Aku mau cerita tentang culture shock di Paris. Budaya Prancis memang beda sama budaya Indonesia. Sebenarnya culture shock ini sudah dikasih tahu sebelum berangkat ke Prancis tapi tetap saja ketika merasakan lebih terkaget-kaget. Beberapa culture shock di Prancis yang aku rasakan yaitu.

Cuek dan minim senyum

Sebuah perasaan yg aneh ketika aku tiba di negara lain adalah kaget dengan budayanya.
Semenjak tiba di Paris, mungkin yg masih dirasakan sebuah euforia yang mengalahkan perbedaan budaya di Prancis dengan Indonesia.

Sedikit lupa sih bagaimana awal dulu pertama tiba di Prancis bagaimana kagetnya dengan budaya di sana. Yang kuingat kalo mau ngurus administrasi dll kalau mereka bilang ngga ya ngga. Mereka cuek.



Bayangkan kalo di Indonesia saat di terminal atau stasiun bertanya 'mau kemana mba'?naik kereta apa' adalah hal yang biasa karena keramahtamahan orang indo. Tapi di Prancis, jangan coba2 menjadi ramah begitu, yang ada diplengosin dan pergi.


Suatu ketika aku sedang menunggu bus, sekitar 10 menit lagi, tapi bagiku saat itu sangat lamaaaa. Padahal kalau di Indo nunggu bus 10 menit itu sebentar banget kan. Aku naik bus karena saat turun lebih dekat ke apartemen daripada pintu keluar stasiun apalagi aku bawa belanjaan banyak banget.

Kalo di Indonesia saat di terminal atau stasiun bertanya 'mau kemana mba'? naik kereta apa' adalah hal yang biasa karena keramahtamahan orang indo. Tapi di Prancis, jangan coba2 menjadi ramah begitu, yang ada diplengosin dan pergi, kenapa emang ? 

Di halte itu, ada seorang ibu-ibu mengamatiku dari atas sampe bawah, terang aja risih banget, tapi aku pura-pura aja cuek, trus aku sesekali lihat rute bus di papan halte, untuk memastikan aku ngga salah ambil bus.

Melihat aku bolak balik lihat papan rute bus, ibunya tiba2 negur aku, ''mau kemana?'' Terus terang aku kaget, jarang banget orang Paris nanya begitu, yang ada dipikiran saat itu, orang ini orang baik2 atau jahat ya? Tapi karena ibunya berjilbab, dalam hati jadi tenang, insyallah orangnya baik. 

Ternyata benar. Setelah ngasih tahu tujuanku, malah ditunjukkin detail banget, harus turun di halte mana, padahal sebelumnya udah nentuin mau turun di halte mana, akhirnya turun seperti yang disarankan ibunya. Tak lupa mengucapkan Merci sebagai ucapan terimakasih atas jasa orangnya.

Mungkin karena lihat aku berjilbab dan kasihan seperti anak hilang jadinya beliau bantu aku meski awalnya aku takut. Secara Paris terkenal juga dengan scam city.

Kalau masalah cuek, kalau udah lama disana, agaknya sedikit terpengaruh dengan budaya sana. Suatu ketika, aku ke Belanda, betapa mudahnya melihat orang tersenyum di sana, bahkan ketika kita nyebrang, orang di dalam mobil pun masih bisa tersenyum. Pas disenyumin sayangnya wajahku cuek banget. Terus ketika seorang kakek salah posisi me-scan kartu transportnya di bus Den Haag, dan melihat aku berhasil, kakek itu tersenyum seolah mengatakan 'oohh begituu!'.
Aku cuma melengos terus pergi ninggalin tu kakek seolah-olah nunjukin wajah 'capekdehh'. Pas duduk baru kerasa kalo ternyata aku cuek banget, kaya' Parisienne. Hahaha. Maaf banget ya Kek. Semoga Kakek paham.

Ucapan Merci

Satu hal yang membuat aku suka orang sana adalah seringnya mereka mengucapkan Merci. Sekecil apapun jasa orang itu pasti mengucapkan terimakasih. Seperti memberi jalan di eskalator, di metro, membukakan pintu keluar di stasiun metro, menahan pintu masuk utama apartemen tetap terbuka saat dibelakang kita masih ada yang ingin masuk, menunggu orang untuk masuk lift. Setibanya disana, memang agak aneh hal2 yang sangat kecil harus mengucapkan terimakasih, tapi mau ngga mau ya harus saya ikuti.


Dan akhirnya menjadi gampang bagiku untuk mengatakan Merci di sana. Setelah balik dari indo, sepertinya agak aneh kalau hal2 seperti itu diterapin. Contohnya saat ke bioskop 21, seorang satpam membuka pintu bioskop 21 trus aku bilang makasih, masnya sumringah banget, ngga tau kenapa, aku juga merasa aneh ngomong 'makasih' panjang bgt dibanding Merci :D dan setiap keluar masuk bioskopx aku selalu bilang seperti itu. Ngga salah sih, tp setelah lihat orang lain dibelakangku tidak mengucapkan seperti itu. Baru sadar keadaan udah berbeda.

Pardon! Excusez-moi! Maaf!

Selain merci, orang sana juga ngga segan untuk mengatakan pardon. Misalnya saja ngga sengaja nginjak kaki orang di transport umum, atau mau nglewati padatnya orang di transport umum maka kita cukup bilang Pardon atau Excusez-moi. Kalo di indo, kaki keinjak aja, syukur2 tu orang sadar ngeliat ke arah kaki kalo dia habis nginjak orang. Kalo ngga sadar tu, ya paling minta maafnya pake telepati.

Au Revoir

Ini dia kata yang juga sering diucapkan orang sana saat berpisah. Misal kita ke bank setelah selesai dengan CS bank kita lazimnya disana mengucapkan Merci Au revoir! (terimakasih, sampai jumpa).

Kalau di Indo paling mentok ya bilang Makasih ya mba... masak mau bilang "Makasih ya mbak, sampai jumpa lagi.." yang ada bisa diketawain. Jadinya sampe sana ya harus seringnya ngucapin kata itu saat berpisah, mau kita sebel sama orang sana mau ngga, ya kudunya ngucapin kata itu.

Malah banyak sekali ucapan perpisahan, seperti à bientôt, à toute à l'heure, à demain, à plus, salut, etc. dan itu juga tergantung dari jangka waktu kita bertemu lagi.

à demain ucapan perpisahan tapi besok ketemu lagi.

Au revoir itu kita ngga tau kapan bertemu.

A bientôt segera akan bertemu

à toute à l'heure itu akan bertemu lagi dalam waktu sangat singkat, misal 1 jam lagi ketemu lagi. Bahkan orang sana sudah dilatih dari kecil mengucapkan kata itu, pernah suatu ketika melewati toko kue dan ada ibu dan anaknya selesai membeli kue, terus sang ibu berkata "ayo gimana bilang sama madame nya?bilang merci au revoir madame" kata sang ibu kepada anaknya agar diikuti sang anak, akhirnya anaknya ngikutin.

Ngasih jalan saat di eskalator

Aku merasa agak aneh ketika ditegur sama orang-orang di eskalator. Saat itu aku naik eskalator yang untungnya ngga begitu ramai, dan aku berdiri di sebelah kiri. Dari belakang tiba-tiba orang melewatiku dan berkata ''Pardon'' (maaf) terus lewat di sebelah kiriku, dan itu berulang berkali-kali tiap naik eskalator. 


Baru setelah itu ku perhatikan, ternyata di eskalator juga punya jalur sendiri-sendiri. Sebelah kiri untuk mendahului, hehe. Jadi kalau ngga mau jalan cepat, ya di sebelah kanan aja. Jangan sampai menghalangi jalur cepat di sebelah kiri, hehe. 

Soalnya aku pernah mengalami, gara-gara satu orang di lajur kiri berhenti akhirnya ngga bisa gerak, jadi satu baris ke belakang pada ngomel-ngomel. Termasuk aku yang ada di barisan itu. Ya sebel juga sih, jadi ngga bisa cepat2, hehe. Itulah kenapa kecepatan jalan kaki pas di Paris meningkat. Hehe.

Bergaul

nah ini dia, problem yang bener-bener kerasa bedanya. Menjadi bagian dari mereka yang bukan budaya kita cukuplah susah untuk beradaptasi. Setiap orang punya karakteristik yang berbeda-beda. Mungkin dimana2 hampir sama, ada yang baikkk, ada yang ramaahh bangeett, ada yang cuekkk ampun-ampun, ada yang keliatannya serem tapi dia helpful banget, ada yang resek, ngeremehin, beda2 deh. 


Mungkin yang bikin susah itu ya bahasanya. Mau dipelototin sampe keluar bola mata, kalo yang dipakai bahasa gaul anak muda sana, ya tetep ngga paham.

Kuliahku ada di 2 kampus,dan mahasiswanya pun beda-beda, di kampus A sekelas sekitar 30an orang, di kampus B sekitar 15 orang emang kebanyakan juga ikut kuliah di kampus A. Nah aku agak susah bergaul ke 30orang itu. tapi bagiku berteman dengan orang dr Bretagne, Normandie dan selatan Prancis itu menyenangkan. Orangnya ramah-ramah. 

Kalau aku sih, kalau orangnya cuek ngga bisa diajak berteman, yaudah, masih ada yang lainnn. Dunia belum berakhir kok kalo dicuekin, hehe.

Cipika cipiki

Ini dia budaya Prancis banget, tapi ngga aku banget.. salam perpisahan dengan teman biasanya pake cipika cipiki itu menandakan satu kedekatan dengan teman. Terkadang aku bisa menghindari cipika cipiki dengan lawan jenis, karena mereka paham aku berjilbab, tapi kadang bagi teman yang ngga paham, mereka tetap saja melakukan cipika cipiki, yang membuat aku pun kaget. 

Jadi aku lebih baik menghindar, dan kalau pun ingin berpisah, aku menunjukkan gelagat kalau aku ngga cipika cipiki. Ngga cuma orang Prancis, orang Indo yang udah lama tinggal di sana pun sudah biasa melakukan hal itu, seperti halnya kita kalau melihat acara-acara di tv, artis-artis yang melakukan cipika cipiki dengan lawan jenis.
Read More
Lagi pengen ngebahas masalah parkir di Paris. 
sebenarnya kurang tahu menahu mengenai masalah parkir, karena ngga pernah berurusan dengan parkir memarkir, tapi coba dibahas sedikit deh gimana sistemnya di Paris.
Cuma sempat foto-foto sih tapi belum sempat cari referensi disana, jadinya cuma baca-baca di websitenya www.paris.fr tentang pengaturan parkir disana.
Sebenarnya banyak juga sih mobil-mobil disana parkir di pinggir jalan, tapi entah kenapa masih rapi, dan yang terpenting ngga ada tukang parkir :D
jadi kalo tu mobil nyerempet bemper mobil orang, yawuda tabrak aja.
Kalo supirnya kaya saya sih, ngga bakal bisa ngeluarin mobil yang mepetnya kaya di gambar ini

  (doc.pribadi)

untuk parkir begitu, ada aturannya juga...
tujuannya apa kebijakan perparkiran diatur?
secara ngga langsung sih biar masyarakat yang punya mobil mau menggunakan transport publik kalo mau pergi kemana-mana. Yang utama ya biar lebih rapi aja.

Sistem parkir di Perancis, trutama Paris yang menjadi bahasan ini, memiliki dua tipe:


Parkir rotatif (stationnement rotatif). 

Tipe jenis ini merupakan parkir untuk visitor yang bukan merupakan penduduk di sekitar tempat parkir. 
Waktu parkir dari jam 09.00 hingga 19.00 dari senin hingga sabtu, sedangkan hari minggu dan hari libur nasional parkir gratissss!!
Lama parkirnya dibatasi sekitar dua jam ditempat yang sama. Jika lama parkir lebih dari dua jam bisa membayar lagi ke mesin tiket parkir atau minta kartu langganan.
Biayanya dari 1,2 sampe 3,6 euro per jam tergantung lokasi parkir dimana.
Bayarnya bisa pake kartu ATM, Paris Carte, Kartu Moneo dengan mesin tiket parkir.
Semakin ke pinggiran kota Paris, biaya parkir semakin murah.
Parkir Rotatif


Parkir campuran (stationnement résidentiel)

bisa dikatakan tipe campuran karena ngga cuma visitor (stationnement rotatif), tapi juga penduduk yang tempat tinggalnya tidak jauh dari tempat parkir.
Waktu parkir sama dan dibatasi dua jam. Bedanya, kartu yang dimiliki berbeda-beda.











Ini dia harga tarif parkir di Paris
Zona 1 (biru) : 3,6 euro per jam
Zona 2 (pink) : 2,4 euro per jam
Zona 3 (kuning) : 1,2 euro per jam





Perbedaannya antara Parkir Campuran dan Parkir Rotatif.

  • Parkir Campuran ---- untuk Parkir Rotatif dan Parkir Perumahan ----Sabtu: gratis ----Bulan agustus : Gratis (soalnya banyak yang liburan musim panas keluar prancis makanya gratis kali ya :D )


  •  Parkir Rotatif ---- hanya untuk visitor ---- Sabtu : bayar ---- Bulan agustus : bayar.


Parkir kendaraan barang
Selain itu, ada juga pengaturan parkir untuk kendaraan barang yang biasanya membawa produk-produk komersil, namax zone de livraison. Semua zona parkir itu memiliki perbedaan autorisasi.

1) Zone "partagées" atau zona umum yang memperbolehkan semua kendaraan untuk parkir.
2) Zone "sanctuarisées" atau zona khusus yang hanya memperbolehkan kendaraan pengiriman barang komersil.

Perbedaannya terletak pada marka jalan:

- Jika Satu garis putus-putus maka zona tersebut diperbolehkan untuk parkir mobil dari Senin hingga Sabtu dari 20.00 hingga 07.00, juga hari minggu dan hari besar nasional tanpa terbatas waktu. Dan zona tersebut harus bebas parkir pada jam 7 pagi, jika tidak biasanya terkena denda. Dan kendaraan untuk barang komersil pagi hari dari jam 7 pagi hingga 8 malam.





- Marka jalan ganda maka zona tersebut secara eksklusif untuk kendaraan barang komersil selama 24 jam. Jika ada yang melanggarnya, maka terkena denda sebesar 35 euro.



Parkir Sepeda

Transport lain yang biasa digunakan oleh Parisian adalah sepeda yang biasa disebut Velib' Paris




Tempat parkir sepeda Velib' ini ada di beberapa lokasi. 
Biayanya beragam biasanya tergantung usia, penerima beasiswa atau bukan, pekerja. Setahun dari 19 - 39 euro. kalo sehari sih 1,7 euro kurang lebih ama tiket métro.

Kendaraan Elektrik

Sistemnya kaya' sepeda sih, tapi yang ini berwujud mobil, seperti mesin penyewaan mobil.
tarifnya setahun 120 euro atau bisa nyewa setengah jam 5,5 euro (duh berasa agen promosi :D)






(doc.pribadi) Mobil elektrik yang di parkir di tempat khusus Autolib'

Nah kalo ini, sistem parkirnya jika di Parkir Rotatif maka biaya parkirnya gratis selama dua jam (jika punya kartu kendaraan elektrik)
Kalo Parkir Campuran gratissss selama 24 jam selama punya kartu itu.

Sekian cerita-ceritanya.. at least sedikit paham, walo ngga pernah mengurus masalah parkir2 disana.


Source:
http://www.paris.fr/pratique/deplacements-voirie/stationnement/zones-de-livraisons-pour-y-stationner/rub_369_stand_99971_port_1169

http://www.paris.fr/pratique/stationnement/payer-le-stationnement/paris-les-tarifs-du-stationnement/rub_5779_stand_4812_port_12654


Read More
Kali ini lagi termenung ngerjain thesis..
dan ternyata pikiran melayang ke Eropa... Paris tepatnya..
Ternyata aku merindukannya..


walau bagaimanapun sekulernya negara itu..
bagaimana caranya mereka menghalang-halangi (secara ngga langsung) umat Islam untuk beribadah..
ngga ada tempat ibadah (ada sih tp cuma 4 atau 5 masjid di paris), ngga ada azan (kecuali didalam masjid dan ngga boleh suaranya sampe terdengar keluar), kerja ngga boleh berjilbab, administrasi kadang diminta foto yang ngga berjilbab (pfiuh...kenangan buruk)
saking netralnya mereka dengan permasalahan agama.
padahal salah satu motto negara itu ya Liberté artinya kebebasan, tapi ngga ada sih kebebasan kita untuk berjilbab saat bekerja, untuk mengumandangkan azan, solat, administrasi, dll dah...

walaupun begitu, banyak yang membuatku kangen
kangen disapa "bonjour" sama orang2 di apartemen
kangen ngeliat wajah mereka yang cuek2, 
kangen ngedenger mereka ngomong "Pardon, Excusez-moi" saat di Métro pas lewati orang,
kangen ngejar2 métro yang hampir menutup pintu keretanya, dan was2 kawatir kalo kejepit, padahal tiap 3 menit métro selalu ada
kangen dengerin musik akordion yang biasa dimainkan pengamen di stasiun métro,
kangen bangeeet dengerin mereka ngomong bahasa itu dengan seksinya,
kangen dengerin mereka mengumpat "Merde" dan "Putain"
kangen disapa temen "ça va toi?"
kangen mengucap "au revoir, à bientôt, à demain, à toute à l'heure" sama temen
kangen roti kerasnya "baguette" yang enak banget kalo diisi keju, salad, tomat, ikan tuna, saos dan mayonais
kangen ke pasar orang arab yang selalu menyapaku dengan ucapan "Assalamualaikum," dan kadang dilanjut "vous venez dans quel pays?" (kamu berasal dari negara mana) dan kemudian melanjutkan obrolan ringan lainnya 
kangen banget bisa jalan cepet diantara orang-orang perancis berlalu lalang
kangen nyebrang jalan pas detik2 pertama lampu hijau mobil mulai nyala
kangen dempet2an di métro walo resiko ada copet
kangen bangeet internet yang super cepeettt

Pokoknya kangen Paris..
Un jour, je serai là encore avec mon mari, amin !! (suatu saat, saya akan disana lagi dengan suamiku, amin) 
Read More
Tiba-tiba kepikiran ingin posting tentang kemerdekaan, 
sesuatu hal yang pasti memiliki sejarah yang panjang di setiap negara.
dan Indonesia akan "merayakannya" esok hari, 17 Agustus, yang biasanya diisi oleh upacara bendera di setiap sekolah dan juga di istana negara.
Dengan mengingat jaman ketika Soekarno membacakan proklamasi kemerdekaan.

tapi bagi saya, kebanyakan orang selalu menganggap kemerdekaan yang udah bertahun-tahun itu banyak menyedihkannya. Selalu saja bilang :
"Gimana kita disebut merdeka, kalo masih banyak aja kemiskinan?"

atau

"gimana disebut merdeka kalo masih ada korupsi? 
gimana disebut merdeka kalo pendidikan semakin mahal? "

dan semua hal-hal jelek tentang Indonesia selalu dikaitkan dengan kemerdekaan.

Padahal Pak Karno sudah bilang dengan tegas "..menyatakan Kemerdekaan Indonesia.."

kenapa kita sendiri belum mengakuinya ?? lagi2 kenapa kemerdekaan harus dikaitkan dengan masalah-masalah Indonesia.

Kenapa kita tidak seperti ketika kita masih kecil menyambut kemerdekaan dengan suka cita, ikut upacara dan yang paling menyenangkan kalau ikut lomba makan kerupuk. Itulah yang dinamakan "merayakan kemerdekaan"

Apa karena kita bukan lagi anak kecil? atau sudah saatnya memikirkan negara? 

Ketika saya di Paris, dan mengikuti perayaan kemerdekaan Negara Perancis, 14 Juli, saya mengikuti acaranya dari pagi sampe tengah malem. Pagi hari ada peragaan militer perancis dengan barisannya dan jalannya yang tegap, kemudian pesawat tempur, dan diakhiri dengan terjun payung. Sore hingga malem, duduk didepan Eiffel sambil mendengarkan konser musik, kemudian jam 11 malem ada kembang api diiringi musik dan cerita singkat tentang kemerdekaan perancis dan tiga simbolnya (Liberté, égalité, fraternité).

Sepertinya tidak ada kesedihan ketika hari perayaannya itu.
Semua mengucapkan selamat hari kemerdekaan.

permasalahan perancis pasti juga ada lah,, tapi bukan berarti harus mengaitkan permasalahan yang ada di negara itu dengan kemerdekaan yang udah dicapai kan..

Kenapa kita ngga menyambut kemerdekaan ini dengan suka cita dan melihat pencapaian yang sudah diperoleh Indonesia selama 68 tahun ? bukan mengatakan belum merdeka karena banyaknya permasalahan yang belum tuntas.

coba lihat,
teknologi udah jauh berkembang pesat. Bandingkan kalo dulu mau komunikasi aja harus pake telegraf, telegram, atau telepon yang nomornya diputer2 dulu. Internet susah banget pasti. Lah sekarang ? jauh lebih maju kan.

pendidikan mahal? eh bukannya jaman Soekarno, masyarakatnya masih sangat jarang ya yang punya kesempatan sekolah? bahkan yang keluar negeri saja hanya dari masyarakat golongan tertentu, atau kalau ga karena pinter banget terus disekolahkan keluar negeri. Tapi sekarang, udah banyak kan yang bisa masuk perguruan tinggi dibanding jaman dulu, udah bisa baca tulis semua, lumayan banyak yang punya kesempatan belajar diluar negeri, kenapa kita ngga mensyukurinya ?

Kemiskinan? eh di negara maju juga ada kemiskinan, gelandangan, rumah kumuh. walaupun jumlahnya ngga banyak, tapi bukan berarti banyak kemiskinan disebut belum merdeka kan? apa kalo merdeka itu artinya kemiskinan harus tuntas? lagian pas jaman Pak Karno masih banyak tuh yang hidupnya tidak senyaman sekarang atau mungkin kemiskinan jauh lebih banyak dibanding sekarang, tapi pak Karno (sekali lagi) sudah bilang dengan tegas ".. menyatakan kemerdekaan Indonesia.." ;-)

Korupsi? duh saya kurang paham korupsi di jaman Pak Karno ada apa tidak, apa sebenarnya ada tapi kita aja yang belum tahu, terus disebut2 ngga ada korupsi? ah saya ga mau bahas yang ini. Ga paham bener saya. Ilmu cetek :D

beginilah hasil leyeh2 saya ditempat tidur, ngga jelas ngapain, tiba2 terpikirkan dengan kemerdekaan yang selalu dikaitkan ama permasalahan2 di negara kita.

Apalagi baru saja nih negara kita jadi juara dunia bulutangkis. Keren banget. 

Bagi saya, kita tetap merdeka, permasalahan negara kita sekarang itu PR buat kita semua, ngga mudah menjadi mereka yang mengurusi negara :-D karena kita hanya melihat dr satu sisi, tidak di sisi lain.

Tapi tulisan ini hanya dilihat dari sisi saya saja, tanpa ada masukan dan dengan pengetahuan yang masih cetek banget :-D

Selamat Hari Kemerdekaan Indonesia !!!! Semoga saya bisa berkontribusi bagi negara ini, aamiin :-)
Read More
01:15

Oh My God.. ini udah hari 7 sejak saya tiba di tanah air.. dan di hari ketujuh saya belum bisa mengatur diri untuk menyesuaikan waktu setempat, dalam artian saya belum bisa tidur normal waktu tanah air :-(
Dari kemarin-kemarin, saya baru bisa tidur setelah jam 5 pagi dan bangun paling lama sekitar 15:30, atau jam 09:30 waktu Paris, dimana biasa saya bangun jam segitu. Perbedaan waktu antara Eropa dan Indonesia membuat jam biologis saya belum bisa menyesuaikan waktu sini. Entah ketika saya tiba di Paris, cukup mudah untuk menyesuaikan waktu sana, tapi ketika saya tiba di Indonesia, susah sekali merubah waktu tidur mengikuti waktu Indonesia.

Sekarang, di Paris baru pukul 19:15 dimana pada waktu itu masih sore, bahkan belum magrib. Musim panas. Dan pasti masih terik matahari sore. Biasanya saya tidur setelah isya, sekitar tengah malem. Jika tengah malem di Paris, waktu Balikpapan menunjukkan pukul 6 pagi, dan begitulah akhirnya sekarang saya baru bisa tidur setelah subuh.

Sampe saya searching di internet bagaimana mengatasi jet lag atau menyesuaikan jam biologis tubuh, tapi hasilnya... sekilas baca.. semua udah harus dipersiapkann sebelum berangkat, sedangkan saya sudah tiba di tanah air..

Alhasil, saya harus terus menikmati proses ini sampe saya bener2 bisa menyesuaikan diri :-(
Read More
Lagi baca buku tentang metropolitan Paris yang salah satu bagiannya membahas London dan Paris. Ingin aja men-share disini, karena sepertinya cukup bagus.

London dan Paris merupakan dua kota yang selalu bersaing. Mereka bersaing untuk menjadi leadership di Eropa Barat pada Abad Pertengahan, pemimpin dunia selama periode kolonial, dan era pertama industri. Dua ibukota negara tersebut sama-sama memiliki kondisi yang stabil, sama-sama menjadi "kepala" pada masa imperium kolonial, sama-sama tempat terjadinya revolusi industri dan politik.

Perkembangan sains di Paris, sedangkan London merupakan perkembangan finansial dan komersial.

Untuk perencanaan kotanya, beberapa konsep dari inggris banyak dijadikan style dalam perencanaan kota di Paris, seperti di Le Vésinet yang mengadopsi Garden City oleh Ebenezer Howard. Napoleon III terinspirasi dari London untuk memodernisasi Paris.

Bentuk kota London tidak lagi dibatasi oleh dinding, perkembangannya secara horisontal tidak lagi ada batasan.

Perluasan perkotaan kota London pada abad ke 17 ditandai dengan adanya pembagian tanah Estates, kepemilikan tanah oleh aristokrat Inggris. Urbanisasi dimulai setelah adanya industrialisasi yang memberikan wajah Victorian pada kotanya.

Pusat kota London kecil dibanding Paris. Stasiun-stasiun besar berada di dalam pusat kota, sedangkan di London berada di luar pusat kota. Jaringan metro (subway) di London lebih sedikit dibanding Paris.

Taman di Kota London seluas sekitar 500 ha, sedangkan di Paris kurang dari 200 ha.

Panerai, Philippe. 2008. Paris Métropole: Formes et échelles du Grand-Paris. Editions de la Villette: Paris.

Read More
[Idealist and urbanism]

Kota lebih liveable ? versi Kota Paris tahun 2012

Penggunaan energi:
- sebesar -1,5% penerangan publik
- sebesar 12% penggunaan energi diperbaharui
- sebesar 5000 m2 untuk panel surya

Sirkulasi:
- sepanjang 22 km penambahan jalur sepeda
- sebesar +105% sirkulasi sepeda

Ruang terbuka hijau:
- penambahan 70 ruang terbuka hijau baru
- penambahan 12 taman kota 
- penambahan 6432 m2 untuk atap tanaman

Tempat tinggal:
- sebanyak 4210 bangunan sosial untuk masyarakat berpenghasilan rendah direnovasi  (untuk efisiensi energi)
- sebanyak 4723 kondominium direnovasi (untuk efisiensi energi)
- sebanyak 2703 bangunan sosial baru sesuai dengan Plan Climat (mengurangi pemanasan global)

Luas kota Paris 105,40 km2 (lebih kecil dari kota Surabaya) tapi to the maxxx!
Pemikiran idealis nya, harusnya bisa yah, Kota surabaya (contoh saja) bisa mengadopsi penerapan kota yang lebih liveable di Indo.
Yah, sekali lagi, itu idealisnya, sebagai kaum akademisi.
Read More
entah kenapa lagi pengen nulis tentang bahasa ini, maklum saat itu kepikirannya pas lagi baca tentang espace agricole périurbain tapi kok mumet bahasanya, alhasil membuatlah note ini.

bahasa perancis itu ruwetnya adalah harus dibedain femina dan masculin,
gimana ngga, semua kata benda pun ada pembedaan jenis laki-laki dan perempuan.
kebanyakan bahasa eropa sih emang bedain jenis masculin ama feminin, cuma disini ngasih contoh bhsa prncis :D

tiba-tiba terbersit aja pengen nulis, berarti bahasa perancis ini bahasa yang cukup (kalo kata anak muda gaul sekarang) "kepo" (pengen tauuu ajahh atau pengen tau bangeet ??)
kenapa?
ketika dalam bahasa indonesia, kita mengatakan "dia" ,
dan kita ngga bakal tau "dia" itu cewe atau cowo,
maka,
dalam bahasa inggris akan diartikan "she" dan "he", dan 
dalam bahasa perancis menjadi " il " untuk cowo dan " elle " untuk cewe
kepo ya? 

ngga cuma itu,
ketika dalam bahasa indonesia, kita mengatakan "teman saya"
dan lagi-lagi kita ngga tau kan teman saya itu cewe atau cowo,

gimana kalo dalam bahasa inggris?? 
dan akan berubah menjadi "my friend" ngga ada pembedaan cewe ama cowo, 
jadi kalo bilang ke pasangan "my friend" mungkin pasangan kita ngga akan cemburu kan yah, 
kalo ternyata my friend kita lawan jenis #loh

gimana kalo dalam bahasa perancis??
"teman saya" akan berubah menjadi "mon ami" untuk cowo, dan "mon amie" untuk cewe,
hanya beda "e" doank udah membedakan cewe atau cowo
tapi sayangnya, kalo kita lagi ngomonng maka ngga ada bedanya mon ami dan mon amie karena cara bacanya sama

ada lagi...
misal mau ijin nih sama pasangan masing2,
"aku mau pergi/keluar ni ama mereka"
dalam bahasa inggris jadi " i wanna go there with them"
ngga cukup kepo sih, karena ga dibedain them itu wanita atau pria
coba bahasa perancis, " je veux sortir avec eux/elles "
"eux" itu untuk beberapa orang laki2, tapi kalo campuran laki dan perempuan tetep pake "eux"
"elles" yang jelas untuk beberapa orang cewe2.

nah kan, jadi ketauan banget kaan, bahasa apa yg paling tidak kepo dr 3 bahasa itu?? :D :D

mungkin bahasa lain di eropa yang membedakan jenis laki dan perempuan, itu trmasuk bahasa yang paling "pengen tau bangeett" :D :D

#justkidding

Read More
Berliiiinnnnn !!!
Merci deux mille fois Allah, aku bisa nyampe di negeri Hitler ini :)

Bertemu teman SMA setelah ngga ketemu 7 tahun, ngga nyangka bisa ketemu disini, padahal temen itu orang malang, kalo pas kuliah S1 dy nyempetin ke kampung halamannya, tapi ngga sempat ketemu, untung ketemu disini :)
Bener2 pangling :D
Seperti di Paris, karena turis dan kalau ingin jalan2 seharian mending beli tiket untuk satu hari bisa dipakai untuk trem, subway, bus seharga sekitar 7 euro. jadi lebih murah dan puas, ngga perlu bayar tiap kali naik transport umum. #recommended

Kunjungan pertama diajak ke gereja yang sebenarnya tinggal separuh, karena waktu perang dunia II, gereja itu kena tembakan dari pesawat perang, dan akhirnya menaranya hilang separuh.


Uniknya, revitalisasi bangunannya ditutup dengan tembok agar tidak merusak pemandangan padahal kalo dibuka keliatan kubah yang terpotong itu.




Mall pertama di Eropa barat yang WoW pada jaman dulu




Wilkommen in Berlin
Stasiun utama di Berlin dan juga yang paling besar di Eropa. Kalo di Perancis, stasiunnya ada terminus (titik akhir kereta, terminal kalo di indo) dan lebih dari 10an quais (jalan dipinggir sungai) dimana kereta berhenti cukup lama untuk melakukan rute sebaliknya, tp kalo di berlin tidak ada terminus dan mereka hanya berhenti sebentar, quai mereka juga kurang dari 10.



Stasiunnya udah kaya' Mall aja



Didepan gedung parlemen Berlin, The Reichstag, kita bisa masuk kesana, gratis, tapi harus daftar online di websitenya beberapa bulan sebelumnya.


Brandenburg Gate


Didepan Hotel Adlon, yang paling terkenal, kalo para presiden di dunia datang ke berlin biasanya nginep disana. Selain itu, saat Festival Film Internasional di Berlin, artis Hollywood pada nginep disana, seperti Angelina Jolie, Michael Jackson, Brad Pitt, Penelope Cruz, etc.


Holocaust memorial, to the murdered Jews





Tembok Berlin yang dilukis dengan berbagai macam lukisan


One of the famous catholic cathedrals in Berlin




Humboldt University, sekolahnya Einstein

Postdamer Platz, Centre commercial sekaligus bioskop2 yang terkenal apalagi saat Festival Film Internasional, banyak artis dunia yang datang kesini





Berliner Fernsehturm, stasiun tivi sekaligus restoran di Berlin timur


Weltzeituhr (Worldtime Clock) di Alexanderplatz, Berlin


Berakhirlah perjalanan di Berlin.

Besoknya tiba di Cologne, kota kecil di sebelah barat Jerman, tapi cukup terkenal dengan jembatan dan gerejanya. Dan dari kota sanalah, kereta Thalyss ku berangkat ke Paris.
Setelah menempuh perjalan 9 jam naik Bus dari Berlin pagi, bahkan hampir telat, untung Busnya mau berhenti. Pfiuuh...
Sampailah di Kota Cologne sore hari, setelah menitipkan tas ke loker, kemudian saatnya jalan2.
Keluar dari stasiunnya, ternyata gereja yang terkenal itu udah terlihat. Banyak turis foto2 disana.
Termasuk aku yang mencari orang yang bisa buat motoin aku.








Hohenzollern Bridge yang penuh dengan gembok cinta seperti di paris :D


Rumah unikk warna warni, Martinsviertel dari kejauhan :D

Kota Cologne cukup kecil sih, jadi akunya muter2 juga pake jalan kaki aja, capek sih, tapi ya lebih hemat daripada naik subway :D
karena udah malem, jadinya saatnya cari hotel yang udah aku booking lewat internet. 
Besoknya ngelanjutin jalan2, akhirnya cuma jalan2 ke shopping centre, buat cari oleh2, ternyata ngga ada.

ternyata dapat oleh2nya malah di stasiun, lebih murah.

dan setelah membandingkan negara perancis, belgia, belanda, dan jerman, negara Jerman lah yang TOP banget, mulai dari kedisiplinannya, bahkan kejujurannya. Di perancis, belgia, mau naik subway aja harus ada mesin tiketnya biar bisa masuk ke jalur keretanya. Kalo di Belanda, pake sistem Check in dan check out. Kalo mau masuk tram/subway harus check in, kalo ngga bisa didenda kalo ada pemeriksaan, dan jangan lupa check out, karena harga transport yang kita naikin tergantung saat kita check out, kalau kita lupa check out, bisa habis itu isi kartu transportnya.

Kalo di Jerman lain lagi, mereka semua udah percaya bahwwa yang naik kereta itu punya tiket. Kesadarannya tinggi banget, dan orang-orang juga ngga ada yang nakal atau mau curang ngga beli tiket, kata temen. 

Contoh lagi saat nyebrang, di perancis nyebrang di jalanan kalo tanda lampu berjalannya belum hijau, walaupun tidak ada mobil, orang2 tetep nyebrang, termasuk aku. Giliran di Jerman, dan lampu masih merah, akunya ngga sabaran, kok ngga nyebrang aja sih, kan ngga ada mobil. Tapi temenku nyantai aja nunggu sampai lampu warna hijau. Sampe akhirnya ada gerombolan turis perancis yang bilang ke temennya pake bahasa prancis "hey, ayo nyebrang, ini kan ngga ada mobil" tapi temennya ngga bergerak, masih noleh2 ke kanan ke kiri, sedangkan orang jerman yang lain pada diem. Akhirnya turis perancis pada nyebrang, walopun masih merah, dan temennya yang lain bilang "heeyy ini kan masih meraah" tapi akhirnya dia nyebrang juga. -____-

dan aku nyebrang saat lampu bener2 ijo.

Voila ! sampai ketemu di cerita traveling selanjutnya :D

Read More
Belgia, sebuah negara kecil diantara Perancis dan Belanda. Dan Brussels sebagai ibukota Uni Eropa. Karena negaranya merupakan negara diantara dua negara beda bahasa, jadinya kalau di subway kalo denger mereka ngomong, campuran antara bahasa perancis, dan bahasa lain yang ngga ngerti itu bahasa belanda atau bukan.

Yang jelas, kalo di subway, papan petunjuknya berbahasa perancis dan bahasa belanda, ngga ada bahasa inggris, pusing kan.... Berasa serba setengah2 deh negaranya :D
Negaranya ngga seramai Paris atau amsterdam, jadi lebih berhati2 bawa barang bawaan. Dan sering banget ngeliat orang arabnya disana.

Karena setelah jalan-jalan di amsterdam menuju ke belgia nyampenya sore, jadinya ngga sempet jalan2 ke istananya disana. Apalagi pas sampe stasiunnya ternyata toko oleh2 pada tutup, jadinya ngga sempet beli oleh2 :(
Keburu malem, dan kalo udah malem, lumayan serem karena lebih sepi.
Jam 9 temen udah mau balik ke Paris, sedangkan aku lanjut ke Berlin naik Bus. Jalan-jalan ke Berlin.





Parc de Cinquetenaire



Kantor Uni Eropa
Read More
Yeey !
lumayan dapat tiket kereta muraaahhhhh,, yang biasanya Paris-Amsterdam bisa sampe 100an euro, karena ada promo Woman's days, akhirnya cuma dapat 8 euro !! Thanks Allah !!! tp hanya berlaku dari tanggal 18 - 25 maret, itupun belinya hanya di tanggal 8 maret, dan antrinyaaaaa.. ngga nguatin.. karena mumpung promo, jadinya beli deh : Paris - Amsterdam, Amsterdam - Brussels, Cologne - Paris :D

19 maret pun tiba, 
saatnya berangkat dari Gare du Nord. Kereta telat 30 menit. Masuklah ke gerbong Thalyss. Kalo ada kereta cepet namanya TGV, yg ini namanya TGH ngga kalah elite nya.. 


ROTTERDAM

Setelah perjalanan 2,5 jam, aku dan temenku memutuskan untuk mengawali jalan2 di Belanda, dari kota Rotterdam yang terkenal arsitekturnya bagus. Disana kita beli OV-chipkaart merupakan kartu transport, kalau di hitung2 jatuhnya lebih murah. Beli kartunya aja 7,5 euro, trus kita isi 20euro. Dan mulailah perjalanan kita.

Cubic House (Rumah Kubus)



Rumah Kubus (Cubic House)


Yang kebayang, barang-barang di dalam rumahnya akhirnya ditempatkan miring2. Kesulitan tinggal di rumah tersebut, untuk menempatkan barang-barangnya harus disesuaikan dengan bentuk dan luasannya. Nggak hanya tempat tinggal, tapi juga untuk kantor, hotel, rumah makan, tempat jualan souvenir, restoran, dan lain-lain.

DELFT

Setelah jalan ke rumah kubus, kita lanjut ke Delft, tempat oleh2 yang muraaah.. Dan saat kita lagi jalan, kita menemukan Museum Nusantara yang sudah ditutup akibat kekurangan dana dalam perawatan museum tersebut. Padahal senang ada museum negara kita disana, tapi sayang malah ditutup.



Museum Nusantara yang Sudah Tutup


Ruang Terbuka


Sampailah di Place, tempat terbuka yang luas dan dikelilingi oleh bangunan khas, seperti gereja, dan entah apa ini namanya.

ketika cari oleh-oleh, malah ketemu toko yang punya orang indo (setelah diceritain temen, sepertinya nikah sama orang belanda) eh syukur deh dikasih diskon, walo ngga banyak, dan dapat bonus. Dan ada lagi yang paling murah dari semua toko yang berada dekat dengan gereja.

DEN HAAG

Setelah dari Delft, kita lanjut ke Den Haag, karena hari sudah mulai malam, jadinya kita cepet2 balik. Disana kita nginep di tempat temen indo yang juga sekolah disana.

Madurodam

Besoknya, kita pergi ke Madurodam. Perjalanan kesana melewati kawasan dimana nama-nama jalannya mengambil nama daerah di Indonesia, seperti Sumatrastraat, Javastraat, Malakastraat, Madoerastraat, Soendastraat, Balistraat, etc. Dan sampailah kita di Madurodam (Miniatur Belanda)



Madurodam dari depan




Miniatur Belanda, tuh liat skala orang dengan miniaturnya :D


Eh pas mau pulang ketemu orang indo yang mau ke Madurodam juga, dan ternyata rombongan dari semarang, dan termasuk bertemu dengan Ibu Walikota Semarang.

Pasar Malam

Kebetulan sekali ada pasar malam Indonesia di Den Haag, banyak pameran tentang hasil karya tiap daerah dan makanan indonesia. Yang sangat ditunggu2 ituu untuk melepas kangen dengan Indonesia. Untuk masuknya bayar 5 euro.




Semua masakan adaa, dari masakan orang jawa, padang, sumatra, bali, dan akhirnya makanan yang aku pilih adalah Sateee ayaamm, makanan kenangan ;)

Dibandingkan Perancis, di Belanda ini emang banyak toko oriental atau toko cina yang jual makanan indo maupun bumbu2 indo yang harganya murah meriah dibanding perancis, mulai dari pecel blitar, saus indofood, tempe, indomie, kecap bango, agar2 swallow, tepung ayam indo, etc. Sekalinya ke Toko Oriental, bener2 pengen diborong semua, tapi sayang badan ngga kuat bawa,, akhirnya cuma beli tempe seharga 0,99 euro 2 biji. :s

AMSTERDAM

Sudah larut, dan kami pulang ke tempat temen untuk melanjutkan perjalanan esok hari. Besoknya sebelum ke Amsterdam kita ke Keukenhof. Oiya, karena barang yang dibawa cukup banyak, akhirnya pas sampe di stasiun kita titipin di loker, hmm.. lumayan sih harganya, 3 euro, tapi udah cukup barang aku dan temen bisa masuk, jadi bisa patungan eh urunan alias barengan deh.

Keukenheuf

Terus kita ke tourist information trus beli tiket masuk sekalian transportnya kesana 22,5 euro



Pintu Gerbang Keukenheuf


Danau Keukenheuf

Sayangnya pas kesana, masih awal musim semi jadinya belum berbunga :(
jadi berasa jalan2 di hutan aja nih, hmm..



Ini Tulip yang mekar yang ada di ruang pameran, asli kok!



Tulipe sooo beautifuulll 

Perahu yang membawa keliling ladang Tulip, karena Tulip belum bermekaran jadi belum dibuka



Disana juga ada kincir anginnya :D kesampaian juga foto di kincir angin :)
didalam bangunan kincir angin




Lahan pertanian tulipe dari atas kincir angin



Dia atas kincir angin 

Iamsterdam Sign

Iamsterdam Sign ini berada dekat dengan Rijkmuseum di Hoobemastraat.



I amsterdam :D

Keliling Kota dengan Jalan Kaki


Pasar bunga tulipe dan oleh-oleh khas Belanda



Kanalnya bersih kan...


Kapal yang melewati kanal seharga 9-10 euro



Stasiun pusat di Amsterdam


Madame Tussaud

Madame Tussaud masuknya 23 atau 25 euro gt, lupa, hehe.. tapi ngga masuk, udah keburu mau balik lagi ;D

Nah dideket situ ada toko namanya 5 euro, kebanyakan oleh-oleh harganya 5 euro, termasuk baju yang biasanya 10an euro lebih dan tas jinjing.

Oiyaaa kita ke Red Light juga loohh,, byoohhh, astagfirullah,, bener2 ky boneka barbie dehh, dan geleng2 doank liatnya.. tau kan Red Light itu apa ? semacam cewek2 yang dipajang di kaca pake baju seksi dan bisa "ditawar"  dan temen SMA ku yang jadi guide bener2 paham. Pengalaman yaaa??? wkwkwk.. oiya jangan di foto ya, bisa-bisa diamuk mereka.

Tips enak pas travelling di eropa, disaat bawa barang banyak, jadi mending titipin loker, jadi biar nyaman belanjanya. Perbekalan makanan itu penting, jadinya dari Paris, aku siapin nasi ditaruh di tupperware, beserta lauknya, dan bawa kentang goreng, karena lumayan banget tu nahan lapar. Dan Ov-chipkaart emang bener2 muraah, muter2 Rotterdam - Delft - Den Haag - Amsterdam habis 50an euro. Kalo kata temen, dulu ke 3 kota udah habis 150an euro.



DO ;
  • Tiket transportasi menuju ke Belanda murah saat musim dingin
  • Beli OV-Chipkaart di stasiun-stasiun Belanda, itu adalah kartu transportasi umum Belanda. Jatuhnya lebih murah dibanding beli satuan.
  • Bawa jaket tebal saat bepergian di awal maupun penghujung musim dingin, karena anginnya kencang sekali.
  • Ingin hemat, bisa numpang tidur di rumah teman, jika ada yang mengenal. Lebih mudah menghubungi anak PPI yang bersedia menampung.
  • Jika bawaan banyak, cukup titipkan di lemari penitipan stasiun. 

DON'T
  • Jangan datang ke Keukenheuf saat masih awal dibuka! atau awal musim semi, karena bunganya belum bermekaran
  • Saat di Red Light District, jangan ambil foto ya! Jangan ngajak ngobrol juga, bisa disuruh bayar!

Setelah dari Amsterdam perjalanan lanjut ke Belgia, ini Perjalanan Ke Belgia...
Read More

Follower