Saat ditelpon, aku ditanya kapan bisa tes medcek, saat itu akunya masih galau ama perancis, berangkat atau ngga, karena aku ngga dapat kuota. Dan saat ditelpon, aku mau menemu Prof dikampusku menanyakan solusi gimana baiknya. Akhirnya aku belum bisa memastikan ke pihak IM kapan bisa tes medcek, mengingat tesx juga butuh duit 800ribu, walaupun pada akhirnya nanti diganti. Tapi pasti aku harus ngomong dulu ke ortu gimana baiknya. Akhirnya aku mengatakan nanti akan saya konfirmasi kapan bisa tes medcek.
Setelah ketemu dengan Prof.Gi dimana pihak diknas memberi kesempatan untuk berangkat juga walau dengan biaya terbatas. Saat itu tambah bingung apa yang harus aku lakukan. Akhirnya belum bisa memastikan ke pihak IM, karena waktu itu dikejar bimbingan thesis juga. Yah yah, waktuku bener-bener kurang banget hari itu. Sampe malem hari baru bisa cerita ke bapak.
Dan bapak malah memilih aku untuk nerusin ngurus proses keberangkatan ke perancis. Padahal ini kan belum jelas :-(
Hoff... galau lah dua hari itu, kalau aku lepasin IM, dan yang perancis aku ngga berangkat, betapa menyesal kuadrat akunya. Bingung, bingung, bingung. Belum ikhlas lah ya mau ngelepasin IM, karena aku belum ikut tes selanjutnya. Kali aja ngga lolos. Tapi, yawuda deh aku ngikut ortu aja.
Besoknya disaat sibuk-sibuk mau kekampus, ngurus ini itu, pihak IM telpon. Dan saat itu aku memutuskan untuk mengundurkan diri untuk tes tahap selanjutnya.
Oh God.... sedih ya sediihh.. itu pengenku sejak 2 tahun lalu, dan 2 tahun kemudian terwujud, tapi aku ngga ngambil kesempatan itu. Tapi, apa jadinya kalau aku ngga ikut apa kata ortu. Hmmppff.. bisa marah kali bapak...
Yawuda, cuma bisa berdoa, semoga anak-anak negeri bisa jauh berprestasi diajar oleh PM yang lain. amin..
0 comments
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan memberi komentar.