efisiensi Sasaran Strategis Pariwisata Kabupaten Malang |
Pemasaran pariwisata yang juga efektif adalah keterlibatan mahasiswa dalam penyebaran informasi melalui media sosial, dan melalui blog. Dengan begitu, pengunjung bisa menjadi promotor pariwisata secara tidak langsung.
Perbaikan Infrastruktur Jalan Raya
Infrastruktur ini penting dalam memajukan bidang pariwisata. Pemerintah Kabupaten Malang telah membangun Jalan Lingkar Selatan yang berdampak pada arus pengunjung yang datang ke pantai di selatan Malang ataupun Jawa Timur.
Dulunya jalur ini hanya jalan tanah. Di tahun 2016, kondisi jalan sudah bagus sehingga memberikan kenyamanan bagi pengunjung yang melewatinya.
Dulunya jalur ini hanya jalan tanah. Di tahun 2016, kondisi jalan sudah bagus sehingga memberikan kenyamanan bagi pengunjung yang melewatinya.
Sumber: harrysantosa.blogspot.co.id, dowith-passion.blogspot.co.id, verzamalang.wordpress.co.id, posinfojatim.blogspot.co.id |
EFEK MULTIPLIER SEBAGAI NILAI MANFAAT
Efek multiplier
atas pencapaian pengembangan pariwisata mampu meningkatkan perekonomian daerah
juga menumbuhkan kegiatan di sektor baru.
Masyarakat Lokal
Yang paling terkena efeknya secara langsung adalah masyarakat lokal. Ekonomi masyarakat lokal akan terbantu karena banyak yang membuka usaha toko atau warung makan di sekitar obyek wisata.
Investor
Banyak investor yang mulai tertarik mengembangkan usahanya di selatan Kabupaten Malang dalam bidang perhotelan, perdagangan dan jasa.
Invisible export
Artinya sektor ini tanpa perlu ekspor barang tetap bisa menghasilkan devisa. Artinya secara tidak langsung devisa akan datang karena kunjungan wisatawan mancanegara. Wisatawan itu akan menukar uangnya ke dalam rupiah kemudian membeli souvenir, menggunakan jasa transportasi, penginapan dan biaya konsumsi. Seperti yang dijelaskan Yoeti (2008), semakin banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung akan memberi dampak bagi peningkatan perputaran uang di negara kita.
Destinasi wisata yang selama ini yang cukup mampu menjadi invisible export adalah Bromo-Tengger-Semeru. Cukup banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Obyek Destinasi Tujuan Wisata (ODTW) tersebut. Kawasan ini menjadi daya tarik pengunjung selain karena aktivitas vulkanik, lautan pasir, tapi juga adat istiadat yang masih kental. Belum lagi bangunan Pura yang berada di lautan pasir.
Investor
Banyak investor yang mulai tertarik mengembangkan usahanya di selatan Kabupaten Malang dalam bidang perhotelan, perdagangan dan jasa.
Invisible export
Artinya sektor ini tanpa perlu ekspor barang tetap bisa menghasilkan devisa. Artinya secara tidak langsung devisa akan datang karena kunjungan wisatawan mancanegara. Wisatawan itu akan menukar uangnya ke dalam rupiah kemudian membeli souvenir, menggunakan jasa transportasi, penginapan dan biaya konsumsi. Seperti yang dijelaskan Yoeti (2008), semakin banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung akan memberi dampak bagi peningkatan perputaran uang di negara kita.
Destinasi wisata yang selama ini yang cukup mampu menjadi invisible export adalah Bromo-Tengger-Semeru. Cukup banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Obyek Destinasi Tujuan Wisata (ODTW) tersebut. Kawasan ini menjadi daya tarik pengunjung selain karena aktivitas vulkanik, lautan pasir, tapi juga adat istiadat yang masih kental. Belum lagi bangunan Pura yang berada di lautan pasir.
Gunung Bromo dibalik Gunung Batok (foto pribadi) |
Harga tiket yang berpuluh kali lipat untuk wisatawan mancanegara telah menjadi
kontribusi buat pembangunan Indonesia, walaupun ini terlihat diskriminatif jika dibandingkan tiket pengunjung domestik. Untungnya turis ini bersedia membayar
lebih karena wisata Bromo-Tengger-Semeru memang punya pesona yang besar bagi
turis asing.
Menyoroti harga tiket bagi turis asing, penting untuk dipertimbangkan bahwa destinasi-destinasi wisata yang tidak terlihat menarik di mata turis asing tidak perlu harga tiket yang terlampau jauh. Bisa-bisa mereka tidak akan mengunjungi destinasi wisata itu. Kecuali jika memang di tempat wisata tertentu ingin membatasi jumlah wisatawan asing untuk menjaga kenyamanan masyarakat dan budaya lokal. Maka memang seharusnya penentuan harga tiket tempat wisata untuk wisatawan mancanegara bisa disesuaikan dengan daya tarik mereka dan kesiapan masyarakat setempat dalam menerima turis asing.
GOVERNMENT PUBLIC RELATIONS DALAM WUJUD APLIKASI
Kinerja pemerintah daerah yang baik itu memang tidak semua sampai ke telinga kita. Kurangnya akses informasi untuk masyarakat masih menjadi kendala utama dalam penerapan Government Public Relation (GPR) berperan penting dalam pemberitaan program pemerintah dan pencapaiannya. Beberapa lama ini, pemerintah meluncurkan Narasi Tunggal untuk di kalangan Kementerian/ Lembaga. Implementasi dari Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2015. Aplikasi Narasi Tunggal yang dipasang di website Kementerian/ Lembaga menjelaskan kinerja pemerintah dan pencapaian program yang telah dilakukan.Sayangnya, GPR yang diwujudkan dalam Narasi Tunggal itu tidak diketahui masyarakat luas secara keseluruhan. Selain itu, kendala birokarasi membuat sulitnya pelaksanaan widget ini di website masing-masing instansi. Alangkah baiknya jika Widget Narasi Tunggal ini juga bisa diaplikasikan dengan mudah ke dalam blog tidak hanya dilingkup kementerian/lembaga.
Aplikasi GPR pada Website Kominfo (sebelah kanan website) |
Belum lagi perkembangan berita yang terkadang memiliki konten negatif dapat membuat reputasi lembaga jelek. Itu kenapa diharapkan dari GPR dalam Narasi Tunggal dapat menjadi diseminasi informasi yang tersebar di media sosial.
Diseminasi Informasi oleh Para Blogger
Diseminasi informasi tidak hanya dilakukan oleh kementerian atau lembaga, sebagai blogger tulisannya juga bisa memberi informasi, mengarahkan kelompok target sehingga kelompok tersebut mau memanfaatkan informasi yang diterima. Tentunya, pengarahan secara tertulis tetap dilakukan dengan santun dan faktual sehingga bisa dipertanggungjawabkan.Jika informasi di media sosial yang terkadang tidak bisa dipertanggungjawabkan dan menggiring masyarakat di kelompok tertentu, maka blogger disini menjadi penetral atau berperan sebagai penghubung lidah dari masyarakat kepada pemerintah ataupun sebaliknya. Blogger harus menulis yang sesuai dengan fakta kemudian mengkritisi fenomena yang terjadi dalam masyarakat yang kemudian diuraikan dalam tulisan untuk memberikan feedback bagi pemerintah.
Sumber Pustaka:
BPS.
2016. Kabupaten Malang dalam Angka 2015.
Malang : Badan Pusat Statistik.
Glasson, John. 1990. Pengantar
Perencanaan Regional (An Introduction to Regional
Planing). terjemahan Paul Sitohang. Jakarta. FE-UI
Planing). terjemahan Paul Sitohang. Jakarta. FE-UI
Laporan
Kinerja DIsbudpar Kabupaten Malang 2015
Oka
A. Yoeti (2008). Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta. PT Pradnya
paramita.