Berliiiinnnnn !!!
Merci deux mille fois Allah, aku bisa nyampe di negeri Hitler ini :) setelah travelling di brussels. Aku bisa travelling ke Berlin sendirian! Solo travelling pertama ke Berlin naik Bus dari Brussels.
Semi Solo Travelling ke Berlin
Setelah menempuh perjalanan sekitar 7 jam lebih, aku tiba di Berlin. Aku bertemu teman SMA setelah ngga ketemu 7 tahun. Aku ngga nyangka bisa ketemu disini, padahal temen itu orang malang. Kalo pas kuliah S1 dia nyempetin ke kampung halamannya, tapi ngga sempat ketemu, malah ketemu disini :)
Bener2 pangling :D
Itulah mengapa aku sebut semi solo travelling karena saat di Berlin aku tidak benar-benar Solo Travelling tapi di-guide-in temanku. Hehe.
Obyek Wisata di Berlin
Sebenarnya aku tidak tahu destinasi wisata di Berlin. Jadi aku pasrah saja diajak temanku ke tempat wisata di Berlin. Dan kami kebanyakan jalan kaki, naik kereta dan Bus. Aku bisa menikmati Berlin dari dalam bus. MaasyaAllah.
Gereja
Kunjungan pertama di Berlin, aku diajak pergi ke gereja yang sebenarnya tinggal separuh. Aku tidak ingat nama gerejanya apa. Karena waktu perang dunia II, gereja itu kena tembakan dari pesawat perang, dan akhirnya menaranya hilang separuh.
Uniknya, revitalisasi bangunannya ditutup dengan tembok agar tidak merusak pemandangan padahal kalo dibuka keliatan kubah yang terpotong itu.
Mall pertama di Eropa Barat
Aku juga melihat dari jauh Mall pertama di Eropa Barat. Mall di Berlin ini tidak terlalu ramai seperti Mall di Indonesia. Hmm apa mungkin aku tidak masuk ke dalam ya. Tapi kendaraan cukup ramai
Mall pertama di Eropa barat yang WoW pada jaman dulu
Berlin Hauptbahnhof
Aku juga pergi ke Hauptbahnhof. Stasiun kereta Berlin ini keren sih. Lebih luas dan ada mall-nya. Aku suka dengan desain kaca di depannya. Terkesan mewah. Aku terbiasa dengan stasiun di Paris yang klasik. Pas lihat desain stasiun kereta di Berlin ini modern.
Stasiun utama di Berlin ini merupakan stasiun yang paling besar di Eropa. Kalo di Perancis. Stasiunnya ada terminus (titik akhir kereta, terminal kalo di indo) dan lebih dari 10an quais (jalan dipinggir sungai) dimana kereta berhenti cukup lama untuk melakukan rute sebaliknya. Kalau di berlin tidak ada terminus dan mereka hanya berhenti sebentar. Quai mereka juga kurang dari 10.
Wilkommen in Berlin
Stasiunnya udah kaya' Mall aja
Gedung Parlemen Berlin
Meskipun beberapa bangunan di Berlin sudah modern, beberapa bangunan masih asli dan klasik. Gaya feodal dibiarkan tetap terlihat. Aku dan temanku ke gedung parlemen Berlin atau the Reichstag.
Di depan gedung ini terhampar salju yang luas. Bendera Jerman berkibar di atas gedung parlemen.
Kata temenku kita bisa masuk kesana, gratis, tapi harus daftar online di websitenya beberapa bulan sebelumnya.
Didepan gedung parlemen Berlin, The Reichstag
Brandenburg Gate
Tak jauh dari gedung parlemen, kami mengunjungi Brandenburg Gate. Dulunya gerbang ini sebagai pintu masuk ke Berlin. Dan hanya itu yang tersisa. Bagiku ini adalah tempat yang harus dikunjungi ketika di Jerman.
Brandenburg Gate
Hotel Adlon
Hotel Adlon ini yang paling terkenal. Biasanya para presiden di dunia datang ke Berlin biasanya nginep disana. Selain itu, saat Festival Film Internasional di Berlin, artis Hollywood pada nginep di sana, seperti Angelina Jolie, Michael Jackson, Brad Pitt, Penelope Cruz, etc.
Didepan Hotel Adlon
Holocaust Memorial
Semua sudah tahu sejarah Holocaust di mana orang Yahudi di Jerman banyak yang dibunuh yang kemudian dibuatkan memorial holokaus di Berlin.
Memorial sangat luas sekitar 19ribu m2. Di dalamnya terdapat beton-beton persegi panjang dengan ukuran yang berbeda-beda.
Holocaust memorial, to the murdered Jews
Tembok Berlin
Di buku sejarah masa Sekolah, Tembok Berlin ini begitu kuat dalam ingatanku sampai akhirnya aku tiba di sini.
Tembok pembatas dari beton ini dulunya memisahkan antara Berlin Timur dan Barat. Tujuannya katanya biar Berlin Timur Nggak terpengaruh sama fasisme padahal maksudnya biar Berlin Timur bisa mengikuti golongan komunis dari Uni soviet. Tembok Berlin ini dibangun tahun 1961. Panjang Tembok Berlin Barat bisa mencapai 155 km dengan tinggi sekitar 4 meter.
Kejatuhan Tembok Berlin ini membuat Jerman Barat dan Timur bersatu. Sebagian Tembok Berlin masih terlihat sampai sekarang. Sebagian lagi dihancurkan. Ketika peristiwa itu banyak korban yang meninggal.
Tembok Berlin yang penuh lukisan |
Tembok Berlin yang dilukis dengan berbagai macam lukisan
Tembok yang sudah dipecahkan dan dibuat jalan diberi penanda sebuah garis yang menunjukkan bahwa disitu pernah dibangun Tembok Berlin.
Penanda dulu dibangun Tembok Berlin |
Catholic Catedral
Kami menyusui kota Berlin dan melewati katedral ini. Entahlah waktu itu aku aku foto aja. Di depan katedral ini ada banyak salju bertebaran padahal cuaca cerah dan salju belum mencair.
One of the famous catholic cathedrals in Berlin
Humboldt University
Katanya Humboldt University ini adalah kampus terkemuka dunia untuk sains pada abad 19 dan awal abad 20 karena terobosan besarnya pada bidang fisika dan ilmu pengetahuan lainnya. Di kampus Humboldt University ini tempat Albert Einstein, Karl Marx berkuliah.
Humboldt University, sekolahnya Einstein
Postdamer Platz
Postdamer Platz ini adalah Centre commercial sekaligus bioskop-bioskop yang terkenal. Biasanya di Postdamer Platz diselenggarakan Festival Film Internasional. Banyak artis dunia yang datang ke sini.
Terus kami jalan kaki sampai ke tempat ini. Aku nggak tahu namanya apa. Hehe.
Berliner Fernsehturm
Berliner Fernsehturm ini merupakan stasiun tivi sekaligus restoran di menara di Berlin timur.
Weltzeituhr
Weltzeituhr ini adalah jam di seluruh dunia (Worldtime Clock) yang ada di Alexanderplatz, Berlin
Solo Travelling ke Koln
Aku hanya menginap semalam di apartemen Wonny. Setelah itu aku akan mengunjungi Koln atau Cologne dengan Bus.Aku berangkat dari Berlin pagi. Aku bahkan hampir terlambat. Busnya mau jalan. Untung busnya mau berhenti. Pak sopir udah kesel tuh karena aku terlambat. Haha. Mereka sangat on time. Jadi jangan coba-coba telat di Jerman.
Lama perjalanan dari Berlin ke Koln (Cologne) 9 jam. Keesokannya, aku tiba di Koln atau Cologne, kota kecil di sebelah barat Jerman. Kota Koln ini cukup terkenal dengan jembatan dan gerejanya. Dan dari kota sanalah, kereta Thalyss ku akan berangkat ke Paris.
Setelah menitipkan tas ke loker, kemudian saatnya jalan2.
Keluar dari stasiunnya, ternyata gereja yang terkenal itu udah terlihat. Banyak turis foto2 di sana.
Termasuk aku yang mencari orang yang bisa buat motoin aku.
Hohenzollern Bridge yang penuh dengan gembok cinta seperti di paris :D
Rumah unikk warna warni, Martinsviertel dari kejauhan :D
Kota Cologne cukup kecil sih, jadi akunya muter2 juga pake jalan kaki aja. Capek sih, tapi ya lebih hemat daripada naik subway :D
Karena udah malem dan sepi tanpa modal Google Map seperti sekarang, dna hanya modal mengingat-ingat pas aku cari di internet pas di apartemen, aku cari hotel yang udah aku booking lewat internet.
Aku sempat tersesat dan sempat tanya-tanya orang juga alamat hotelnya.
Bagian ini yang membuatku khawatir. Apalagi aku hanya sendirian. Tanpa internet. Tanpa Google Map. Hanya modal alamat yang kucetak di kertas dan sedikit potongan peta kecil.
Akhirnya aku menemukan hotelku sekitar jam 8 malam. Lega sekali. Setelah konfirmasi ke bagian resepsionis. Aku pun masuk ke kamar yang ternyata bareng banyak orang.
Aku memang salah karena tidak teliti dengan deskripsi yang ada di internet. Aku ngambil kamar paling murah. Ternyata kamar itu tipe dorm alias asrama. Satu kamar untuk 8 kasur. Itu pun dicampur antara cewek dan cowok.
Huff. Bayangkan shock-nya aku. Beruntung ada cewek juga. Yang sama-sama tidak saling kenal semua. Meskipun akhirnya kami berkenalan. Dan satu jam kemudian aku tidak ingat lagi nama-nama mereka. Aku memilih mandi dan tidur. Kamar mandi ada di dalam kamar dan kami gantian pakai kamar mandi. Nggak nyaman banget lah.
Besoknya bangun dengan rasa syukur karena beberapa orang sudah pergi duluan, tidak ada barang yang hilang, dan tubuhku masih utuh. Haha. Aku melanjutkan jalan-jalan di sekitar shopping centre, buat cari oleh2, ternyata ngga ada hanya toko barang branded.
Ternyata aku beli oleh-oleh Koln justru di stasiun. Harganya lebih murah.
Aku tidak mau terlambat masuk ke dalam kereta. Jadi aku membaca jadwal keberangkatan di papan informasi besar. Ternyata masih cukup lama jadi aku mencari makan di stasiun yang cukup ramai itu.
Aku beli roti khas Jerman, Pretzel, yang dijual di stasiun. Rasanya? Hambar. Hahaha. Lidahku masih selera lidah roti Indonesia yang manis dan terasa menteganya.
Setelah itu, aku masuk ke dalam kereta. Beberapa orang sudah masuk ke dalam kereta. Perjalananku selamat sampai Gare du Nord meski ada kejadian mengerikan.
Sekilas travelling ke tiga negara Eropa
Setelah travelling ke negara perancis, belgia, belanda, dan jerman, negara Jerman lah yang TOP banget, mulai dari kedisiplinannya, bahkan kejujurannya.
Di perancis, belgia, mau naik subway aja harus ada mesin tiketnya biar bisa masuk ke jalur keretanya.
Kalo di Belanda, pake sistem Check in dan check out. Kalo mau masuk tram/subway harus check in. Kalo ada pemeriksaan bisa kena denda kalau tidal check in.
Jangan lupa check out, karena harga transport yang kita naikin tergantung saat kita check out, kalau kita lupa check out, isi kartu transportnya bisa habis.
Kalo di Jerman lain lagi, mereka semua udah percaya bahwa yang naik kereta itu punya tiket. Kesadarannya tinggi banget, dan orang-orang juga ngga ada yang nakal atau mau curang ngga beli tiket, kata temen.
Di stasiun kereta kita harus ngetap karcis sendiri. Ngga ada gerbang yang ditutup. Ngga ada tiket juga bisa masuk. Mau berbuat curang juga bisa tapi di sana orangnya jujur.
Contoh lagi saat nyebrang, di perancis, kalau tanda lampu hijau belum nyala, walaupun tidak ada mobil, orang2 tetep nyebrang, termasuk aku.
Giliran di Jerman, saat lampu masih merah dan tidak ada mobil, akunya ngga sabaran, kok ngga nyebrang aja sih, kan ngga ada mobil. Tapi temenku nyantai aja nunggu sampai lampu warna hijau. Sampai akhirnya ada gerombolan turis perancis yang bilang ke temennya pake bahasa prancis, "Hey, ayo nyebrang, ini kan ngga ada mobil." tapi temennya ngga bergerak, masih noleh2 ke kanan ke kiri, sedangkan orang jerman yang lain pada diem.
Akhirnya turis perancis tetap nyebrang, walopun masih merah, dan temennya yang lain bilang "Heeyy ini kan masih meraah" tapi akhirnya dia nyebrang juga. -____-
Aku nyebrang saat lampu bener2 hijau.
Voila ! sampai ketemu di cerita traveling selanjutnya :D
Semoga suatu saat bisa kembali ke negeri yang serba teratur dan jujur ini.