Menurut
Djojodipuro (1992:107), dalam pengembangan teori lokasi, Isard menggunakan
peralatan ekonomi seperti kurva isokuan, garis perbandingan harga dan kurva
biaya. Analisa keseimbangan lokasi industri Isard memiliki dua asumsi yaitu
pertama adalah bahwa aktivitas produksi industri yang bersangkutan tidak
mempengaruhi variabel lokasi, seperti harga satuan angkutan, harga bahan
mentah, penyebaran konsumen dan penghematan ekstern yang dibawakan oleh gejala
aglomerasi; sedangkan asumsi kedua adalah bahwa tingkah laku industri yang
bersangkutan tidak mengundang balasan dari pihak saingannya. Lokasi industri
yang bersifat immobile tentu akan berlokasi yang dekat dengan bahan mentah,
sedangkan apabila lokasi industri bersifat mobile maka perlu dilakukan
pemecahan dalam penentuan lokasi industri tersebut.
Pada teori ini,
diasumsikan bahwa sumber bahan mentah tidak hanya pada satu lokasi tetapi di
banyak lokasi, misalnya bahan mentah 1 (B1) dan bahan mentah 2 (B2). Apabila
industri bersifat immobile, maka industri berlokasi di B2. Akan tetapi, bila
industri bersifat mobile maka lokasi industri bisa ditentukan dengan menggunakan
kurva transformasi jarak dari daerah konsentrasi konsumen (K) ke B1. Bentuk
kurva tersebut dipengaruhi oleh jarak antara titik lokasi satu dengan yang
lainnya.
Gambar 5. Keseimbangan Lokasi; Garis Transformasi Putus-Putus
Garis
transformasi SHJT bersama price-ratio line AD menentukan keseimbangan
lokasi parsial industri (perusahaan) di titik J. Keseimbangan yang ditunjukkan
oleh J dapat diterima (valid) karena melalui titik ini terdapat sarana
angkutan ke B1, B2, dan K, selain itu titik J merupakan titik menyentuh price-ratio
line. Keseimbangan tersebut juga menentukan jarak optimum dari kedua lokasi
bahan mentah dengan jarak dari K diasumsikan konstan (sehingga tidak digambar).
Keseimbangan lokasi yang dicari baru diketemukan bila
ketiga keseimbangan lokasi parsial ini berimpit dalam satu titik yang disebut full
equilibrium. Bila variabel jarak yang harus dipertimbangkan untuk
menentukan lokasi semakin banyak, maka untuk menemukan full equilibrium,
semakin banyak pula penentuan keseimbangan parsial. Dengan kata lain, untuk n
jarak diperlukan ½ n (n-1) keseimbangan lokasi parsial untuk menemukan full
equilibrium.
0 comments
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan memberi komentar.