Perkuliahan di tata kota (planologi) mengharuskan mahasiswanya melakukan studi di luar kota, seperti yang aku rasakan. Di Fakultasku, jurusanku lah yang paling terkenal suka ‘jalan-jalan’ alias ‘survey’! jurusan lain sih menganggap itu enak banget bisa jalan-jalan. Enak sih enak, tapiiii... ngeluarin duit lumayan banyak buat survey dan laporan. Laporan juga ngga nanggung-nanggung, padahal udah disingkat masih aja tuebel banget. Bisa sampai 400an lembar tuh.
Kalian kalau pilih kuliah di perencanaan wilayah kota (PWK) harus siap-siap mengeluarkan uang buat beli kertas, printer yang 'tangguh' dan kopi buat melekan. Haha. Pastinya laptop dengan spek tinggi untuk software pemetaan seperti AutoCAD dan ArcGIS.
Pengalaman sih kalau pas membuat peta dengan software itu berat, file juga besar apalagi ArcGIS. Belum lagi kalau ada mata kuliah Perancangan Kota yang harus membuat desain 3D bangunan-bangunan.
Bahkan kami harus prin peta di kertas A0 terus petanya diwarna sesuai legendanya secara manual biar murah. Mewarnainya bisa bermalam-malam.
Studio paling epik haha ngga tau sekarang masih gini gak |
Aku sekarang mikir, kenapa sih dulu itu prin kertas sampai ratusan lembar. Databasenya yang banyak sebenarnya. Coba dulu aku buat lebih hemat gitu. Entah font dikecilin, jarak agak dimepetin. Padahal prin kertas sebanyak itu bukan bagian dari pelestarian lingkungan mungkin bisa diringkas ya tulisannya bahkan sebenarnya yang penting itu analisisnya.
Itu dulu yaa.. nggak tahu sih kalau sekarang. Harusnya sih sekarang udah lebih aware sih sama lingkungan apalagi perubahan iklim semakin kerasa.
Nggak cuma siapkan uang untuk beli kertas dan printer, kalian juga siapkan uang untuk survey karena survey itu butuh uang cukup banyak ya meskinya patungan sih.
Rencana finansial memang penting banget.
Survey pertama sih di malang-malang aja (waktu itu studio permukiman kota atau APPK).
Satu kelas dibagi menjadi beberapa sektor itu. Nanti setiap sektor melakukan survey sesuai yang sudah didata.
Aku dan teman-teman melakukan survey satu kelurahan sesuai sektornya masing-masing.
Seperti sektor perumahan tugasnya mendata rumah-rumah, kepemilikan, jarak antar rumah, dll.
Sektor jaringan jalan tugasnya mendata jenis jaringan jalan, status jalan, lebar jalan, trafik lalu lintas, fasilitas jaringan jalan, dll.
Sektor air bersih tugasnya mendata sumber air bersih, jumlah penduduk yang pakai air pdam, air sumur, dll.
Sektor persampahan dan sanitasi yang mendata tentang jalur petugas persampahan, lokasi TPS, lokasi TPA, proses pengolahan sampah, dll. Dan aku dapat sektor persampahan. Sampai sekarang sampah tuh kayak ngga lepas dari blog ini, seperti food waste, limbah minyak jelantah.
Survey sampah. Bauuu |
Sektor drainase mendata tentang jenis drainase, lebar drainase, debit air hujan, dll. Sektor drainasr ini terkenal paling susah karena harus tergantung pada alam. Saat hujan, kelompok sektor ini harus survey ke drainase.
Di akhir semester, setiap perwakilan sektor akan persentasi di depan para perwakilan perangkat desa.
Lucu banget pas persentasi ini pas giliranku yang waktu itu juga jadi koordinator studio. Alu ngantuk banget. Pas aku persentasi aku menjelaskan sambil ngantuk. Haha. Aku nggak begitu sadar karena aku merasa mataku sudah 5 watt. Pas menjelaskan pin mungkin kayak orang ngigau. Wong sampe dosenku bilang "presenternya ngantuk." Wkwk
Survey kedua untuk mata kuliah Perencanaan Desa Terpadu di desa terpencil di kabupaten Malang yang notabenenya jauh dari pusat kota dan di bawah kaki gunung.
Namanya desa Ngajum. Ini enak banget survey di sini. Udara dingin, sejuk, segar. Pemandangan oke. Tenang banget. Dikasih makan enak-enak sama yang punya rumah. Kita tinggalnya di rumah penduduk. Tapi ya itu... sampai dikira ibuku mau ikut pesugihan. Hahaha.
Survey ketiga untuk Studio Perencanaan Desa di desa kabupaten Pasuruan. Survey di desa dengan cuaca yang panas. Makanannya juga enak-enak. Makanan pesisir gitu. Yang disurvey terkait sektor yang mendukung perekonomian desa seperti pertanian, perkebunan, perikanan tapi di desa itu aja. Hampor mirip dengan perencaan desa terpadu aebelumnya.
Survey Desa naik kapal mau lihat tambak |
Survey keempat dan kelima untuk mata kuliah Studio Perencanaan Kota dan Studio Transportasi di kota Madiun. Aku lupa-lupa ingat pas studio ini tuh pas puasa ramadhan apa ya? Mungkin temen2 PWK 06 bisa komen di bawah ya. Cuaca panas tapi kotanya nggak ramai dan sepi.
Di sini kita survey dua studio sekaligus. Aku inget kami sewa tempat menginap di Madiun di mess pabrik gula Rejoagung. Satu kamar luas diisi orang 15an. Udah kayak di pepes gitu. Haha.
Yang kami survey terkait dengan perdagangan jasa, perumahan, permukiman, pendidikan, perkantoran, fasilitas kesehatan, ruang terbuka hijau, dan infrastruktur.
Sedangkan survey transportasi khusus jaringan jalan, terminal, stasiun, trafik kendaraan. Dari trafik dan lebar jalan bisa diketahui apakah jalan tersebut perlu diperlebar atau nggak. Sayangnya, kenyataannya tergantung politik aja. Hehe.
Survey keenam untuk mata kuliah Studio Perancangan Kota di kota Jogja. Ini juga seneng banget soalnya survey di kota yang didamba-damba para mahasiswa untuk menuntut ilmu. Malioboronya yang terkenal. Sungai Code yang sangat khas. Bahkan Jogokariyan yang terkenal dengan lagunya. MasyaAllah.
Yang disurvey sih udah lebih detail dan hanya di ruas tertentu, seperti tinggi bangunan, lebar bangunan, lebar jalan, pepohonan, reklame, telekomunikasi, listrik, air bersih, pokoknya yang ada di ruas itu. Nanti hasilnya bikin rencana bangunan dan lingkungan dalam bentuk 3D.
Kelompokku survey jalan di Yogya |
Paling bikin gedek-gedek kepala. Kami dari Malang ke Yogya naik motor lewat jalur selatan ramai-ramai. Aku malah minta naik motor sendiri. Ya Allah kok bisa seberani itu. Akhirnya bukan aku sih yang gonceng. Beberapa teman yang lain naik bus dan motor dinaikkan truk. Sementara yang lain naik motor sendiri karena nggak muat truknya.
Survey ketujuh dan yang terakhir untuk mata kuliah Studio Perencanaan Wilayah di Gresik. Survey ini paling 'soroh' karena panas banget ya di daerah pesisir. Capek juga karena jarak tempat menginap ke tempat survey cukup jauh. Dan kami aurvey nya ke tempat UMKM gitu. Kalo wilayah udah lebih ke perekonomian yang mendukung wilayah yang disurvey.
Gresik banyak industri jadi cuma foto2 aja |
Kami harus keliling kabupaten Gresik yang luas. Kalau studio sebelumnya kan lingkupnya kecil hanya di ruas jalan tertentu atau kelurahan tertentu. Kalau studio wilayah lingkupnya lebih luas jadi 1 kelompok dapat 1 kabupaten.
Nah karena udah pernah di survey, akhirnya skripsiku nyantol di Gresik, tepatnya di kecamatan Driyorejo. Salah satu sobat dan perjuanganku ngambil di Ujungpangkah, Gresik.
Ni pengalaman waktu di pesisir Ujungpangkah. Kita berdua ditemani pemilik perahu dan mbak Rosa sebagai pemilik tempat tinggal. Kita pergi ke tanah oloran di paling ujungnya Ujungpangkah. Padahal warga ujungpangkah sendiri jarang sekali yang pergi kesana. Oiya, pengertian tanah oloran adalah tanah yang terbentuk dari sedimentasi yang ada di muara sungai. Selebihnya gitu deh pengertiannya.
Sekian ya cerita pengalaman survey jadi mahasiswa PWK. Sebenarnya seru banget sih jalan-jalan mulu. Secara ya masih mahasiswa masih doyan jalan-jalan. Ada yang tertarik kuliah di PWK? Atau ada yang bingung jurusan PWK kerjanya apa? Kalau itu dibahas nanti aja deh ya.
Wow
BalasHapus