Ketika aku mengangkatnya, suara diujung sana mengatakan "hallo" kemudian menjelaskan dirinya siapa dan sepertinya tidak asing. Sangat tidak asing. Suaranya lembut seperti sales yang sedang menawarkan barang. Tapi dia seorang pemberi informasi menang undian dan mengaku sebagai Indra Gunawan dari Telkomsel.
Kemudian terjadilah percakapan antara aku dengannya:
IG : ...Kami baru melakukan undian telkomsel dan nomor anda terpilih sebagai pemenangnya. Anda mendapatkan hadiah sebesar 10 juta rupiah.
Me : WOOOWWW !!!!
IG : Kalau boleh saya tahu, saya bicara dengan ibu siapa ya?
Me : Ibu Nana (entahlah kenapa nama itu yang keluar)
IG : Baik. Ibu Nana posisi dimana sekarang? Di kalimantan?
Me : (wah orangnya tahu aja ni nomor kalimantan) Bukan, saya di Malang.
IG : (agak bingung) tapi nomor ini ibu beli disana?
Me : saya lupa pak. (sudah kedua kalinya ditelpon begini, yang dulu malah eyel2an, dan sepertinya dengan orang yang sama)
IG : Baik, karena ibu memenangkan hadiah uang maka kami akan transfer uang ke ibu. Ibu punya rekening bank apa?
Me : Mand**i.
IG : Baik, Bu, nanti kami akan segera kirim hadiahnya ke rekening ibu. Bisa saya minta nomor rekening ibu?
Sudah kuduga ni pasti mau tipu-tipu. Akhirnya kukasih lah no rekening suami yang baru dibuat dan tidak dipakai, itupun gara-gara pengembalian uang dari penipu seperti yang aku ceritakan disini.
Me : 14400XXXXXX
IG : Atas nama ibu sendiri?
Me : bukan. Atas nama suami saya. Ahmad.
IG : Loh. Kok nama suami ibu?
Me : Lah, emang kenapa? Kalau saya nggak ada gimana?
IG : Oh, baiklah. Setelah ini kami akan mengecek kebenaran rekening ibu ke Bank Mandiri, setelah itu kami akan transfer langsung ke ibu.
Keliatan kan tipu-tipunya...
Me : Ya tidak mungkin salah donk Pak. Logikanya nih ya Pak, kalau rekening saya benar pasti bisa transfer uang. Dan kalau ternyata rekening saya salah, tanpa bapak harus capek-capek datang ke bank untuk cek, mau bapak transfer sebanyak apapun juga kalau rekening salah ya nggak bakal terkirim Pak. Ya, kan?
IG : (terdiam)
Me : (menunggu dia menjawab)
IG : Hmm.. Oh gitu ya Bu.
Me : Loh ya iya kan begitu.
IG : (belum berhasil nipu, masih berlanjut) Baik, Bu, saya minta ibu jangan dimatikan teleponnya Bu, karena kami mau cek dulu ke bank.
Me : (ngetet ae seh Pak) Wah hape saya lowbat ni.
IG : Ya dicas donk Bu.
Me : (ini menurutku bukan jawaban seorang customer service sekelas Telkomsel) Loh hape saya kalau dicas harus dimatikan, Pak.
IG : Emang gitu ya Bu?
Me : (ngetet lagi ni orang) Ya iya, kan dipanduannya begitu, Pak.
IG : Oh begitu..... (kemudian terdiam sejenak) kita butuh 25 menit untuk cek ke bank. Memang sudah berapa persen, Bu?
Sepertinya dia sudah mulai kurang fokus.
Me : sudah 20%. Dan ini cepat sekali habisnya.
IG : Kalau dicas berapa lama Bu?
Me : sekitar 7 jam.
IG : Oh gitu ya Bu. Baik, nanti setelah ibu selesai cas, bisa menghubungi kami lagi di nomor ini.
Me : Emang ngapain sih saya harus menunggu?
IG : karena kami akan cek dulu ke bank.
Me : Pak, saya juga pernah dapat hadiah uang ya sudah kasih nomor rekening dan langsung di transfer. Nggak ribet saya harus tunggu telepon sampai setengah jam cuma buat cek kebenaran rekening. Dimana-mana hadiah duit ya tinggal transfer aja, Pak.
IG : (terdiam sejenak) ya karena prosesnya seperti itu, Bu.
Me : (alasannya nggak logis dan aku masih aja meladeni tuh orang) terus setelah tau rekeningnya benar, saya harus ke atm gitu dengan hape yang masih stand by?
IG : (agak kaget karena hampir tahu modusnya) Iya Bu, karena kami akan mengirimkan nomor OTP nanti setelah sampai atm kami akan pandu untuk menjalankan sistemnya.
Me : ribet yah! Gini deh mas, saya juga sering dapat telepon seperti ini. Saya datang ke Grapa*i saja, menanyakan tentang hadiah ini. Tapi saya minta identitas bapak, saya minta no KTP bapak atau no pegawai bapak.
IG : (agak kaget) lah untuk apa Bu, no KTP saya?
Me : Ya untuk mengatakan kalau saya dapat telepon dari Bapak atas nama indra gunawan dengan nomor pegawai sekian dan no KTP sekian. Kan saya mau ambil hadiah, jadi ya saya beritahukan identitas penelepon.
IG : (nadanya sudah mulai meninggi) ngapain Bu pake no KTP, ya kalau memang mau konfirmasi kebenarannya ya datang saja langsung ke Grapa*i, kalau memang tidak ada undiannya ya sudah. Nggak perlu no KTP.
Me : (eh dia ngamuk, padahal cuma minta identitas saja, ketawa-tawa dalam hati) loh jadi saya boleh nggak minta no KTP?
Sampai akhir orang ini tetep keukeuh dengan nada tinggi bertanya untuk apa. Dan saya selalu meyakinkan hanya untuk jaminan saja. Ujung-ujungnya, dia bilang sambil (masih) mengamuk:
IG : baik! Setelah ini saya akan kirim no ktp saya dan alamat saya. Terimakasih.
Me : terimakasih!
Telepon pun ditutup. Hingga keesokannya, pria itu tak jua mengirimkan no ktp dan alamatnya.
Ada saja penipuan modus seperti itu. Dan saya selaaaluuu dapat telepon yang mengaku-ngaku dari telkom*el kalau saya dapat undian. Apa karena nomor kalimantan? Atau orangnya bermukim di kalimantan? Entahlah... semoga manusia-manusia macam itu tersadar bahwa uang yang dia cari dengan cara begitu tak ada gunanya.
Baru saja di tlp oleg nomor yg sama:
BalasHapusPenelpon: Hallo saya dari Grapari Telk*msel, ingin memberitahukan kalau no hp bapak mendapatkan hadiah, dengan siapa saya berbicara?
Saya: Loh situ nelpon saya tapi gak tau nama saya gimana toh?
Penelpon: Berbicara kasar dan langsung menutup telpon.
Saya coba telpon balik gak diangkat terus...